.
.
Setelah memastikan tali sepatuku tersimpul dengan benar, aku bergegas membantu Avior untuk memasukkan beberapa barang bawaannya yang masih tersisa di luar.
Ketika semua orang sudah selesai, Corvius, Wiles, Arctur, dan Helios bersama-sama membereskan kembali tenda agar bisa dimasukkan ke dalam ransel milik Bailey.
“Semua sudah?” tanya Helios. “Kita bisa melanjutkan perjalanannya kalau begitu.”
Aku menyapu pandangan dan menyadari bahwa tanah lapang itu sudah kembali bersih seperti semula, tidak ada bekas api unggun, sampah yang kami bawa, dan semacamnya.
“Ayo! Ayo!” ajak Wiles bersemangat.
Avior dan Helios mulai bergerak diikuti kami. Jalanan yang dilewati hari ini sedikit menurun, karena ternyata tempat dimana kami bermalam cukuplah dekat jaraknya dengan tebing Calostropius. Kalau begitu, sebenarnya desa Cetus tidak terlalu jauh dari sini.
“Setelah turun dari sini, kita akan melewati lahan tandus yang kemarin sudah kita bahas,” ucap Corvius.
Sial! Kenapa aku tidak ingat tentang itu?
Ah, maaf. Jelas sekali, bukan? Aku memang sedang menggerutu dalam hati.
“Persediaan air kita masih cukup?” tanyaku akhirnya.
Bailey mengangguk dengan raut wajah berpikir. “Semoga.”
“Sejauh ini kita tidak melihat sumber air satu pun,” ucapku melihat-lihat ke sekitar.
“Benar.” Wiles yang berjalan di depanku menoleh. “Kita sudah memasak airnya sebagian.”
“Dan juga meminumnya selama perjalanan,” sambung Bailey.
“Seharusnya ada mantra yang bisa menghasilkan makanan dan minuman.” Wiles mengeluh.
“Mantra untuk menghasilkan air memang ada, tetapi tidak bisa kita minum.” Arctur mengingatkan. “Sementara makanan ... sama sekali tidak ada. Tidak mungkin juga kita memakan makanan yang dimantrai atau hasil mantra.”
“Memasak adalah hal yang paling merepotkan jika kita sedang melakukan perjalanan,” ucap Wiles.
Kulihat Bailey mengedik. “Kalau kau tidak makan, maka kau akan mati.”
“Aku tidak berkata bahwa aku tidak mau memasak, Bailey! Aku hanya berkata bahwa itu merepotkan!” balas Wiles.
“Kau bisa memasak?” tanyaku. Wiles menoleh dengan wajah galak, sementara Corvius dan Bailey cekikikan.
“Tentu saja bisa,” jawab Wiles. “Setidaknya untukku sendiri,” lanjutnya dengan suara memelan.
Tawa Bailey semakin kencang membuat wajah Wiles memerah. “Tidak apa-apa,” hiburku. “Tidak semua orang bisa memasak. Bailey, kau juga tidak bisa, ‘kan?” tanyaku menahan tawa saat Bailey merengut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizards Journey : The Cursed Village
FantasiPenduduk yang tersisa tampak terpukul melihat salah satu saudara sedesanya harus mati dalam kondisi yang tragis. Desa Cetus, adalah desa yang dikutuk. Begitu yang mereka tanamkan dalam pikiran. - Orion Helix Ver. #1 Ilmusihir 5/2/21 DON'T COPY MY WO...