06. Apartement

165 39 11
                                    

Minhee menahan kesalnya dengan menutup mata serta mengontrol nafasnya. Setelah itu dia tersenyum terpaksa. Tangannya yang membawa pakaian kotor sang bos mulai mengepal, merematnya kuat sampai terlihat sedikit kusut.

"Lihatlah Yunseong! Hidupmu tidak akan tenang!" - Gerutunya dalam hati.

Sedangkan di dalam kamar Yunseong sudah tertawa senang. Dirinya sangat puas mengerjai sekretarisnya. Entah mengapa, sejak awal Minhee melamar sebagai pegawai dirinya langsung ingin mengerjainya.

Menurutnya Minhee adalah orang yang unik. Tidak tertarik padanya sama sekali. Padahal biasanya orang-orang akan terpesona dengan parasnya, apalagi dia bukanlah sosok dari kalangan biasa serta memiliki banyak sekali fans. Umpatan-umpatan kecil dari bibir sekretarisnya pun membuat Yunseong tertawa, dia memang tahu semuanya namun terlihat sekali jika ia membiarkan hal itu. Rasanya dia seperti memiliki rival yang bisa dimainkan. Lucu sekali pikirnya.

Kemudian Yunseong membersihkan diri di bawah guyuran. Menikmati hangatnya air di tengah musim dingin.

Minhee yang sudah mengerjakan tugasnya mencuci baju, ikut membersihkan diri. Dia duduk di sebuah kursi dekat jendela, menatap pemandangan dari lantai 15 sambil minum susu hangat. Rambutnya sedikit basah karena habis keramas. Saat sedang menikmati kesendiriannya, tiba-tiba pintu terbuka. Menampakkan sang bos yang masih memakai bathrobe putih. Menunjukkan dada bidangnya, juga kakinya yang terlihat berurat dan rambut-rambut halus.

Sang sekretaris terkejut dan mematung di tempatnya. Matanya beberapa kali berkedip. Seolah tersadar, Minhee buru-buru mengalihkan pandangannya. "A-ada apa, D-Daepyonim?" Tanyanya terbata.

"Dimana bajuku?"

"Eh?"

"Jangan bilang kalau kau belum menyiapkannya?"

"A-ah, itu apa saya harus menyiapkannya juga?"

"Tentu saja! Sekarang cepat ambilkan untukku!"

"I-iya, pak"

Minhee berjalan sambil menundukkan kepalanya tanpa mau menatap sang bos. Sedangkan si Hwang tersenyum senang. Dia terlihat puas karena memenangkan permainan.

"Dasar orang gila! Tidak punya malu!" Cibir Minhee pelan sembari meletakkan pakaian bosnya di atas kasur.

Setelah menyiapkannya untuk sang Daepyonim, Minhee keluar dengan kepala tertunduk.

"Bajunya sudah siap pak"

"Iya, dan buatkan aku makan. Aku lapar"

"M-masak?"

"Ehm! Kenapa? Kau keberatan?"

"T-tidak pak" Balasnya yang posisinya membelakangi Yunseong.

"Bagus!" Yunseong menutup pintu kamarnya.

Minhee langsung mengacak rambutnya kasar dan berteriak tanpa mengeluarkan suara. Nafasnya mulai tersengal karena menahan kesal.

Saat ini ia tengah sibuk menyiapkan beberapa bahan untuk dimasak. Sedangkan sang bos kini asyik duduk di sofa sambil menonton tv. Tak jarang ia tertawa riang melihat acara yang ditonton. Hal tersebut semakin membuatnya badmood.

Si sekretaris yang sedang memegang pisau dan memotong ayam menjadi beberapa bagian menahan amarahnya. Tawa Yunseong semakin kencang dan itu menganggu pendengarannya.

"Ini namanya pencemaran suara! Telingaku sangat terganggu karenanya!" Katanya dalam hati sambil menatap tajam Yunseong.

Tangannya masih terus memotong ayam menggunakan pisau besar. Terlintas ide nakal di kepalanya. Ia mulai menyeringai dan menaikkan alisnya.






My Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang