.
.
Runtuhan bebatuan yang menghalangi pintu masuk sudah terbuka lebar-lebar, menggagalkan aksi wanita jahat itu yang kini kedua pergelangan tangan dan kakinya telah diberi sihir jerat. Ya, para disipliner dan teman-temanku datang tepat waktu.
Ayahku juga di sini, ia khawatir dan bertanya tentang kondisiku. Namun saat aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja, ia pamit untuk mengurus semuanya di kementerian. Tidak, bukannya ia tidak peduli padaku. Menurutnya, ayah Avior dan ayah Arctur juga datang, mereka yang akan memberiku perawatan sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan. Oh, ayolah. Padahal aku tidak apa-apa. Seharusnya mereka mengurusi para penduduk yang dibekukan saja daripada aku.
"Benar-benar sihir replika, eh?" tanya Wiles menyiku lenganku yang baru saja dipasang penyangga karena patah tulang.
"Terima kasih," ucapku pada ayah Arctur dan asistennya yang pamit tersenyum ramah. Mungkin mereka pergi untuk memeriksa segala kekacauan yang berurusan dengan medis termasuk Eris dan ibunya. Oh ya, aku sudah berada di rumah batu berlambang alpha sekarang. Teman-temanku tampak sibuk membereskan barangbawaan dan memasukkannya ke dalam ransel.
Corvius menatapku dengan mata menyipit. "Ya, ampun. Bahumu terkilir? Tulangmu patah? Retak? Biar kubantu membereskan barang," ucapnya, dan kutahu ia sedang menyindir. "Sudah kubilang jangan bertindak sendirian."
"Bagaimana para Disipliner bisa datang kemari? Adakah yang memanggil mereka?" tanyaku penasaran.
"Beruntunglah kau," ucapnya, sementara aku tak mengerti. "Ada seekor burung hantu yang dipelihara oleh nyonya Merie, dan Helios segera mengirimi surat untuk ayahnya."
"Oh, ya?"
"Ya. Kami juga sudah melihat tentang permasalahan saluran air. Terakota di luar rumah nyonya Merie pecah dan ... kau benar. Memang ularlah yang menjadi penyebab air-air tidak mengalir. Di rumah berlambang lambda, di sana ada ... seekor katak dan beberapa hewan kecil yang membeku sehingga menyumbat aliran air ke rumah-rumah setelahnya."
"Mungkin kataknya masuk saat mengetahui ada lubang di terakota yang pecah," pikirku.
"Ya, lalu si katak bertemu ular. Mungkin," angguk Wiles. "Tidak ada ular yang bersarang di terakota, sepertinya mereka bolak-balik pergi ke dalam gua saat tidak ada manusia yang melihat. Oh, menyeramkan."
"Mereka hidup normal sebagai ular, namun ya ... memang kutukan yang diberikan oleh wanita jahat itulah yang membuat ibu Eris menjadi sarangnya," ucapku. "Bagaimana dengan Eris? Oh, ya. Di mana Avior, Arctur, dan Helios?" Aku melihat-lihat ke seluruh penjuru ruangan namun tak bisa kutemukan mereka.
Bailey mengedik. "Arctur dan Avior menemani ayah mereka untuk pergi ke ruangan bawah tanah. Eris, kudengar dia sudah sadar. Helios sedang menemaninya bersama warga di lapang desa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizards Journey : The Cursed Village
FantasyPenduduk yang tersisa tampak terpukul melihat salah satu saudara sedesanya harus mati dalam kondisi yang tragis. Desa Cetus, adalah desa yang dikutuk. Begitu yang mereka tanamkan dalam pikiran. - Orion Helix Ver. #1 Ilmusihir 5/2/21 DON'T COPY MY WO...