"Mereka waktu di lahir kan otaknya ketinggalan di rahim kali, yah?" gumam Taehyun, dirinya menghela nafas.
Menatap malang kepada seorang siswi yang sedang di bully segerombolan siswa- siswa lainnya.
Beneran deh, apa, sih untungnya membully orang lain seperti itu, apa gak ada yang harus dilakukan apa selain membully?
Bukankah ke sekolah untuk belajar, mencari ilmu bukan untuk membully orang lain.
Dirinya melempar susu kotak strawberry nya ketempat sampah dipojok kelas. Tepat sasaran.
Taehyun masih menatap adegan pembulian itu, sedetik kemudian ia membalikkan mejanya.
Membuat semua orang memandang dirinya dengan tatapan sesuatu.
"Waw waw adegan yang sangat dramatis." Taehyun tersenyum miring.
"Bagaimana, yah, aku harus mengatakannya." Taehyun menggaruk keningnya, ia menatap siswa itu.
"Apa kau paham bahasa manusia? Ah, mungkin jika kau jelaskan kau tidak akan paham."
"Bisakah kau jangan melakukan ini? Menggangu pemandangan saja, dan kau, hey."
Taehyun memandang siswa yang dibully itu. "Kau bisa mendengarkan ku kan? Lawan dia, kau punya tangan untuk melawan pukulannya, kau punya kaki untuk membalas tendangannya, kau punya mulut untuk melawan balik hinaannya, tolong pergunakan indra yang diberi tuhan dengan baik dan kau punya otak agar membalas perlakuannya setidaknya laporkan dia."
"Dan kau." Taehyun berbalik menatap pembully itu."Kau memang sangat bodoh, membuang buang waktu saja, setidaknya gunakan waktumu untuk memperbaiki otak kecil mu itu."
"Cih, berbicara panjang lebar membuatku haus, palak Beomgyu aja, deh."Taehyun pergi, sebelum itu ia menepuk pembully tadi. "Ku harap kau mengerti bahasa manusia."
"BEOMGYU MINTA DUIT!" Beomgyu yang lagi asik dengan game diponselnya terkejut mendengar teriakan Taehyun.
Sungguh dia sangat malu.
Udah, deh, sesama memalukan mending diem aja kalian, udah jodoh.
"Kamu itu kek jelangkung, deh, datang tak diundang, pulang tak diantar."
Taehyun tersenyum, matanya berkedip beberapa kali sebelum duduk dimeja Beomgyu, menadahkan tangannya.
"Minta duit, cepat!" Beomgyu berdecak malas, ia mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang dan memberinya pada Taehyun.
"Nah gitu, dong, makasih yah kak pacar, semangat buat tambah goblok."
Semua siswa pada gak heran, sumpah mereka pasangan gak ada romantis-romantisnya.
Kerjaannya kalau gak adu bacot ya baku hantam. Bisa gitu yah.
Masih jadi misteri, kenapa mereka bisa pacaran.
"Udah, ayo." Beomgyu mengangguk, sekolah telah usai dan sekarang ia menunggu Taehyun yang sedang berkemas.
Mereka tidak sekelas, karena Beomgyu setahun lebih tua darinya.
"Jadi pengen cupcake."
"Hah apa?" Beomgyu menoleh, tak terlalu mendengar omongan–gumaman Taehyun. Taehyun menggeleng. "Lupain aja, dasar tuli."
Beomgyu merotasikan matanya malas, dia tidak bisa baku hantam dulu dengan Taehyun, soalnya dia lagi nyetir.
"Aku masuk dulu." Beomgyu mengangguk, ia mengusap surai Taehyun, lalu kembali masuk ke mobil.
"Apaan, sih." Pipi Taehyun memerah secara alami.
Dasar Choi Beomgyu sinting, seenak jidat buat anak orang baper, mana ditinggalin lagi.
TBC
Jangan lupa votmen!
Maaf kalo gk seru dan typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Lie||Beomtae✓
RandomCahaya itu bersinar tak selamanya. Ada waktu matahari untuk menghilang, dan bulan akan menggantikannya. Mengapa kau sedih? Aku juga tidak tahu. Tapi yang perlu kau tahu... -Kau tidak sendiri.- "Aturannya cukup mudah." - Beomgyu "Cukup tidak ada yan...