06

740 120 20
                                    

Typo!!




















"Aku bukan kau yg mengemis cinta seorang Saint!!" desis Ae, di telinga Ice.

Ae melepaskan tangan Ice, dan Ice memukul lantai dua kali tanda dia menyerah. Dan suarah riuh itu kembali terdengar.
Ice beranjak seraya memegangi tangan kanannya yg patah.

"Aku ingin bicara, tapi tidak di sini." ujar Ae pada Ice, lalu keluar dari arena pertarungan itu mendahului Ice.

Sesuai janji, keduanya bertemu di luar dan kini tangan Ice sudah berbalut dengan perban.
Tak ada tempat yg aman selain cafe milik bibi Mook, dan tentunya Ae membawa Ice kesana untuk menjelaskan apa yg dia inginkan pada pria itu.

"Aku punya pekerjaan untukmu." ujar Ae tanpa basa basi.

"Aku tidak mungkin bisa bekerja dengan ke adaan seperti ini." balas Ice seraya menunjuk tangan kanannya.

Ae menyeringai menatap Ice, ia mendekatkan sedikit dirinya pada Ice, "Gunakan otakmu!!" sarkasnya, lalu kembali duduk bersandar pada kursinya.

Ice tertawa, hanya sedikit orang yg tau kelebihan pria itu. Dan Ae adalah salah satunya. "Apa yg kau inginkan?!" tanya Ice, dan kini mimik wajahnya berubah lebih serius dari sebelumnya.

Ae menjelaskan apa maksudnya dan apa yg ingin Ice lakukan untuknya.
Ice mendengarkan dengan seksama, dia sama sekali tak menyela apa yg Ae katakan dan mencerna dengan baik setiap ucapan Ae.
Ice hanya tak menyangka jika orang seperti Ae bisa menyusun semua strategi itu dengan detail dan meyakinkan dirinya jika apa yg Ae ucapkan akan tepat sasaran.

"Apa kau setuju?!" tanya Ae setelah selesai dengan penjelasannya.

"Kau membuatku sebagai umpan?!" Ice berkata dengan mimik wajah yg di buat-buat seperti anak yg terbuang.

"Bisa di bilang begitu." jawab Ae dengan santainya.

"Kejam!!" Ice mempoutkan bibirnya.

"Menjijikkan!!" Ae melempar sisa putung rokoknya pada Ice.

"Oke, lalu apa yg aku da_"

"Aku tau di mana kakak perempuanmu." potong Ae, dan seketika wajah Ice kembali terlihat serius. "Aku akan membawanya kembali padamu, itu imbalan yg kau dapatkan. Atau kau ingin yg lain?!"

"Saint!!" jawan Ice, menatap lekat Ae.

Senyum tersungging di sudut bibir Ae, mendengar ke inginan Ice. "Hahh… Aku tidak bisa menjamin itu.. Kemungkinan yg kita miliki hanya 0,02 persen."

Mendengar ucapan Ae, Ice terkekeh dan mengatakan sesuatu yg membuat Ae menegang seketika.

"Apa kau mulai menyukainya tuan Intoucth?!"

Ucapan Ice yg sukses membungkam Ae, hanya dalam beberapa detik.
Dan Ae kembali dengan expresinya yg dingin.
Ae menyulut kembali rokoknya, dan menyerahkan sejumblah uang yg ia dapatkan tadi.

"Untukmu, trimakasih telah menerima tantanganku hari ini." ujar Ae,

"Tanks!!"  Ice mengambilnya dan memasukkanya ke dalam kantung jaketnya.

"Aku akan menghubungimu lagi nanti, sebelum itu sembuhkan dulu lenganmu." Tunjuk Ae pada lengan Ice, dengan dagunya.

"Jika kau benar-benar tidak menginginkannya, maka jangan memberikan harapan padanya Ae. Kau tau seperti apa dia, dia akan melakukan apapun untuk memenuhi ambisinya." Ice pergi meninggalkan Ae setelah mengatakan hal itu.

DoMiNaN't (PSP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang