Rasa Cinta

32 1 0
                                    

Kok gua khawatir? Apa gua suka sama Lucy - Ace

Setelah wanita itu ditangkap dan dibawa ke desa, penduduk desa menyusun rencana untuk memastikan bahwa dia tidak bisa kembali untuk mengganggu mereka. Mereka memutuskan untuk menahannya di tempat yang aman dan menjauh dari desa, di sebuah gua di pinggiran hutan yang dikelilingi oleh semak-semak tebal.

Wanita itu, meskipun terluka, tetap menampilkan sikap angkuh. "Kau tidak bisa mengurungku selamanya!" teriaknya dengan kemarahan. "Aku akan menemukan cara untuk keluar dari sini!"

Beberapa penduduk desa mengawasinya, memastikan bahwa dia tidak bisa melarikan diri. Lucy merasa kasihan pada wanita itu, meskipun tindakan yang dilakukannya sangat menyakitkan. Dia ingat saat pertama kali bertemu dengan wanita itu, ketika masih ada cahaya di matanya. "Dia juga manusia," pikir Lucy, "mungkin ada harapan untuknya."

Dengan semangat itu, Lucy memutuskan untuk pergi ke gua tempat wanita itu ditahan. Dia ingin mencoba berbicara dengannya, berharap bisa mengerti alasan di balik perbuatannya. Setelah meminta izin dari Ace dan Farid, Lucy berjalan menyusuri jalan setapak menuju gua.

Di dalam gua, wanita itu duduk di sudut, terikat. Lucy merasa sedikit takut, tetapi dia melangkah lebih dekat. "Aku datang untuk berbicara," katanya lembut. "Aku ingin mengerti mengapa kau melakukan semua ini."

Wanita itu menatap Lucy dengan tatapan tajam. "Mengapa kau peduli? Kau sudah menang. Aku adalah musuhmu!" suaranya penuh kebencian.

"Karena aku percaya setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua," jawab Lucy. "Aku ingin tahu apa yang membuatmu seperti ini."

Dengan nada sinis, wanita itu mulai berbicara. "Kau tidak mengerti. Hidupku selalu dipenuhi dengan penderitaan. Aku dibesarkan dalam kekerasan, dan ketika aku melihat orang-orang di sekitarku bahagia, aku hanya ingin mengambil kebahagiaan itu. Jika aku tidak bisa memilikinya, aku akan menghancurkannya," katanya dengan nada penuh kesedihan.

Lucy merasa ada sesuatu yang menggetarkan dalam hati. "Kau bisa berubah," katanya. "Kau tidak perlu menjalani hidup seperti ini. Ada jalan lain yang lebih baik. Cobalah untuk berbicara dengan kami, kami bisa membantumu."

Wanita itu terdiam, terlihat ragu. "Kau tidak mengerti. Siapa yang mau mendengarkanku? Mereka hanya melihatku sebagai penjahat."

"Tapi aku mendengarkanmu," jawab Lucy dengan tegas. "Dan aku tahu ada lebih banyak hal dalam dirimu daripada hanya kebencian. Kau bisa menemukan cara untuk mengubah hidupmu. Mari kita lakukan itu bersama-sama."

Dari dalam hatinya, wanita itu mulai merasakan keraguan. Untuk pertama kalinya, seseorang berusaha untuk memahami dan tidak menghakimi dirinya. "Apa yang harus kulakukan?" tanyanya dengan suara rendah, seolah-olah dia tidak yakin akan keputusan itu.

"Kau bisa mulai dengan memberi tahu kami tentang dirimu dan bagaimana kami bisa membantumu," kata Lucy. "Kami semua bisa belajar dari kesalahan kita."

Perlahan-lahan, wanita itu mulai membuka diri. Dia menceritakan masa kecilnya yang penuh dengan kekerasan dan kehilangan. Dia menjelaskan bagaimana dia berusaha keras untuk bertahan hidup, tetapi kebencian dan kemarahan telah menggerogoti jiwanya. Dia merasa terjebak dalam siklus yang tidak ada jalan keluarnya.

"Setiap orang berhak untuk diperbaiki," kata Lucy, mendengarkan dengan penuh perhatian. "Kita semua pernah membuat kesalahan. Yang terpenting adalah kita berusaha untuk menjadi lebih baik."

Seiring waktu berlalu, wanita itu mulai merenungkan kata-kata Lucy. Dia merasakan sebuah harapan baru tumbuh dalam dirinya, tetapi keraguan masih menghantui pikirannya. "Apa yang terjadi jika aku mencoba dan gagal?" tanyanya dengan rasa cemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Prince AceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang