4

399 83 8
                                    


"Baiklah kita sambung minggu depan, jangan lupa tugasnya."

"Nee ssaem!" Murid murid berhamburan keluar,Beomgyu merapikan buku bukunya,memasukkannya kedalam tas sebelum ia pergi keluar.

Hari yang biasa,belajar belajar dan belajar,yah itu memang pekerjaan seorang pelajar bukan?

Dirinya mengemut permennya,biasanya seorang laki laki akan menghisap nikotin maka lain lagi Beomgyu,ia lebih suka mengemut permen yang manis,walau bisa saja ia sakit gigi.

Lalu tiba tiba ia menghentikan langkahnya,tidak,tidak ada apa apa kok.

"Kau tidak sayang dengan tubuhmu?"Beomgyu duduk disebelah orang itu.

"Mau?"ucap Beomgyu menawarkan permennya. Ia mengambil tangan gadis itu dan meletakkan permennya. "Sesekali makanlah manis."

"Sini cutternya." Beomgyu mengambil cutter dari tangan gadis itu.

"Kenapa self harm? Kau tidak sayang dengan tubuhmu?"Beomgyu memandang kearah depan sambil mengemut permennya.

"Tidak peduli."

"Nanti tubuhmu tidak bagus lagi,loh."

"Tidak peduli."

"Lalu kau peduli pada dirimu sendiri?"

"Tidak."

"Bagaimana orang akan peduli padamu jika kau saja tidak memperdulikan dirimu?"

Gadis itu menunduk. "Berikan cutternya."Beomgyu menggeleng. "Tidak mau."

"Ini bukan urusanmu."Beomgyu menggeleng. "ini urusanku,karena aku seorang manusia yang punya hati,aku khawatir padamu walau kita pertama kali bertemu."

"Aku hanya ingin melampiaskan semuanya,berikan!"

"Kau pikir ini akan membantu?"

"Iya,ini membuatku nyaman,perasaan hatiku terluka,lalu fisik ku terluka."

"Lalu kau akan terluka"Beomgyu mendesah kecewa. "Yah,habis,untung tadi beli lagi." Ia mengambil permen dikantungnya, membukanya lalu mengemutnya seperti biasa.

"Aku sudah terbiasa dengan rasa sakit."

"Tuhan tidak adil,orang lain bahagia sementara aku tidak,apa aku melakukan dosa hingga hidup seperti ini?"

Beomgyu menggeleng,ia menatap gadis itu. "kau salah,

Tuhan lagi ngasik ujian buat kamu, kamu bisa bertahan atau enggak. Tuhan nyiptain kamu buat jadi orng kuat, tapi kamu malah nyakitin diri kamu kek gini? Tuhan bakal sedih kalo tau kamu nyakitin diri kamu sendir.i"

"Berhenti buat self harm yah? Percaya sama aku,suatu hari nanti kamu pasti bahagia,aku jamin itu"

"Tapi aku capek,aku mau istirahat."

"Istirahat aja,tapi jangan selamanya,nafas kamu berharga,senyum kamu berharga

And you are special."

Beomgyu menepuk pundak gadis itu. "Aku pergi dulu yah,cutternya aku bawa dulu hehe,awas aja kalau self harm,bakal aku tendang ke Antartika nih!"

Gadis itu tersenyum. "Haha makasih Oppa,atas nasihatnya akan ku ingat kok."Beomgyu membalas tersenyum. "Nah gitu dong,senyum,kan makin cantik."

Kebetulan Taehyun bertemu beomgyu,ah bukan kebetulan daritadi Taehyun memperhatikan interaksi gadis itu dengan Beomgyu.

"Wah wah wah bapa psikolog gimana prakteknya?"Beomgyu merotasikan matanya malas,ia menggenggam tangan Taehyun. "jadi psikolog aja belum,ini lagi belajar sayang."

"Ya sama aja sih,itu kamu lagi praktek sama klien pertama kamu hehe."

"Gak cemburu?"Taehyun menaikkan satu alisnya. "Kenapa harus cemburu?"

"Kan aku bicara sama dia,deket-deket sama dia tadi?"

"Ya nggak lah,kan dia butuh bantuan seorang psikolog kek kamu,buat apa aku cemburu?"

"Gak cinta sama aku?"

"Cinta kok-eh?"Taehyun refleks menutup mulutnya,ia menahan malu terhadap dirinya sendiri.

Pipi dan telinganya memerah,sudah dipastikan beomgyu akan senyum senyum.

"Sama,aku juga cinta sama kamu hehe."

TBC

Jangan lupa votmen!
Maaf kalo gk seru dan ada typo

Life But Lie||Beomtae✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang