- Sembilan belas

1K 147 11
                                    

Jihoon pulang untuk menemui istrinya tak lupa ia pamitan pada Junghwan yang lagi di jaga Renata dan Renjun disana.

Rumah sepi bahkan pas Jihoon buka pintu aja suasananya tampak dingin seperti tak ada kehangatan di dalamnya.

Jihoon membuka pintu kamar menampilkan Keyla tengah duduk di depan meja rias.

Jihoon melangkah mencoba mendekati istrinya.

"Sayang" Jihoon mengusap lembut pundak istrinya.

Keyla hanya diam. Jujur hatinya sakit semenjak kejadian beberapa hari lalu.

"Maaf" Jihoon menahan pergelangan tangan Keyla saat Keyla hendak meninggalkannya.

Keyla tak menjawab dia terisak entah kenapa rasanya akhir akhir ini dia gampang sekali menangis.

Jihoon semakin merasa bersalah.

"Aku minta maaf sayang! Sungguh" Jihoon menarik Keyla dalam pelukannya.

Keyla menangis semakin keras.

"Kamu kemana aja? Aku khawatir tahu!" Keyla akhirnya bisa bicara meski harus diiringi isak tangisnya.

Jihoon hatinya bergetar dosa yang ia buat seperti tengah bersandar di pundaknya.

Jihoon mengeratkan pelukannya.

"Aku janji mulai sekarang akan memprioritaskan kamu" Jihoon melepas pelukannya menghapus jejak air mata istrinya lalu mengecup bibirnya sekilas.

Keyla tersenyum dia luluh hanya dengan perilaku dan ucapan Jihoon barusan. Sebaper itulah Keyla?

"Hari ini aku mau seharian bareng kamu" pinta istrinya.

"Iya, aku akan libur kerja" sahut Jihoon.

"Terus kerjaan kamu gimana?" Tanya Keyla.

"Apa gunanya Doyoung? Dia pintar serba bisa tenang aja" Jihoon tersenyum mengelus kepala istrinya dengan lembut.

Keyla kembali berhambur ke pelukan suaminya.















Seharian ini Jihoon beneran di rumah menghabiskan waktu bersama anak istrinya bahkan ponselnya ia matikan mau gak mau Doyoung kalau ada penting nelpon ayah Baekhyun.


"Terus pantau bos kamu ya! Pokoknya jangan sampai Keyla tahu! Saya gak mau Keyla nangis" Baekhyun tengah mengobrol di ruang privasi kantor Jihoon bareng Doyoung.

"Siap tuan bos!" Doyoung sangat senang dapat tugas seperti ini dari Baekhyun.

"Maaf tuan bos. Hapenya bos Jihoon mending di sita aja soal telfon dari para kolega bisa saya tangani" saran Doyoung.

Baekhyun nampak berfikir apa yang di bilang Doyoung ada benarnya juga tapi masa di zaman modern kek gini Jihoon kagak pegang hape.

"Nanti saya fikirkan lagi" sahut Baekhyun lalu pergi.

Doyoung menghela nafas "gegayaan bos Jihoon pake ketemuan sama mantan bininya! Kan gini nih jadinya bos besar udah tua masih harus mikir" gerutu Doyoung merasa jengke pada Jihoon bosnya sendiri.







"Yeonji seneng banget papa gak pergi" Yeonji tiduran di paha Jihoon sementara Keyla menyenderkan kepalanya pada pundak sang suami.

Jihoon mengusap lembut kepala anaknya dan menggenggam lembut tangan istrinya.

"Pah, mama kemarin nangis katanya kangen papa" Yeonji bangkit dari rebahannya beralih ke pangkuan Jihoon.

"Iihh Yeonji kan mama malu" Keyla nyubit gemas hidung putrinya.

Yeonji cuma terkekeh.

"Gimana mama nangisnya sayang?" Jihoon meledek merangkul pinggang istrinya dan si cantik Yeonji masih setia duduk di pangkuan Jihoon.

"Kamu kemana sih? Aku kangen" Keyla memperagakan Keyla saat nangisin Jihoon.

Jihoon terkekeh hatinya menghangat dia merasa pria paling beruntung.

"Fhoto papa di peluk mama terus di cium. Kalau Yeonji lagi di rumah kakek, mama suka nangisin Yeonji gak ya?!" Yeonji ekpresi wajahnya julid gitu ke mamanya.

Keyla malu banget di julidin anaknya.

"Yeonji kok kaya papa sih julid" kata Keyla nyubit pipi Yeonji gemes.

"Kan di tubuh Yeonji ngalir darahnya papa" ada aja jawabannya.

Keyla cuma terkekeh.

"Mah, pah, Yeonji mau ngerjain pr dulu lagian kan bentar lagi waktunya tidur siang" Yeonji ngibrit ke kamar.

Tinggalah Jihoon berdua dengan istrinya.

"Sayang" sapa Jihoon setelah sebelumnya menyingkirkan poni yang menutupi kening istrinya.

Keyla mendongkak "apa?"

"Kayanya lama ya dedek bayi gak papa tengokin" Jihoon smirk mesum.

Keyla mukul dada Jihoon pelan "dasar udah tua juga hormonnya berlebihan" Keyla menyembunyikan wajah meronanya jujur aja dalam hatinya Keyla juga kangen banget di sentuh Jihoon.

"Yang udah tua tuh ayah tahu" Jihoon terkekeh menangkup kedua pipi istrinya.

"Kalau ayah denger dia marah lho" Keyla nyentil hidung Jihoon.

"Biarin aja emang udah tua kok" Jihoon nempelin keningnya pada kening Keyla.

Mata mereka bertemu saling melempar senyum.

"Makasih sayang kamu sabar banget ngadepin aku" ucap Jihoon memejamkan matanya menempelkan hidungnya pada hidung istrinya.

"Makasih selama ini udah kerja keras buat aku dan anak anak" Keyla tersenyum begitupula Jihoon namun dalam hati Jihoo  tersimpan rasa bersalah yang sangat ia sesali. Istri seperti Keyla tega ia sakiti dengan cara main di belakang bersama mantan istrinya terdahulu.

Keyla mengecup bibir Jihoon sekilas " I love you pak duda" Keyla tersenyum.

Jihoon bahagia tentu saja dia menarik tengkuk Keyla melumat bibir mungil itu penuh kelembutan.

"Maaf sayang" bathin Jihoon masih setia bibirnya berpagutan dengan bibir istrinya.








































Jihoon pliiiissss santet aja mantan bini lo napa huwaaaa

DUGEM (DUda GEMez)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang