Chapter 3

814 183 15
                                    

-Musim dingin, 13 tahun yang lalu-

Seorang bocah laki-laki tengah duduk di pangkuan sang ibu dengan tubuh tertutup selimut sambil menikmati coklat panas. Saat itu mereka tengah duduk di sebuah sofa di dekat jendela yang menampilkan hujan salju yang cukup lebat.

Sang anak telah selesai menghabiskan coklat panasnya kemudian meletakkan mug kosong miliknya ke meja di depannya.

Hening beberapa saat, mereka sibuk memandangi salju yang turun melalui jendela.

"Sunoo-ya" panggil sang ibu lembut. Kini Sunoo kecil mendongak menatap sang ibu yang tengah mengelus rambut halusnya.

"kau ingin mendengar cerita tentang Gumiho yang kesepian?" tanya sang Ibu dan mendapat anggukan ribut dari anaknya.

"Pada zaman dahulu ada Gumiho kesepian yang tinggal di gunung Baekdu yang dingin dan suram. Dia hidup sendiri dan tak memiliki teman walau banyak hewan yang tinggal di gunung itu.

Suatu hari Gumiho itu bertemu dengan seekor rubah merah. Ternyata rubah itu juga kesepian dan tak memiliki teman sama dengan sang Gumiho, dan sejak saat itu mereka menjadi sahabat. Sang Gumiho melindungi sahabatnya dari para pemburu yang ingin menangkapnya dan Rubah merah membantu Gumiho untuk mencari makanan, mereka hidup dengan saling melengkapi. Bahkan seluruh makhluk hidup gunung Baekdu ikut merasa senang melihat Sang Gumiho yang kini tak kesepian lagi. Gunung yang semula Dingin dan Suram kini menjadi lebih hangat dan hidup."

Sang ibu mengambil jeda, terlihat ragu untuk melanjutkan ceritanya. kemudian ia mememjamkan matanya dan menghela nafas sebelum melanjutkan cerita.

"Tapi suatu hari tiba-tiba Rubah merah memiliki sebuah keluarga, hingga mereka tak pernah lagi bersama karena rubah merah lebih memilih bersama keluarganya.

Gumiho itu kembali kesepian dan Gunung Baekdu menjadi Dingin dan Suram kembali, Bahkan makhluk hidup disana menjadi kesulitan untuk mencari makanan sehingga banyak dari mereka yang memilih turun gunung dan mencari makanan di ladang milik warga, termasuk keluarga rubah merah.

Namun keluarga rubah merah telah salah memilih ladang untuk mencari makan sehingga mereka mati di bunuh oleh pemilik ladang tersebut-"

"apa Gumiho-nya tahu temannya mati?" tanya bocah itu penasaran.

Sang ibu kembali mengelus rambut anaknya.

"emm (ia mengangguk) dan akhirnya Gumiho itu mengutuk pemilik ladang.-

dan mereka hidup dengan penuh penderitaan"

"Sunoo-ya ingat kalau kau bertemu dengan orang tanpa aura di sekelilingnya berlarilah dan jangan mendekatinya, mengerti?"

Sunoo mengerjapkan matanya berkali-kali ia tak mengerti maksud dari kalimat terakhir sang ibu dan hanya di balas anggukan kecil oleh Sunoo.

.

.

.

.

.

.







"SUNOO APA ITU KAU?!" Pekik Ibu Sunoo kaget.

'Ibuu... hiks Ibu~' entah sudah berapa kali Sunoo memanggil ibunya yang kini sedang menangis. Tapi tetap saja Ibu Sunoo tak mengerti bahasa rubah, jadi Sunoo hanya mengangguk mengiyakan.

The Curse of the Nine Tailed Fox || Sunghoon X SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang