14

1.2K 174 15
                                    

Helaan napas lega terdengar dari semua siswa dan siswi ketika bel istirahat berdering itu artinya mereka akan sedikit terbebas dari pusingnya pelajaran hari ini.

Dan sudah bisa dipastikan kantin akan menjadi sasaran mereka semua, kantin itu bagaikan surganya para siswa dan siswi setelah berpusing ria dengan pelajaran mereka bisa mengistirahatkan otak mereka sejenak sebelum kembali bergelut dengan pelajaran.

Sama seperti yang dilakukan oleh semua siswa dan siswi, keempat siswa ini juga turut meramaikan kantin.

"Sebentar ini ada yang kurang," ucap Jay setelah duduk dikursi kantin.

"Kurang? Apanya?" tanya Jake keheranan dengan Jay.

"Sunoo, Jungwon, Jake, Sungㅡ Eh? Sunghoon Haruto mereka berdua kemana?"

Jake berdecak pelan, "Apa kau lupa kemarin malam Sunghoon memberitahu pada kita berdua kalau dia akan pergi ke Jepang karena ada urusan mendadak."

"Ah iya aku ingat, kalau Haruto? Dia kemana?" tanya Jay memfokuskan pandangannya pada Jungwon dan Sunoo.

"Kemarin malam kalau tidak salah Haruto juga izin pada kami akan pergi ke Jepang ada urusan yang harus diselesaikan disana," jawab Jungwon mengingat-ingat lagi.

"Kemarin malam? Jepang? Urusan? Ada apa dengan mereka berdua? Kenapa bisa berbarengan seperti itu?" tanya Jay yang heran.

Entah apa yang Sunoo pikirkan, dia terus melamun tidak mengeluarkan sepatah kata ataupun suara setelah mendengar bahwa Sunghoon pergi ke Jepang kemarin malam.

"Kak Hoon dan Haruto..? Apa urusannya sepenting itu?"

"Noo,"

"Sunoo"

"Kim Sunoo?" Jungwon melambaikan sebelah tangannya tepat dihadapan Sunoo membuat Sunoo tersadar dari lamunannya.

"Iya Won ada apa?"

"Melamunkan apa?" tanya Jungwon to the point.

"Aku? Melamun? Tidak, aku tidak melamun" elak Sunoo.

"Ya aku tidak tahu pasti kau melamun atau tidak, tapi apa kau tidak mau memesan makanan?"

Sunoo berpikir sejenak kemudian mengambil alih buku menu dari tangan Jungwon, "Aku pesan tteokbokki pedas dan milktea."

Jungwon mengangguk kemudian memanggil pelayan kantin untuk mengambil buku menunya dan memesankan pesanan mereka.

Jangan heran kenapa di sekolah mereka ada pelayan, kantinnya saja sudah seperti restoran ternama.













































Haruto tersenyum bangga ketika pelurunya melesat tepat sasaran dan tidak meleset sedikitpun dari perkiraan Haruto. Dengan perlahan dan smirk yang menghiasi wajah tampannya, Haruto berjalan menuju orang yang baru saja terkena peluru dari dirinya.

Tangannya mengangkat paksa dagu milik orang itu supaya matanya dapat menatap mata Haruto.

"Kau salah besar jika ingin bermain-main dengan Watanabe Haruto," ucap Haruto penuh penekanan disetiap katanya.

Semakin kencang Haruto mencengkeram dagu pria tersebut semakin kencang juga erangan yang keluar dari mulut pria tersebut.

"Ah aku suka ketika seseorang berteriak kesakitan karena diriku sendiri," smirk yang ada diwajahnya tentu saja membuat Haruto seperti seorang mafia.

"Tolong lepaskan aku," ucap pria tersebut memohon.

"Apa? Melepaskanmu? Sayang sekali aku tidak akan pernah melepaskan seseorang sampai dia berakhir ditanganku. Jadi maaf kau tidak bisa ku lepaskan," ucap Haruto dengan raut wajah seolah-olah ikut berduka karena pria dihadapannya itu tidak bisa pulang.

badboy || JakenooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang