- The Wedding

575 41 0
                                    


























































bruh.

Yeji merasa tak semangat hidup, bahkan saking merasa gak semangat hidupnya, dia ngantuk, ngantuk banget gila.

dia bahkan disuruh bangun subuh-subuh buat bersolek.

make up, gaun, hairstyle, dan persiapan lainnya, dan sekarang sudah gelap, dan dia tak ada istirahat sedikit pun dari tadi.

mungkin, bagi kebanyakan orang, momen ini adalah saat yang ditunggu-tunggu, yang di nanti-nanti, yang di mimpikan.

menikah.

momen sakral yang harusnya terjadi sekali seumur hidup, bersatu dengan orang yang di cintai, hidup dalam suka dan duka, menampung kesedihan satu sama lain lalu bangkit bersama, berpegangan tangan hingga tua, sampai maut memisahkan.

klise.

omong kosong.

tidak bagi Eugene. dia sama sekali tidak menunggu momen ini, dia bahkan tidak sekalipun memikirkan atau saja berniat untuk menikah.

pfft, lucu Eugene. gak mungkin dehhh

bukan karena dia masih terlalu muda, atau dia memang masih muda, prinsip itu pun berlaku saat dia sudah dewasa nanti. Dia tak mau menikah, dia akan mengejar mimpinya yang setinggi langit itu.

sudah ia tolak mentah-mentah pembahasan tentang pernikahan ini, tapi ibunya mengancam Casper
-- kucing Eugene -- akan di buang dan alat musik di rumah ini juga akan di buang kalau dia membangkang. kata Ibu nya,

laki-laki yang meminangnya sangat mencintainya, sayang sekali kalau di tolak (laki-laki itu juga kaya).

enak saja, kucing ini Eugene rawat dari Casper belum bisa buka mata. ibu dari kucing itu ilang entah kemana, trus tinggal Casper kecil sendiri saja yang ada di dalam kotak kardus. waktu itu Eugene jumpa di pasar dekat toko bunga.

trus kata ibunya bakal di buang? pfft... mending Eugene juga ikut dibuang.

alat musik? yah, Eugene suka bermain alat musik, walau ga pro, dia banyak bisa main alat musik, dan lagu yang dia mainin itu-itu aja karena faktor malas dan tak ada sarana belajar. malas aja sih sebenernya.

cinta? apa itu cinta? pfft...

dan lihat lah!

umurnya bahkan belum menyentuh kepala 2 tapi ia sudah di suruh menikah.

cih, cinta.

tidak harus berakhir bahagia kan?, dia juga tidak lagi mencintai siapapun, kepada siapa dia akan berakhir bahagia?

"meoww~~"

"oh hai Casper." Eugene tersenyum lembut setelah mendengar meongan kucingnya.

setelah tadi merengut terus, ia mengelus kepala kucing kesayangan nya. kucing itu baru saja kembali setelah di marahi oleh bibi gemuk tata rias tadi. sekarang dia sedang bermanja-manja di kaki Eugene.

bagus, setidaknya menunggu di meja rias tidak seburuk itu jika ada Casper yang menemani.

ingin sekali Eugene mengangkat Casper ke pangkuannya, lalu mengelus nya lagi, kucing ini terlalu imut!

tapi dia sudahtadi, tapi langsung dimarahin sama bibi tata rias.

"gaun kamu nanti berantakan dan kotor! bulu kucing itu akan merusak nya!"

cih, gaun ini putih, dan bulu Casper juga putih, emangnya keliatan kalau iya kucing ini ninggalin bulu di gaun ini?

mana ada orang yang sejeli itu, memang siapa juga yang mau ngeliatin gaun ini pakai kaca pembesar waktu di pernikahan nanti?

tangan Eugene terangkat dan berhenti mengelus kepala Casper. sekarang gadis itu memangku malas wajah nya di meja. mengendus saat menatap wajahnya sendiri di pantulan cermin, lalu menggaruk pangkal hidungnya yang gatal.

foundation ini, merusak saja, nempel-nempel di tangan.

fakta, belum terlambat jika ia ingin kabur sekarang, plus orang-orang tata rias itu sedang tak ada di kamar nya sekarang, entah kemana mereka, hanya ada dia saja yang ada di sini,

oh, dan Casper juga.

kepala Eugen tergerak menoleh kesamping, mata Eugene melekat dibalkon kamar yang pintunya terbuka lebar.

ia menatap lama sekali disana, menatap kosong balkon itu yang menampakkan fenomena malam hari di luar, sinar bulannya menembus ke kemar Eugene.

hingga terbesit satu ide, Eugene membelakangi matanya ketika menyadari sesuatu, ia beneran masih bisa kabur dari pernikahan ini sekarang kalau ia gerak cepat.

"Casper, mau ikut?" tanya ke kucing itu dengan suara pelan.

tiba-tiba saja ia merasa bersemangat setelah putus asa menimpamya tadi, senyumnya lebar sekali dan matanya juga berbinar cerah.

tapi kucing itu hanya diam dan memutar di atas kasur Eugene. mencari posisi yang sesuai dam bersiap untuk tidur di sana, lalu mengeong sekali untuk menandakan kalau ia tak tertarik dengan ide Eugene.

Eugene yang melihat itu mendengus malas, memutar bola matanya lalu berdiri dari kursi meja rias nya.































20-1-21

marié Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang