Satu

2.6K 90 2
                                    

Aeris membungkuk sekilas ke beberapa orang yang ditemuinya di loby. Mereka lumayan mengenal gadis itu karena sering datang ke apartemen Chanyeol. Aeris buru-buru masuk karena pintu lift akan tertutup. Gadis bermata zamrud itu sontak mengembuskan napas lega setelah berada di dalam lift. Untung saja Aeris masih bisa mengejar, jika tidak dia harus menunggu lift berikutnya untuk ke apartemen Chanyeol.

Aeris segera keluar saat pintu lift terbuka. Kaki jenjangnya melangkah cepat menuju apartemen nomor enam puluh satu. Tanpa perlu menekan bel Aeris bisa membuka pintu apartemen Chanyeol karena sudah hapal nomor kunci apartemen lelaki tersebut.

"Chanyeol, kau di ...." Aeris tidak melanjutkan kalimatnya karena sepasang tangan kekar tiba-tiba meraih tubuhnya. Mendorong hingga membentur dinding yang ada di belakang lalu menghimpit tubuhnya agar tidak bergerak.

"Chan ... ugh...." Bibir bulat penuh milik Chanyeol memaksa Aeris agar berhenti bicara. Aeris tidak mampu melawan karena ciuman lelaki itu begitu memabukkan. Kecupan dan lumatan Chanyeol selalu membuat Aeris terbuai. Manis. Aeris tidak tahu kenapa bibir Chanyeol bisa terasa sangat manis. Bahkan melebihi masnisnya cotton candy.

Pelan kedua mata Aeris terpejam, ikut membalas ciuman Chanyeol.

"Erngh...." Chanyeol melepas pagutan bibirnya saat mendengar erangan keluar dari bibir Aeris. Memberi kesempatan gadis itu untuk mengambil napas.

Aeris menatap lelaki jangkung yang berdiri di hadapan dengan lekat. Rambut yang biasanya rapi sekarang berantakan. Rahang yang biasanya halus sekarang ditumbuhi jambang tipis. Mata yang selalu berkilat tajam sekarang tampak lebih sendu.

"Kau, kenapa?"

Chanyeol tidak menjawab, malah menggendong Aeris ke tempat tidur dan kembali melumat bibir gadis itu. Aeris pun tidak bertanya lagi dan memilih menikmati ciuman Chanyeol karena dia tahu jika Chanyeol belum siap bercerita.

Awalnya ciuman Chanyeol terasa begitu lembut, tapi lama kelamaan terasa lebih menuntut. Aeris hanya bisa mengerang dan mendesah di bawah kungkungan tubuh lelaki itu.

"Chanyeol, tunggu! Kau belum memakai pengaman."

Chanyeol berdecak. Dia segera membuka laci meja kecil samping tempat tidur untuk mencari kondom, tapi dia tidak menemukan benda tersebut. Chanyeol lupa belum membelinya.

"Tidak usah pakai kondom."

"Tapi...." Berhubungan badan tanpa memakai pengaman berisiko besar untuk hamil. Aeris tidak ingin mengandung anak Chanyeol karena mereka hanya melakukan seks.

"Aku akan mengeluarkannya di luar," bisik Chanyeol sambil mencium Aeris dalam-dalam.

--oOo--

Aeris membuka mata perlahan. Langit terlihat gelap karena matahari sudah kembali ke peraduan. Sepertinya gadis itu tertidur setelah berhubungan badan dengan Chanyeol. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi karena hubungan mereka sebatas friends with benefit. Murni hanya untuk menyalurkan kebutuhan fisik semata. Kenapa Chanyeol tidak membangunkannya?

"Kau sudah bangun?"

Aeris sontak menatap Chanyeol yang sedang merokok di balkon. Lelaki itu memang memiliki kebiasaan merokok setelah melakukan seks. Kandungan nikotin yang terkandung dalam rokok membuat pikiran Chanyeol sedikit lebih rileks.

"Kenapa kau tidak membangunkanku?"

"Sepertinya kau lelah. Aku jadi tidak tega membangunkanmu." Chanyeol mengisap rokoknya kuat-kuat sebelum membuang benda itu karena Aeris bisa langsung batuk-batuk jika dia merokok di dekatnya.

Aeris mengikat rambut asal sebelum beranjak dari tempat tidur. Chanyeol tanpa sadar tersenyum melihat Aeris sedang memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Kemeja putih miliknya tidak mampu menutupi seluruh paha mulus gadis itu. Entah kenapa Aeris malah terlihat sexy di matanya sekarang.

"Kau mau pergi?"

"Iya," jawab Aeris sambil memakai celana dalam. Gadis itu tidak malu tampil telanjang di depan Chanyeol karena lelaki itu sudah melihat semua bagian tubuhnya.

"Mau tinggal sebentar?"

Aeris menatap Chanyeol dengan dahi berkerut.

"Aku tadi membeli wine. Mau minum denganku?"

--oOo--


Rasanya sangat aneh. Biasanya setelah melakukan seks Aeris langsung pergi, tapi gadis itu sekarang malah menemani Chanyeol minum. Tidak ada salahnya jika mereka mengobrol sebentar. Lagi pula lelaki itu sepertinya sedang mempunyai banyak pikiran.

"Karina minta nikah." Akhirnya Chanyeol membuka suara setelah mereka hanya diam selama tiga puluh menit.

Aeris mengerutkan dahi mendengar nama wanita yang disebut Chanyeol. Karina Lee, seorang bussines women yang memiliki banyak usaha di bidang kecantikan mau pun kuliner. Chanyeol dan Karina menjalin hubungan sudah cukup lama, tidak heran jika Karina ingin membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Apa lagi usia Chanyeol sudah cukup matang untuk menikah.

"Apa itu yang membuatmu kacau seperti ini?"

Chanyeol mengangguk lalu menyesap sedikit wine-nya. Minuman berwarna merah itu terasa sedikit pahit saat menyentuh lidah, tapi terasa panas saat di kerongkongan.

"Aku belum siap berkomitmen."

Pandangan Chanyeol lurus ke depan. Menatap gedung pencakar langit yang ada di hadapan. Padahal sekarang sudah lewat tengah malam, tapi di bawah masih banyak mobil yang berlalu lalang. Kota metropolitan memang tidak pernah tidur. Pagi, siang, malam tidak ada bedanya. Masih saja terlihat ramai.

"Apa yang membuatmu belum siap?"

Chanyeol mengangkat bahu. Entah apa yang membuat lelaki berumur tiga puluh dua tahun itu ragu untuk menikah. Padahal Karina sudah memenuhi standart untuk dijadikan istri. Selain pintar dan cantik, wanita bertubuh sintal itu juga memiliki kepribadian yang baik.

"Kalau aku jadi kau, aku tidak akan berpikir dua kali untuk menikahi Karina."

Chanyeol sontak melempar pandang ke Aeris. Ekspresi wajah lelaki itu terlihat sedikit tidak setuju dengan ucapan Aeris barusan. Pernikahan bukanlah suatu hal yang bisa dipermainkan. Apa lagi dia hanya ingin menikah sekali untuk seumur hidup. Chanyeol pasti akan menikah jika sudah menemukan wanita yang tepat. Tapi Karina ... entahlah. Dia merasa belum cukup yakin dengan wanita itu.

"Coba pikirkan lagi, Karina wanita yang sangat cantik, selain itu dia juga pintar mencari uang. Aku yakin sekali kau akan semakin kaya kalau menikah dengannya."

Chanyeol refleks mendorong kening Aeris dengan cukup keras. Otak gadis itu selalu saja tentang uang, uang, dan uang.

"Ish, kau membuat rambutku berantakan!" decak Aeris sambil merapikan poni yang sedikit berantakan akibat ulah Chanyeol.

"Kau pikir menikah itu mudah?"

Aeris mengangguk polos. "Kau hanya perlu mendaftarkan diri ke KUA, lalu mengucapkan janji sehidup semati atas nama Tuhan. Setelah itu menggelar pesta dan pergi berbulan madu bersama Karina. Setahun kemudian lahirlah Chanyeol dan Karina junior yang lucu-lucu. Pernikahan kalian tidak pernah ada masalah dan selalu dilimpahi kebahagiaan sampai maut memisahkan. Kisah yang indah, kan?"

Chanyeol tercengang mendengar ucapan Aeris barusan. Selain menjadi fotografer, gadis itu sepertinya mempunyai bakat menjadi penulis skenario. Jika dibuat film, Chanyeol yakin sekali tidak akan ada orang yang mau menonton karena cerita Aeris sangat absurd.

"Kalau menikah itu mudah, kenapa sampai sekarang kau belum menikah?"

--oOOo--

Tbc...

Makasih sudah voment 😘

Friends With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang