- dua puluh tiga

952 136 18
                                    

Satu persatu orang masuk ke dalam apartemen Woyeon.

Jihoon dan Woyeon bingung dong.

"Bos!"

Jihoon noleh ada Doyoung nodongin pistol bersama seseorang yang lain tentunya Jihoon gak kenal.

"Eh kamu apa apaan Doy?!"

"Lo yang apa apaan! Peluk pelukan segala! Bukan muhrim" berani amat woy sama bos sendiri 🤭

Jihoon diem, Woyeon kelabakan.

"Hendery!" Seru seseorang.

Semua mata tertuju ke arah pintu.

Hendery memberi hormat pada Baekhyun sementara Jihoon membulatkan matanya.

"Ayah!" Jihoon kaget.

Woyeon kaget pasalnya apartemen barunya ini gak banyak yang tahu. Hanya Jihoon.

Jihoon mundur beberapa langkah saat Baekhyun menghampirinya.

"Semuanya ayah sita! Tinggalkan Keyla kalau kamu masih berhubungan dengan dia!" Tegas Baekhyun nunjuk Woyeon.

Jihoon memberanikan diri menatap sang ayah "enggak yah! Sampai kapanpun Jihoon gak bakal ninggalin Keyla!"

"Baiklah! Kalau begitu biar Keyla yang akan meninggalkan kamu!" Baekhyun meremas pundak Jihoon lalu pergi.

Doyoung ngekorin Baekhyun.

"Hadeeeuuh lo kan cantik nih, ngapain ngejar bos Jihoon? Mending sama gue" kata Hendery.

Jihoon dan Woyeon diem.

"Ya udah kalau gak mau, gue gak maksa. Padahal gue juga orang kaya lho" Hendery terkekeh lalu pergi.

Jihoon duduk di sofa memijit pelipisnya.

"Jihoon mau kemana?" Woyeon menahan pergelangan tangan Jihoon.

"Aku harus balik ke kantor!" Jihoon menepis tangan Woyeon.

Setelah kepergian Jihoon, Woyeon berteriak frustasi membanting apa saja yang ada.









Jihoon segera turun dari mobil menghampiri bibi yang tengah memasukan barang ke bagasi mobil.

"Bibi! Siapa yang mau pergi?" Tanya Jihoon.

Bibi cuma diem.

Jihoon mendecak kesal lalu masuk ke rumah dengan tergesa gesa.

Kosong! Pada kemana kah penghuni rumah? Jihoon gak faham.

Jihoon keluar rumah lagi di dapatinya mobil itu telah pergi dan tersisa bibi beserta pak satpam.

"Bi! Keyla sama Yeonji kemana?" Jihoon panik dong anak bininya gak ada.

"Maaf tuan, baru saja tuan besar membawa mereka pergi.

Jihoon membeku tubuhnya lemas seketika.

Jihoon ingat ucapan ayahnya waktu di apartemen Woyeon. Oh ayolah Jihoon masa kamu lupa kalau tuan Baekhyun itu gak pernah main main dengan ucapannya.

Jihoon berkali kali nelfon Keyla tapi gak di angkat.

Jihoon frustasi membanting ponselnya ke tanah hingga hancur.

"AAAAAARRGGHHH!!!" teriak Jihoon menjambak rambutnya frustasi.

Byur! Jihoon terbatuk batuk bangun dari tidurnya.

Celingak celinguk menatap istri dan anaknya serta ayahnya yang tengah mengerubuninya.

"Papa mimpi apa? Berisik teriak teriak! Terus nangis" Yeonji cemberut.

Jihoon loading.

"Kebiasaan kalau tidur gak baca doa nih begini!" Celetuk Baekhyun nyimpen gayung di atas nakas.

Jihoon masih loading.

Pandangan Jihoon beralih ke Keyla yang tengah melipat tangannya di dada.

Jihoon langsung memeluk istrinya erat.

"Jangan pergi! Aku mohon jangan tinggalin aku!" Jihoon nangis.

Baekhyun dan Yeonji saling pandang bingung.

Keyla mukulin lengan Jihoon supaya lepasin pelukannya.

"Pengap tahu!"

"Maaf! Aku mimpi kamu pergi ninggalin aku sayang" Jihoon beneran nangis ampe Baekhyun natap jijik komuk anaknya lagi mewek.

"Mimpi itu bunga tidur pah, iya kan kek?" Ucap Yeonji.

"Nah tuh anak kecil aja tahu!" Baekhyun ketawa.

Jihoon biasanya julidin bapaknya balim tapu sekarang enggak mood dia lagi kebayang bayang mimpinya terus berasa nyata gitu.

Tiba tiba...

"Aww! Perutku sakit!" Keyla megangin perutnya.

"Goblok! Cepetan siapin mobil! Malah pelanga plongo lo!" Bentak Baekhyun geplak kepala ankanya. Ya ampun ayah galak amat😁

Jihoon langsung ngibrit ke garasi sementara Keyla di papah Baekhyun dan juga bibi yang kebetulan tadi Yeonji teriak segera manggil bibi.










"Sayang kamu pasti bisa oke!" Jihoon menggenggam tangan Keyla.

"Sakit banget Hoon!!! Rasanya aku mau mati!! Akkh!" Keyla udah nangis nahan sakit yang luar biasa.

Jihoon natap iba pada sosok istrinya tersebut. Apakah sesakit itu? Sampai Keyla nangis.

"Maaf pak! Bapak tunggu disini!" Kata dokter.

Jihoon panik. Dia terus aja mondar mandir sesekali melirik ruang persalinan.

Terdengar jelas suara Keyla memekik kesakitan membuat Jihoon terus terusan menarik nafas.

"Pah! Mama gak lagi di jahatin dokternya kan?" Yeonji anak kecil yang belum faham apa itu persalinan.

Jihoon mengusap kepala putrinya "enggak sayang, mama lagi berjuang supaya dedek bayi bisa melihat Yeonji dan papa"

Yeonji cuma diem.

"Mama kok kaya kesakitan ya pah?!"

"Nanti juga enggak kok sayang" Jihoon coba membuat Yeonji tenang padahal dia sendirinya pun lagi gak karuan.

"Berdoa nak" Baekhyun menepuk nepuk pundak putranya.

Jihoon ngangguk.

Oeee! Terdengar tangis bayi membuat Jihoon dan Baekhyun lega.

"Dedek bayinya Yeonji ya pah? Kek?!" Pekik Yeonji yang tadinya hampir tertidur kini dia melek lagi.

"Iya sayang! Yeeaayy Yeonji punya adik!" Baekhyun menggendong Yeonji memutar bocah itu di udara lalu memeluk dan mengecup pipinya.

Tak butuh waktu lama dokter keluar.

"Dok gimana istri dan anak saya?"

Dokter itu nampak murung "anak bapa sehat dan selamat, tapi....

"Tapi apa dok?!" Jihoon gak selow.





















































Tapi apa hayoooooo

Panik gak? Panik gak?

Paniklah masa enggak 🙄

DUGEM (DUda GEMez)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang