Ace kamu memangnya tidak bersama tuan putri - Yang Mulia Raja
Lucy berlari menerobos pepohonan yang rapat, jantungnya berdegup kencang. Malam semakin gelap, tetapi harapan untuk kebebasan memandu setiap langkahnya. Di belakangnya, suara langkah wanita itu semakin menjauh, tetapi dia tahu tidak boleh lengah. Hutan yang gelap dan misterius itu bisa menjadi temannya atau musuhnya.
Dia berlari dengan segala kekuatannya, berusaha mengingat arah yang diambilnya. "Jika aku bisa sampai ke desa terdekat," pikirnya, "mungkin ada seseorang yang bisa membantuku."
Setelah beberapa menit berlari, dia mulai merasa lelah, tetapi rasa putus asa tidak membiarkannya berhenti. Dia berhenti sejenak di belakang sebuah pohon besar, mengatur napasnya dan mencoba menenangkan pikiran. Suara malam yang biasanya menenangkan kini terasa menakutkan—suara dedaunan berdesir dan serangga yang bersuara.
"Lucy!" suara itu memanggil dari kejauhan, melukiskan rasa cemas di hati Lucy. Dia tahu bahwa wanita itu belum menyerah.
"Tidak, aku harus pergi," bisik Lucy pada diri sendiri. Dia menunduk dan melanjutkan perjalanan, memilih jalan yang tampak lebih gelap dan sempit, berharap bisa menghilang dari pandangan.
Setelah beberapa saat, dia merasa kakinya mulai terkilir karena berlari terus menerus. Namun, dia tidak punya waktu untuk merasakan sakit. Hutan semakin dalam dan cabang-cabang pohon merintangi jalannya, tetapi dia terus melangkah. Tiba-tiba, dia mendengar suara gemerisik di belakangnya.
"Siapa di sana?" tanyanya, suaranya bergetar. Tidak ada jawaban. Hanya hening yang menjawabnya. Dia mulai merasa paranoid, khawatir bahwa wanita itu mungkin sudah berada di dekatnya.
Dia mempercepat langkah, berharap menemukan jalan keluar. Dia terus berlari, sampai akhirnya melihat secercah cahaya di kejauhan. "Itu dia! Jalan keluar!" serunya dalam hati.
Ketika dia semakin mendekat, dia menyadari bahwa cahaya itu berasal dari sebuah rumah kecil yang tampak sudah lama ditinggalkan. Lucy merasa ragu, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Dia harus mengambil risiko.
Dengan pelan, dia mendekati pintu rumah itu dan mengintip ke dalam. Ruangan itu gelap dan berdebu, tetapi dia bisa melihat sebuah meja dan kursi yang tergeletak. "Mungkin aku bisa bersembunyi di sini," pikirnya.
Dia mendorong pintu dan melangkah masuk. Begitu berada di dalam, dia menutup pintu perlahan dan berusaha tidak membuat suara. Dia menyandarkan tubuhnya di dinding, berusaha mengatur napas.
Beberapa menit berlalu, dan Lucy mulai merasa sedikit tenang. "Mungkin aku bisa menunggu sampai wanita itu pergi," pikirnya. Namun, saat itulah suara langkah kaki kembali terdengar, kali ini lebih dekat.
Dengan cepat, dia mencari tempat untuk bersembunyi. Dia menemukan sebuah lemari tua di sudut ruangan dan melompat masuk ke dalamnya, menutup pintu lemari dengan hati-hati.
Dari dalam lemari, dia bisa mendengar suara wanita itu masuk ke rumah. "Kau tidak akan bisa bersembunyi selamanya, Lucy," wanita itu berteriak, suaranya menggema di dinding-dinding rumah. "Aku tahu kau di sini!"
Lucy berusaha menahan napas, tidak berani bergerak. Dia bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat, dan ketakutan menyelimutinya. Wanita itu mulai mencari, membuka setiap pintu dan memeriksa setiap sudut ruangan. Lucy menunggu dengan cemas, berharap agar wanita itu tidak menemukannya.
Akhirnya, wanita itu berhenti dan tampaknya tidak menemukan apa-apa. "Baiklah, mungkin kau memang tidak ada di sini," katanya. "Tapi aku akan menemukanmu, dan saat itu tiba, kau akan menyesal telah melarikan diri."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince Ace
Short StoryPutra Mahkota Kerajaan yang sangat menyukai hewan, berolahraga dan juga menyayangi siapapun. Dia mempunyai 6 teman dekat di Kerajaan lain. Siapakah itu? . kemudian ia akan di jodohkan dengan putri yang sangat cantik di Kerajaan seberang nya. Dan dia...