yang malam mingguan tapi gak malam mingguan dan jomblo, daripada jombol mending baca cerita garing gue. bismillah episode satu. happy reading.
● ● ●
Kabar putusnya Mark dengan Naeun mengguncangkan isi kantor dan juga ʰᵃᵗⁱᵏᵘ
Hal itu disebabkan karena aku sudah mengaguminya sejak kami duduk di Sekolah Dasar
░b░a░y░a░n░g░i░n░
Mark selalu sempurna di setiap kesempatan, tapi banyak hal yang membuatku dan dia tidak bisa bersama, karena, bentar
ini mark
ganteng,
ini aku
ini mantannya.
Aku amat sangat merasa
1. Nggak cocok.
Udah nyoba segala jenis tarot dan ngunjungin zodiak reader tapi tetep, "Leo sama Aquarius nggak cocok, Leo cocoknya sama Aries, Sagitarius atau Gemini,"
Kalau nggak cocok bilangnya musyrik kalau cocok bilangnya jodoh.
Masalah lain, Mark cerdas dalam segala bidang. Aku tahu karena aku teman SMAnya. Dia sempurna di bidang olahraga, ekstrakurikuler, serta akademik, maka dari itu dia pernah iseng buka jasa joki tugas waktu itu.
Aku nggak tahu ini pekerjaan yang mulia atau nggak, yang pasti bukan karena nggak punya duit dia kayak gitu melainkan gabut, katanya.
"Kemarin ada yang minta pake jasa joki tugas gua," ucap Mark suatu hari kepada kawannya.
"Wah bagus, lu terima?"
"Nggak sih,"
"Kenapa? Susah?"
"Joki tugas Bahasa Arab gua kan Kristen,"
2. Beda Keyakinan.
Iya, alasan kedua adalah perbedaan keyakinan. Aku yakin mau, dia yakin nggak mau. Ya kan gue kira pacar gue non muslim taunya non exist.
Alasan ketiga adalah,
"Feb, Erik nggak masuk, saya tugasin kamu buat nerima barang nanti siang ya, habis itu laporannya kirim ke surel saya, saya masih ada persentasi," kata Mark berbicara ketika dirinya masuk ke dalam kantor staff.
"Baik, Pak."
3. Dia kepala divisi sedangkan aku karyawan biasa yang sebentar lagi kontraknya mau habis.
Dunia ini misterius tapi aku selalu punya kesempatan tahu kabar Mark. Meskipun aku nggak begitu yakin apa dia ingat kalau aku ini teman SDnya yang merangkap teman SMPnya dan juga teman SMAnya?
Mungkin dia cuma tahu kalau aku sebagai staff di kantor ini.
Bagiku, bertemu Mark kembali di kota berpenduduk 1,8 juta dan memiliki 200.000 gedung perkantoran, tentu hanya bisa dijelaskan dengan satu kata, Takdir.
Mantep nggak tuh? Kayak 500 Days Of Summer, tapi nggak mau juga sih, ntar akhirnya nggak jadi. 🙏
Naeun merupakan sekretaris direktur sekaligus kekasih Mark—pada jamannya. Kita semua tahu kalau mereka sudah mengakhiri hubungan keduanya dan hal itu menjadi perbincangan para karyawan di tengah jam makan siang.
"Kayaknya ini langkah awal," ujarku mantep.
Koeun berdecak, "yaelah Feb, udah deh, kalau nggak bisa ngambil hatinya, ambil aja hikmahnya,"
"YE LO URUSIN AJA HUBUNGAN LO SAMA PAK DO-"
"FEEEEEB!" Bang Ten memanggil namaku, katanya,
"Si Lucas tuh minjem pc lu mau nyalin hasil tender, passwordnya apa?"
Mau aku teriakin tapi mana mungkin wong passwordnya aja M_a_R_k_ gitu. Dengan malas, aku bergegas menuju ruangan dan menemukan Lucas yang masih di mejaku.
"Minggir," kubilang, sambil segera mengambil alih tempatnya dan memasukan password ke dalamnya.
"Ditinggal bentar ke kunci,"
"Udah tuh, nggak usah protes,"
"Cakep, thanks!" kata Lucas. "Nggak istirahat lu?"
"Ini lagi, lo ganggu, udah ah gue ke kantin lagi ye, jangan buka yang lain!"
"Iye iye."
Aku kembali ke tempat semula, namun langkahku karena menemukan Mark yang tengah berdiri diantara jendela kaca lantai dua.
Aku memperlambat langkahku, bingung, antara samperin atau nggak. Sampai ngelipet-lipet jari ngitungin sampe sepuluh tapi tau-tau udah di belakangnya aja.
"Nggak istirahat, Pak?" tanyaku.
Mark noleh ke belakang terus senyum simpul,
"Sebentar lagi paling,"
"Sebentar lagi waktunya habis, Pak." Terus dia ketawa.
"Santai kali, Feb, ah,"
"Masih lingkungan kantor," jawabku. Mark masih tersenyum namun kali ini disertai anggukan. Ditannganya, nggak sengaja aku lihat sebuah foto polaroid yang aku yakini adalah Naeun. Naeun dengan pria lain.
"Jangan banyak dipikirin lah, kalau jodoh kan pasti nggak akan kemana?"
DISINI AJA JODOH LO NGGAK KEMANA-MANA INI LAGI BEDIRI DI SAMPING.
Mark mengangguk, "I know right, tapi ...,"
"Mark, yang sayang sama lo tuh banyak, yang suka sama lo tuh banyak, yang peduli sama lo tuh banyak ...," aku menggantung pernyataanku.
" ... and count me in,"
bismillah unpublish lah bentar lagi juga, gue ramal, lo siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓.) Mark, Someone Who Always On My Mind
Fanfiction𝗦𝗨𝗠𝗠𝗔𝗥𝗬 : Bekerja di satu perusahaan dengan seseorang yang aku dambakan sejak 12 tahun yang lalu adalah sebuah privillege hidup yang mungkin nggak bisa orang lain dapatkan, namun pada akhirnya takdir yang terdengar mulus itu justru membawaku...