Enam

1.3K 77 12
                                    

Tatapan Aeris terpaku pada sepasang kekasih yang menjadi bintang utama pesta. Chanyeol yang tampan terlihat sangat serasi bersanding dengan wanita secantik Karina. Oksigen di sekitar Aeris seolah-olah berubah menjadi karbondioksida yang begitu mencekik leher. Dadanya sesak. Aeris tidak sanggup jika terus melihat mereka.

"Sehun, maaf, aku harus pulang sekarang." Aeris menghapus air mata yang jatuh membasahi pipinya dan pergi meninggalkan acara. Tanpa berpamitan pada Chanyeol dan Karina. Aeris tidak yakin bisa bertahan melihat kemesraan  yang terjalin di antara mereka.

Sehun pun segera menyusul Aeris keluar, sebelum itu dia menyempatkan diri berpamitan pada Chanyeol dan Karina serta memberi ucapan selamat atas pertunangan mereka.

Tangan Aeris gemetar hebat, gadis itu terlihat kesusahan membuka pintu mobil. Berkali-kali kunci mobil itu jatuh dari tangannya, sementara air mata jatuh semakin deras membasahi pipinya. Aeris benar-benar belum bisa menerima pertunangan Chanyeol dan Karina. Semua terlalu cepat dan dia belum siap. Aeris butuh waktu untuk menerima semuanya.

"Aku antar kau pulang." Sehun tiba-tiba datang, meraih kunci mobil Aeris dengan paksa lalu menuntun gadis itu untuk duduk di kursi samping kemudi. Sehun tidak yakin Aeris selamat sampai di rumah jika menyetir dalam keadaan kacau.

Sehun bukan lelaki bodoh. Dia tahu Aeris tidak siap menerima pertunangan Chanyeol dan Karina. Sebagai orang yang sudah mengenal Aeris sejak duduk di bangku SMA, Sehun tahu jelas jika gadis itu mencintai Chanyeol.

Aeris menggigit bibir bawah kuat-kuat. Berusaha menahan air mata yang mendesak ingin keluar lagi. Namun, sekeras apa pun dia berusaha menahan, kristal bening itu kembali jatuh membasahi pipinya. Beberapa hari yang lalu Chanyeol memberi tahu jika Karina meminta dinikahi. Saat itu dia masih bisa terlihat tenang meskipun ucapan Chanyeol membuatnya sangat terkejut. Lagi pula Chanyeol mengatakan jika dia belum siap menikah.

Aeris tidak bisa berbohong jika dia merasa bahagia karena Chanyeol belum siap menikahi Karina. Aeris tidak munafik jika Chanyeol berhasil menarik perhatiannya di awal pertemuan mereka.

Tiga tahun lalu, Aeris seolah-olah tidak mempunyai semangat hidup karena gagal menikah. Ayah yang selalu dia banggakan ternyata sudah lama berselingkuh dengan wanita lain. Kondisi sang ibu pun mendadak drop karena memikirkan masalah yang bertubi-tubi menimpa keluarganya. Hampir setiap hari Aeris selalu pergi ke kelab malam untuk menghibur diri.

Sebagai rekan kerja sekaligus sahabat, Ahra tidak tega melihat Aeris terus terpuruk dalam kesedihan. Karena itu dia memberi Aeris tiket liburan geratis ke pulau Bali. Gadis itu bahkan membiayai semua keperluan Aeris selama berlibur di sana.

Debur ombak dan angin laut membuat pikiran juga perasaan Aeris menjadi lebih tenang. Ternyata apa yang dikatakan Ahra benar, dari pada menghabiskan waktu di kelab malam, lebih baik menikmati keindahan alam untuk menyembuhkan mental.

Di pulau Dewata itulah Aeris bertemu Chanyeol untuk kali pertama. Saat itu Chanyeol ada urusan kerja di sana. Dia memutuskan untuk liburan setelah pekerjaannya selesai. Hampir setiap hari Chanyeol bermain selancar di Pantai Kuta karena di sangat menyukai laut Saat menaklukan ombak, tanpa sengaja kedua matanya melihat seorang gadis di pinggir pantai sedang mengarahkan kamera ke arahnya.

Merasa penasaran, akhirnya dia mengajak gadis itu berkenalan. Nama gadis berambut cokelat itu Aeris. Nama yang cantik, secantik orangnya.

Chanyeol pribadi yang ramah dan hangat pada siapa pun. Termasuk pada Aeris meskipun mereka baru saja berkenalan. Obrolan mereka mengalir begitu saja. Aeris pun merasa nyaman berbicara dengan Chanyeol. Mereka memutuskan untuk saling bertukar nomor telepon dan membuat janji untuk bertemu di pantai pada hari berikutnya.

Friends With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang