- plan

106 27 4
                                    

plz, actived the black theme























































mereka menetap di sini sampai siang, atau mungkin sampai malam, mungkin.

di luar rencana, tapi tak apa, demi keberhasilan drama ini^^

jadwalnya:

-siang nanti ke pasar bersama ibu membeli hadiah pernikahan.

-kemungkinan akan sampai malam, karena balik lagi ke sini buat ngobrol-ngobrol.

-pulang ke rumah Aven dan kemas-kemas barang untuk menginap di sini selama 2 hari.

-kembali lagi ke sini besok.

-paling penting; harus natural, ga boleh kaku.

sip, jadwal sudah terbentuk.

mereka lagi sarapan, berdua aja di meja makan yang muat nya bisa sampai 10 orang, karena ibu sama Hyunjin udah sarapan duluan, dan mereka lagi diskusi, gatau diskusi apaan.

telepati, mereka dari tadi diam-diaman.

"kamu beneran nangis" pernyataan Aven yang tiba-tiba membuat Yeji tekejut, dia langsung melihat ke depan, di mana Aven duduk.

mata Yeji merah dan bengkak, hidung nya juga berwarna merah karena mengeluarkan ingus saat menangis tadi.

terlalu jelas untuk Aven yang tiba-tiba peka akan situasi.

Aven menatap nya dengan tatapan yang biasa Yeji dapatkan, Yeji yang paham akan situasi, dia segera menunduk lagi melihat ke arah makannya, memainkan sup nya lalu tertawa kaku, "iya, biar kelihatan asli"

entah apa maksud perempuan ini, Min memilih tidak menanggapi lagi, pasti Yeji tidak akan menjawab nya dengan maksud sebenar, percuma saja dia bertanya.

Yeji pun juga diam, tak membahas hal itu lagi, di dalam benaknya, masih ada rasa yang aneh, rasa mencegah nya untuk dekat dan akur dengan Aven sejak pagi ini, dia menjauhi dan menghindar dari laki-laki ini setiap dia bisa, entahlah, apa Aven sadar atau engga atas sikap nya, Yeji bodo amat, dia ga minta di perhatikan.

"kita bakal nginap di sini 2 hari mulai besok, kamu bisa kan?, atau kamu ada perlu gitu, supaya bisa aku kondisikan?"

Min mengangkat wajahnya lagi, "bisa" jawabnya dengan suara datar.

Yeji tersenyum tulus, dia mulai terbiasa dengan perilaku Aven, "mungkin kita bisa berperilaku layaknya suami-istri, ceritanya kita saling suka dan aku yang suka kamu duluan, lupakan fakta bahwa kamu masih suka Aly selama dua hari kedepan, setelah 2 hari itu, kamu bisa berbuat sesuka hati"

entahlah, kalimat Yeji agak sedikit menusuk ke jiwa raga, Aven jadi bungkam.



























































jangan di tanya gimana keadaan mereka berdua waktu ke pasar bersama ibu Yeji untuk membeli hadiah pernikahan.

tentu saja tersiksa.

ugh, rencana nya hampir gagal.

sebagai pasangan suami-istri yang kata nya saling mencintai, mereka terlalu kaku, dan ibu Yeji terlalu jeli.

'kalian udah berhubungan suami istri?'

'gimana kabar kalian selama ini?'

'bla bla bla"

marié Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang