Jihoon dan Keyla serta Yeonji udah duduk anteng di meja restoran eh beneran aja ada rekan bisnis Jihoon menghampirinya.
"Jihoon" sapa seseorang itu.
"Mark" Jihoon salaman dengan Mark.
"Ini" Mark nunjuk Keyla.
"Oh iya kenalin ini Keyla istri baru gue" ucap Jihoon dan Keyla tersenyum.
"Pintar banget lo milih istri ya" Mark terkekeh pelan.
"Bisa aja lo" Jihoon sedikit tersipu rasanya Keyla pengen muntah.
"Maaf lho waktu itu gue gak bisa dateng ke acara pernikahannya" Mark penuh sesal.
"Waktu itu dadakan ada panggilan dari cabang perusahaan gue yang di Kanada" sambung Mark.
"Gak apa apa kok gue faham" ucap Jihoon menepuk lengan Mark.
Mark melirik seorang gadis kecil di sebelah Keyla.
"Yeonji ya?" Mark nunjuk Yeonji.
"Iya om" Yeonji tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya.
"Waaahh udah besar ya" Mark beralih mendekati Yeonji mengusap lembut kepala Yeonji.
"Gue duluan Hoon!" Pamit Mark pada Jihoon lalu tersenyum ke arah Keyla dan Yeonji.
Tak lama kemudian makanan datang Yeonji tersenyum senang.
Gadis kecil itu melahap makanannya dengan serius sampe akhrinya Keyla menarik secarik tisu yang tersedia di meja.
"Pelan pelan dong makannya" Keyla terkekeh membersihkan sudut bibir Yeonji yang belepotan.
"Makasih mah" hati Keyla menghangat hanya dengan mendengar ucapan terima kasih dari putrinya ralat Yeonji bukan putrinya melainkan putri Jihoon dari istrinya terdahulu.
Jihoon mencekal Keyla yang hendak menyendok makanannya.
Ibu jari Jihoon membersihakan sudut bibir Keyla.
"Kamu juga kalau makan pelan pelan" Jihoon tersenyum jujur aja Keyla jadi deg degan dengan perlakuan Jihoon yang tiba tiba.
"Si duda ngapain sih kaya tadi? Kan gue jadi baper" bathin Keyla dia belum bisa mengakui kalau Jihoon suaminya dia masih setia dengan memanggil Jihoon seorang duda.
Yeonji ketiduran di jok belakang.
"Lo buka pintunya biar Yeonji gue yang gendong" kata Jihoon dan Keyla nurut ae gak guna juga membantah nanti malah terjadi keributan.
Setelah menidurkan Yeonji mereka berdua duduk di ruang tamu saling diem dieman.
"Jihoon"
"Keyla"Mereka barengan bikin suasana jadi canggung.
"Lo dulu aja" kata Jihoon.
"Btw surat kontrak itu mau sampe berapa bulan atau berapa tahun?" Keyla ragu sebenernya buat nanya hal ini.
"Gue belum bisa pastiin! Lagipula suatu hari nanti suratnya bisa berubah!" Jihoon melangkahkan kakinya menuju kamar.
Keyla heran padahal dia nanya baik baik tapi Jihoon sewot.
Keyla jadi merasa bersalah udah nanya ke hal iti ke Jihoon.
"Jihoon" Keyla mendekati Jihoon yang lagi buka lemari hendak ambil baju ganti.
Jihoon menutup kasar lemarinya membalikan badan natap Keyla.
"Maaf" Keyla menunduk jujur saja Jihoon merasa bersalah udah bentak istrinya kaya tadi.
Tanpa di duga Jihoon narik Keyla ke pelukannya.
"Mood gue lagi gak bagus kalau nanya soal itu nanti aja" Jihoon mengelus kepala Keyla.
Keyla gak ada niatan bales pelukan Jihoon dia masih kaget dengan perlakuan Jihoon yang tiba tiba sweet kaya gitu.
Keyla cuma ngangguk masih dalam pelukan Jihoon.
"Lo gak ada niatan buat bales pelukan gue gitu?" Celetuk Jihoon membuat Keyla meronta ingin lepas dari dekapan sang suami namun usahanya gagal Jihoon malah meluk Keyla makin erat.
Dengan ragu Keyla balas pelukan Jihoon jujur sih dia deg degan begitu juga Jihoon.
Bahkan detak jantung Jihoon ampe kedengeran sama Keyla karena posisi kepalanya nemplok cantik di dada bidang Jihoon.
"Lo deg degan banget dah Hoon" kata Keyla dengan polosnya.
Jihoon langsung lepasin pelukannya dengan kasar.
"Sana lo pergi! Gue mau ganti baju" Jihoon gelagapan.
Keyla cuma mendengus kesal.
"Tadi aja manis banget sekarang galak!" Cerocos Keyla menjauh dari Jihoon.
"Gimana?" Jihoon sepertinya mendengar ocehan Keyla tadi.
"Gak gimana gimana!" Sarkas Keyla lalu rebahan di kasur Jihoon.
Keyla memejamkan matanya enak banget tidur di kasur empuk setelah sebulan lamanya dia cuma tidur di sofa.
"Malah molor" cibir Jihoon melangkahkan kakinya lalu duduk di tepi kasur.
Tanpa sadar bibir Jihoon mengukir senyum menatap wajah tidur istrinya walaupun si istri gak pernah nganggap dia sebagai suaminya.
Senyuman Jihoon pudar saat ponselnya bunyi menandakan ada pesan masuk.
Junghwan
Kaka ipar boleh ya besok anterin kak Keyla ke rumah pliiiis kami kangen sama diaJihoon tersenyum membaca pesan yang masuk langsubg saja Jihoon menekan tombol hijau pada layar ponselnya.
"Hallo" - Jihoon
"Iya kak" - Junghwan
"Besok kakak ke rumah jam berapa?" - Jihoon
"Sorean aja kak kalau siang kan akunya masih sekolah" - Junghwan
"Oke jam empat ya? - Jihoon
"Boleh kak. Mmm ajak Yeonji juga ya kak" - Junghwan
"Beres! Sorry ya kakak langsung nelfon soalnya kalau kakak ketahuan lagi chat suka di kira lagi chat sama cewek" - Jihoon
"Waahh kak Key cemburuan ya haha" - Junghwan
"Iya, tapi kakak seneng kok dia cemburu kaya gitu hehe" - Jihoon
"Haha. Ya udah ya kak aku matiin telfonnya aku lagi ngerjain PR"- Junghwan
Sambungan telfon terputus Jihoon melirik ke arah Keyla.
"Maafin gue Key, gue ngomong kaya tadi barusan biar adik lo tahu kalau lo disini bahagia" bathin Jihoon mengecup kening istrinya lalu tidur di sampingnya.
Typo bertebaran tolong maafkan :(
Vote komen jangan lupa ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUGEM (DUda GEMez)
Random"lo duda!!!!?" - Keyla "kenapa? gue terlalu unyu ya buat jadi seorang duda?!" - Jihoon