Tok tok tok
Taehyun yang kebetulan lagi santai-santai diruang tamu langsung ke depan buat bukain pintu, lagian siapa, sih yang datang pagi-pagi dihari minggu gini.
"Hai jodoh." Siapa lagi yang bilang kalau bukan Choi Beomgyu.
Taehyun bersedikap dada. "Kamu gak cape, yah, Beom?" Beomgyu bingung, lelah? "Hah?"
"Kamu gak capek, yah? Tiap hari datang ke mimpi aku? Aku aja capek lihat mimpi aku ada kamu nya, sekarang liat kamu disini, ck."
Beomgyu mengusap dadanya sabar, sabar Beomgyu.
"Itu apa?" lirik Taehyun pada paper bag yang dipegang Beomgyu, Beomgyu memberinya kepada Taehyun dan disambut kerutan dahi.
"Kamu beneran dengar yang kemarin?!" Beomgyu tersenyum, ia duduk di sofa ruang tamu. "Ya dengar, lah, aku, kan, gak se-tuli kamu."
Takk
"Headshot." Taehyun melempar remote tv dan tepat mengenai dahi Beomgyu.
Sumpah, deh, dirinya heran sendiri, kapan, sih, mereka ada moment sweetnya.
"Hujan," gumam Taehyun, tak sengaja di dengar Beomgyu. "Iyalah, namanya juga musim hujan." Taehyun hanya mendengus kesal.
Beomgyu merapatkan dirinya kearah Taehyun, dengan berbagi selimut yang sama dan menonton film bersama.
Sudah 1 jam sejak acara cuddle itu berlangsung, sesekali sweet bukan hal yang buruk, kan?
"Beom keluar, yuk, siapa tau ada pelangi," ajak Taehyun, dirinya lumayan bosan berada di rumah, termasuk memandangi wajah Beomgyu. Lupakan yang terakhir, mereka baru melakukan hal romantis.
Beomgyu mengangguk, mematikan tv nya lalu memakai jaketnya.
"Ayo."
Hari ini hapuskan dulu kata baku hantam dan adu bacot dalam kamus Choi Beomgyu dan Kang Taehyun.
Karna mereka akan akur, walau hanya sehari atau sejam mungkin? Entahlah, tapi bagus.
"Nah, gini kek dari dulu," ucap Taehyun sembari mengayunkan genggaman mereka berdua.
"Mana pelangi nya?" tanya Taehyun, membuat Beomgyu menoyor kepala Taehyun.
Sepertinya, kata baku hantam tidak bisa dipisahkan dari mereka. "Ya mana aku tau, yang ngajakin kamu."
"Nyenyenye."
"Bay the way, bosen juga cuman jalan- jalan, apalagi liatin muka kamu."Beomgyu berhenti berjalan.
"Kenapa, sih, coba bilang siapa yang gak terpesona sama Choi tampan Beomgyu ini?" Narsis tapi, mari benarkan saja.
Taehyun menatap malas Beomgyu, ia mengangkat tangannya. "Aku." Membuat Beomgyu tersenyum.
Sabar Beomgyu.
"Udah, beliin ice cream."Beomgyu menyentil jidat Taehyun. "Sakit tau rasa."
"Sikit tii risi," ejek Taehyun. Urusan sakit belakangan aja.
"Eh eh eh!" Beomgyu meringis, kenapa sih, Taehyun, menjambak rambutnya segala.
"Apaan, sih?" Taehyun menariknya kebelakang semak-semak.
"Denger ngga?" Beomgyu mengerutkan dahinya. "Denger apa?"
"Suara orang berantem." Beomgyu menatap datar Taehyun. "Tipikal orang yang kepo gini, nih, gercep banget."
"Alah kamu sama aja." Beomgyu menyengir. "Hehe tau aja."
"Dengerin, yuk."
"Manusia sesat, tapi mari."
Jodoh kalian, pasangan sangklek.
Pyarrr
Taehyun refleks memeluk Beomgyu saat dirumah itu terdengar suara barang pecah.
Beomgyu langsung memeluk erat Taehyun, menenangkannya bahwa semuanya baik- baik saja. Tidak ada yang perlu di takutkan.
"LIHAT TUH ANAK KAMU NGELAWAN MULU!"
"GAK BISA DIHARAP!"
"ITU SEMUA KARENA KAMU!"
"KARENA KAMU? KAMU YANG NGAJARIN GAK BECUS!"
"GAK BECUS, TERUS APA?! DARIPADA KAMU YANG KERJAANNYA CUMAN CARI CEWE DILUARAN SANA!"
"DASAR, INI SEMUA KARENA KAMU!"
"AKU? KAMU KERJAAN NYA CUMAN BELANJA BELANJA BELANJA! GAK PERNAH URUSIN RUMAH! LIHAT?! ANAK ITU JADI BODOH KARENA KAMU!"
"NYALAHIN AKU?!"
"Kalian sedang apa?" Taehyun dan Beomgyu hampir saja berteriak saat seorang gadis dengan memakai seragam sekolah mendatangi mereka.
"Mereka bertengkar lagi?" Anak itu menghela nafas, Taehyun berinisiatif untuk mengelus rambut anak itu.
"Mereka orang tuamu?"
"Sejujurnya mereka tidak pantas disebut orang tua, tapi, yah, mereka orang tua biologis ku."
"Oppa, boleh aku disini? Aku disini dulu sampai mereka selesai dengan urusan mereka, jika aku pulang yang ada urusannya makin panjang."
"Mau?" Beomgyu menyodorkan permen kepada gadis itu, dan diterimanya. "Gomawo." (Makasih)
"Besok-besok aku beli peralatan makan dari plastik aja, kalau bisa juga semua perabotan di rumah diganti jadi plastik, mereka gak mikir kali, yah? Sudah susah payah beli, kumpulin uang malah dengan enaknya dihancurkan cuman buat pelampiasan."
"Oppa."
"Bagaimana dengan orang tua kalian? Apa mereka baik baik saja?"
Beomgyu merogoh kantong celananya, mengambil permen dan memberinya pada Taehyun, dirinya juga memakan permen itu.
"Ya mereka baik-baik aja, di dalam sebuah hubungan pasti ada perselisihan tapi kita pasti bisa melewatinya dengan kepala dingin."
Taehyun mengemut permennya,ia mengangguk. "Ya yang dikatakan dia benar, orang tua memang begitu, mereka juga manusia sama seperti kita, bisa saja berbuat salah
Jangan mendasari dengan kata 'orang tua, kami sudah berpengalaman, merasakan pahit manisnya hidup' mereka bisa melakukan apapun."
"Jadi apa yang harus ku lakukan?"
"Coba kau bicara kepada mereka dengan baik, pertengkaran tak menyelesaikan apapun."
Gadis itu tersenyum. "Gomawo, aku harap kelak kalian jika sudah menjadi orang tua jangan sampai seperti orang tuaku."
"Karena tidak ada anak didunia ini yang ingin orang tuanya bertengkar seperti ini."
"Oppa aku pergi dulu, terima kasih permennya!"
Beomgyu dan Taehyun tersenyum menanggapi nya.
"Dia adalah anak yang kuat."
"Seperti kita berdua."
TBC
Jangan lupa votmen!
Maaf kalo gk seru dan ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Lie||Beomtae✓
RandomCahaya itu bersinar tak selamanya. Ada waktu matahari untuk menghilang, dan bulan akan menggantikannya. Mengapa kau sedih? Aku juga tidak tahu. Tapi yang perlu kau tahu... -Kau tidak sendiri.- "Aturannya cukup mudah." - Beomgyu "Cukup tidak ada yan...