chapter 26

10.5K 664 7
                                    


Vote nya jangan lupa
.
.
.

Sudah lewat pukul delapan pagi, mata indah itu terbuka dengan perlahan, hal pertama yang ia lihat pertama kali adalah wajah tampan seorang pria yang tadi malam bercinta a.k.a lebih tepatnya memperkosa nya dengan kasar, dimulai dari pertengkaran karena berbeda argumen dan berakhir dengan permainan panas yang membuat nya kewalahan,entah sampai jam berapa pria itu menggempur nya.

Ditengah ingatan nya tadi malam,ia memikirkan sesuatu yang membuat jantung nya bergemuruh, ditengah-tengah pergumalan nya tadi malam ia hanya fokus kearah mata kelam yang mengukung tubuhnya, mata yang tidak memiliki sinar kehangatan bak mentari dan kelam nya pupil itu terlihat suram,tidak ada gairah apapun kecuali nafsu bercinta tadi malam.

Ia a.k.a Jimin menarik ujung bibirnya melihat pria itu terlelap dengan damai. tidak ada wajah dingin, tidak ada wajah tanpa ekspresi, tidak ada raut kemarahan, hanya ada wajah damai yang sialnya terlihat sangat tampan.

Tangan Jimin terangkat,ia dengan berani menyentuh wajah milik min Yoongi yang begitu dekat dengan wajahnya, dimulai dari mata.

"Mata ini yang selalu menatap ku dengan benci dan tajam"

Lalu belaian tangan nya turun kearah pipi, ia sedikit terkekeh sembari mengelus lembut pipi putih yang sedikit berisi itu.

"Kau terlihat imut jika diam seperti ini Yoongi-ssi"

Dan ibu jari Jimin berhenti tepat kearah bibir Yoongi, mengelus dengan perlahan, senyuman nya tadi sudah hilang karena keterdiaman nya dalam menatap bibir tipis itu, bibir yang kemarin malam  dengan liar nya mencumbu bibir nya dan tubuh nya, seketika Jimin merasakan wajah nya memanas.
Kemudian ia teringat kembali pertengkaran sebelum sesi permainan ranjang Yoongi,ya mereka bertengkar karena membahas Chanyeol dan Yoonji.

"Aku melihat sendiri appa mu yang mengantar adik ku pulang brengsek!"

Masih teringat dengan jelas dipikirkan Jimin bagaimana keras kepala nya Yoongi yang menyalah kan appa nya.

"Appa ku tidak pernah mengantarkan adik mu,ssss"

Jimin mendesis sakit merasakan cengkraman kuat di pinggulnya,kuku jari Yoongi seakan ingin merobek bagian itu setelah mendengar ucapan nya tadi, sebenarnya Yoongi sudah bangun sebelum Jimin bangun,ia juga melakukan hal yang sama dengan Jimin, meneliti wajah cantik Jimin namun tidak sampai menyentuh karena ia sudah puas menyentuh Jimin tadi malam.

"Kau tidak ada disana jadi berhentilah seolah kau tau semuanya!"

Mata itu kembali membuat Jimin menciut,ia menundukkan kepalanya takut-takut.

"Tapi appa ku memang tidak melakukan nya,beri aku kesempatan untuk mengungkap semua kebenaran nya Yoongi-ssi"

Yoongi berdecih mendengar permintaan Jimin,ia pun tak bodoh untuk tidak mencari informasi sebelumnya, semua bukti jelas tertuju kearah Chanyeol.

"Jika kau tidak berhasil kau mau apa?"

Jimin diam memikirkan ucapan Yoongi, ya dia akan apa?

"Me-menyerahkan nyawa ku"
Suara Jimin mencicit diakhir kalimatnya, itu membuat Yoongi kalap.
Demi pria brengsek seperti Chanyeol,
Jimin berani menyerahkan nyawanya

"Bodoh. Jangan menyesal dengan ucapan mu"

Setelah itu Yoongi bangkit dari tidurnya meninggalkan Jimin yang masih terbaring diatas ranjang nya.
Jimin membuang nafas panjang sembari menutup matanya.

"Kumohon bantu aku tuhan"

Jimin bangkit dari tidurnya, beberapa kali ia meringis menahan sakit pada anal nya, kepala nya pun terasa  berputar karena kurang tidur.
Saat kaki Jimin menyentuh lantai ia menganga terkejut melihat sesuatu berwarna putih dan kental mengalir dari anal nya, bahkan sedikit darah juga mengalir disana.

Criminal  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang