01

8 2 0
                                    

Pagi yang cerah dan sinar matahari menerpa kamar apartemen seorang pria yang masih bergelud dengan selimutnya. Cahaya yang masuk melalui pentilasi apartemen tersebut tidak sama sekali mengganggu tidurnya.

Pria tersebut masih asik dengan alam mimpinya dengan sesekali mencoba posisi tidur yang menurutnya nyaman. Saat sedang mencoba dan mencari posisi tidur yang nyaman tiba-tiba pintu kamar terdengar bahwa seseorang tengah mengetok dari luar. Jimin menarik bantal untuk menutupi telinganya serta selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya agar tidak mendengar suara ketukan pintu tersebut yang berhasil mengusik tidurnya. Dia baru pulang pukul 2 subhu dan seseorang dengan seenak jidatnya mengganggu seorang pemilik apartemen ini. Suara ketukan pintu masih terdengar dan masih belum berhenti.

*Tok tok tok*

Jimin sangat geram, suara ketukan pintu masih belum berhenti dan malah semakin keras.

"Bisakah kau jangan menggangguku"? Teriak jimin kesal dari dalam kamar.

" Maaf tuan, tapi ini sudah siang dan waktunya tuan makan siang" Teriak seorang maid dengan halus dari luar kamar.

"Ais baiklah aku akan segera turun" Teriak jimin yang kedua kalinya.

"Baik tuan" Setelah berhasil membangunkan tuannya maid tersebut pun pergi meninggalkan kamar jimin.

Jimin bangun dan duduk sebentar di ranjang untuk mengumpulkan nyawa yang serasa masih sempoyongan, setelah beberapa menit merasa nyawanya telah kembali jimin pun pergi ke kamar mandi untuk membersikan tubuhnya. Jimin memerlukan 25 menit untuk mandi dan keluar dengan handuk yang menutupi setengah badanya dan handuk lain untuk mengeringkan rambutnya.

....

Jimin tengah berada di meja makan untuk makan siang. Meja makan di penuhi berbagai macam makanan padahal hanya jimin saja yang akan makan tapi serasa cukup untuk 10 orang. Hening menerpa hanya hentakan sendok dan garpu yang terdengar.

"Tuan tidak bekerja"? Tanya seorang maid yang memecahkan keheningan.

" Tidak bi, aku ada janji dengan teman-temanku malam ini" Ucap jimin dengan sopan.

Jimin di kenal dengan sifatnya yang dingin semenjak ayahnya meninggal, tetapi ia sangat menghormati wanita paruh baya yang selama ini mengurus dan merawat dirinya dengan sangat baik yang bekerja sebagai maid di apartemennya.

"Baiklah tuan" Ucap maid tersebut dan pergi meninggalkan jimin.

*Drrr drrr drrr*

Sontak jimin menatap ponsel yang bergetar di atas meja makan tanda seseorang menelpon. Tampa basah basi jimin pun menggangkatnya.

"Hyung"? Suara seorang pria yang menelpon jimin.

" Ada apa"?

"Kita jadi berkumpul malam ini"?

" Aku ikut saja"

"Oke baiklah, hasil kesepakatan kita berkumpul di bar malam ini"

"Hei kapan aku membuat kesepakatan"? Ucap jimin dingin.

"Kau bilang kau ikut saja"

"Baiklah" Ucap jimin dan memutuskan telpon sepihak.

.....

Pukul 16:45 sore, jimin tengah bermalas malasan duduk di balkon kamarnya. Lamunan jimin buyar sontak seorang wanita paruh baya menghampirinya yang tak lain maid apartemenya.

"Tuan ini kopinya" Ucap maid tersebut dan meletakan kopi di atas nakas samping jimin duduk.

"Ah terima kasih bi"

Still With You (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang