10

613 98 22
                                    

Typo!!


Nungguin yaa~ 😆😆
Cus lah langsung baca aja, makin sayang kalo pada sabar nungguin ifa update. 😘😘

















Ae terlihat gelisah di tempatnya, dia tidak menyangka jika Saint tidak seperti yg ia harapkan. Sudah lebih dari 2 minggu Saint tidak lagi menghubunginya, sejak Ice mengatakan jika Saint menemuinya di tempat tinggalnya sekarang. Ae berpikir, apakah Saint benar-benar kembali pada Ice?! Dan membuangnya begitu saja?!
Ae gusar, dan tanpa dia sadari emosinya jadi tidak terkendali. Padahal biasanya dia tidak begitu peduli dengan urusan Saint. Bahkan dia juga sudah sering melihat Saint berhubungan sex dengan wanita atau pria tepat di depan matanya.

"Kenapa tidak memastikan saja apa yg sedang kau khawatirkan phi..?!" tanya Nine, saat melihat Ae terus mendesis kesal.

Nine meletakkan secangkir kopi di depan Ae, lalu duduk di depannya. Ae tidak menjawab ucapan Nine, dia hanya mengepulkan asap dari mulutnya untuk meredakan sedikit pikiran negatifnya tentang Saint.

Sementara itu~, Saint kini bersama dengan Ice. Dia menatap tajam Ice yang terlihat sedang mengabaikannya.

"Aku hampir gila karena menuruti ucapanmu." desis Saint akhirnya setelah kediaman yg cukup lama di antara di dan Ice.

"Bersabarlah, aku yakin jika dia sendiri yg akan datang padamu." Ice menegakkan duduknya, menopang dagu dengan kedua tangannya yg bertautan.

"Jika itu tidak terjadi, aku akan meledakkan kepalamu sendiri dengan tanganku."  ancam Saint, tapi Ice hanya tertawa mendengar ucapan Saint.

"Aku sudah pernah mati sebelumnya, sejak orang-orang suruhan ayahmu melenyapkan keluargaku." Ice memaksakan senyumannya.

"Aku menyesal akan hal itu." lirih Saint, dengan wajah tertunduk.

"Penyesalanmu tidak akan membuat orang tuaku kembali hidup. Tapi kau bisa menebusnya, dengan menyetujui permintaan Ae, sebelum ayahmu juga melenyapkan orang terkasihnya. Dan dia akan membalas perbuatan ayahmu padamu nantinya!!"

"Kau pikir aku bodoh?! Aku tidak akan membunuh ayahku sendiri hanya demi orang asing!"

Ice mengangguk saja, dia tak berkomentar lagi. Sejauh ini, dia sudah berusaha untuk membuat Ae menyadari perasaannya dan juga membantunya agar Saint mau menyetujui pembantaian itu nantinya. Tapi sepertinya Saint cukup keras kepala dan sangat percaya pada ayahnya.

"Kalau begitu.. sampai jumpa lagi, saat kau berubah pikiran. Dan akan ku katakan pada Ae jika kau sudah menemukan penggantinya. Ku pikir Ae tidak terlalu peduli dengan hal itu." Ice menertawakan Saint, sebelum dia pergi meninggalkan Saint sendiri di bar miliknya.

"Sialan!" umpat Saint, lalu meneguk minuman di depannya hingga habis.

-

-

"Seharusnya aku tidak mendengarkan saran Ice dari awal, untuk menghindari Ae." gerutu Saint.

Dia terlihat kesal saat memasuki mansionnya, dan tidak menyadari jika seseorang telah menunggunya di ruang tengah. Saint terus saja berjalan menuju mini bar di rumahnya, dan mengambil sebotol wiski dari sana.

Ae masih memperhatikan Saint yg terlihat frustasi, dari tempatnya duduk, dia tersenyum simpul melihat keadaan Saint saat ini. Ternyata masih sama dengan biasanya. Ae masih menjadi penghuni tetap dalam benak Saint. Dan tidak perlu ada yg di khawatirkan tentang itu.

Ae menyandarkan kepalanya dengan matanya yg terpejam, beberapa hari ini dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, hanya karena pikiran bodohnya. Dia pikir Saint akan membocorkan rahasianya pada tuan Thanit. Tapi sepertinya hal itu tidak mungkin terjadi, karena Saint begitu membutuhkannya.

DoMiNaN't (PSP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang