04. Think

232 52 20
                                    

"Kalau begitu kau harus pindah dan tinggal bersamaku" Ucapnya ringan.

"A-apa? Tinggal bersama anda?!"

"Iya"

"Tidak, s-saya tidak bisa melakukannya. Saya minta maaf"

"Kau menolak?"

"B-bukan, maksud saya—"

"Kenapa? Apa karena kau membenciku?"

Minhee langsung menatap bosnya tidak percaya. Sebenarnya apa yang ada di pikiran lelaki itu?

"Tidak, pak. T-tapi, di rumah anda sudah ada pelayan dan sebagainya. Jadi untuk apa s-saya tinggal bersama anda?" Tanyanya.

"Siapa bilang kau akan tinggal di rumahku?"

Minhee kembali memasang ekspresi bingungnya. "Lalu?"

"Kau akan tinggal bersamaku di apartement"

"APA?!" Kali ini dia menaikkan nada bicaranya.

"Kenapa kau begitu terkejut? Apartementku lebih dekat dari kantor. Jadi tidak akan memakan waktu yang lama. Kau juga tidak perlu naik bus setiap hari, kau akan berangkat dan pulang bersamaku. Ini juga akan menghemat biaya, waktu, dan tenaga" Tuturnya.

Sang sekretaris tidak bisa berkata apapun. Kepalanya mendadak pusing dan tubuhnya lemas. Semua terjadi terlalu cepat untuk dicerna oleh otaknya yang seakan berhenti bekerja. "Maaf pak. Saya tidak bisa"

"Kenapa kau membantahku?!"

"Maaf sekali lagi pak. Tapi saya benar-benar tidak bisa" Dia menolak sambil membungkukkan badannya.

Yunseong memasang wajah masam. Dia paling kesal kalau ada orang yang menolak perintahnya. "Aku akan bicara pada eommamu"

"Eomma saya?"

"Iya, aku akan berterus terang mengatakannya pada eommamu"

Minhee mengusap wajahnya, dia terlalu lelah untuk memikirkan hal ini. "Lebih baik kita bahas nanti saja. Sekarang anda harus makan" Balasnya yang tidak ingin memperpanjang masalah.

"Aku tidak mau makan"

Sang sekretaris ingin membantah namun datanglah seorang wanita paruh baya bersama anak perempuannya. Mereka memasuki ruangan dengan raut wajah cemas.

"Yunseong!"

"Eomma!"

"Kau baik-baik saja? Mana yang sakit? Apa kata dokter?!" Ibunya menyerbu dengan pertanyaan-pertanyaan.

"Aku sudah membaik. Jangan khawatir"

"Kenapa kau bisa sampai sakit?" Tanya kakaknya.

"Aku seharian makan mie instant hehehe" Kekehnya merasa tak bersalah sama sekali.

Minhee masih diam di tempatnya walau posisinya sudah sedikit menjauh dari ranjang.

"Aish! Kau!"

"Tidak apa, lagipula bukan masalah besar. Tadi dokter mengatakan kalau aku tidak boleh mengkonsumsi mie instant selama beberapa bulan"

"Kau membuat eomma sangat cemas!"

"Maaf" Ucapnya lembut sambil mengusap tangan sang ibu

Dari sini Minhee bisa melihat jika Yunseong adalah anak yang penurut, baik, dan penuh perhatian pada keluarganya. Bahkan dia nampak begitu menyayangi mereka. Benar-benar berbeda ketika bekerja, apalagi kalau harus berhadapan dengannya. Kelakuannya sudah 11 12 dengan dajjal yang baru menetas. Tidak ada sedikitpun nilai plus darinya.

My Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang