24

73 8 5
                                    

Semua orang sudah terlihat sibuk membuat banyak paket berisi kebutuhan sehari-hari. Bahkan diantara mereka ada yang terlihat sibuk memasukkan beberapa lembar uang tunai ke dalam banyak Amplop yang tersedia.

Sehun dan Chanyeol hanya melihat pemandangan itu dari kejauhan.

"Apakah semuanya sudah lengkap?" Tanya Sehun tiba-tiba.

"Sebagian sudah. Sisanya akan menyusul"

"Semuanya aku serahkan padamu Chanyeol"

Mendengar kalimat itu dari Sehun, Chanyeol hanya terdiam. Ia sama sekali tidak tahu harus mengatakan apa. Perasaannya begitu bercampur aduk. Kini ia kembali melangkahkan kakinya membawa Sehun yang masih duduk di atas kursi roda pergi menuju kamarnya. Sepanjang jalan Chanyeol hanya terus melamun. Sesampainya di kamar, Chanyeol segera mengangkat dan membaringkan tubuh Sehun di atas ranjang.

"Kau bisa pulang. Aku ingin beristirahat"

"Iya, aku akan pulang nanti" Decih Chanyeol yang kini baru saja menarik selimut menutupi tubuh Sehun.

Dengan perlahan Sehun pun memejamkan kedua matanya. Melihat itu, Chanyeol hanya terlihat menghela nafas panjang. Bukannya pergi, ia justru terlihat mendudukkan tubuhnya di atas kursi yang berada di sisi ranjang. Kini ia terus memandangi Sehun yang tengah terpejam.

"Mana mungkin aku meninggalkanmu? Aku bahkan tidak tenang setelah mendengar semua kalimat yang telah kau katakan padaku. Apa yang harus aku katakan nanti kepada Luhan?"

Chanyeol terlihat kembali menghela nafas, menyerukkan wajahnya ke atas ranjang yang Sehun tempati sambil mengacak surai rambutnya. Hal ini sungguh membuatnya bingung. Mengapa ia selalu saja berada dalam posisi sulit seperti ini? Menurutnya semua hal sangat begitu sulit berjalan dengan baik.

Menyesali semua hal yang telah terjadi memang tidak akan berguna, namun Chanyeol hanya merasa kecewa karena ia tidak pernah menyadari dan mengetahui lebih awal jika Sehun telah mengalami banyak hal sulit, dan ia tidak dapat membantunya. Itulah satu-satunya hal yang paling ia sesali.

Ditengah lamunannya, Chanyeol pun mengeluarkan ponsel miliknya. Ia tengah berpikir, apakah ia harus memberitahukan keadaan Sehun kepada Luhan. Pikirannya kini bimbang.

"Aku sudah menghubungi Sehun. Dia baik-baik saja, sekarang ia tidak bisa pulang karena masih ada hal yang perlu ia urus. Dia baru saja pulang ke rumahku, dan kini ia sudah tidur. Kau tidak perlu khawatir"

Setelah mengetik kalimat itu pada ponselnya, ia pun segera mengirimkan pesan itu kepada Luhan. Sebenarnya ia sangat ragu dan tidak ingin mengirim pesan yang berisi kebohongan itu kepada Luhan, namun ia tetap saja mengirimkannya.

.......................

Pagi ini semua paket yang diinginkan oleh Sehun sudah siap. Hari ini juga semua paket berisi makanan pokok itu akan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Bukan hanya puluhan, tapi ratusan paket makanan pokok beserta uang tunai yang tidak sedikit. Belum lagi Sehun menyiapkan uang yang lain untuk para karyawan yang bekerja padanya.

Chanyeol yang kini sedang memantau kegiatan itu dari jauh hanya terlihat terdiam. Semua permintaan Sehun itu kini menjadi tanggung jawabnya sekarang.

"Pastikan semua sampai tepat waktu, jika telah selesai segera berikan laporkannya padaku"

Pria yang kini ada di hadapan Chanyeol hanya membungkuk sopan setelah mendengar kalimat itu darinya. Tidak lama ia pun bergagas pergi, sedangkan Chanyeol kembali berjalan menuju kamar. Ia memutuskan untuk tidak pulang semalam, dan masih setia menemani Sehun.

Dari kejauhan Sanha terlihat berjalan membawa sebuah nampan berisi sarapan pagi, sepertinya itu untuk Sehun. Chanyeol pun sedikit mempercepat langkah kakinya mendekati pria itu.

Beautiful Pain [HunHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang