Buku Bersampul Kuning

497 40 14
                                    

.
.
.
.
Kurang lebih satu bulan, Chanyeol berdiam diri di kota kecil ini. Sebuah pemukiman padat penduduk, dengan indeks kebahagiaan yang bisa dibilang sangat tinggi.
Setiap ia membuka mata, yang ia dengar adalah teriakan dari pemilik penginapan yang membangunkan anaknya untuk segera sekolah, lalu kemudian teriakan berganti dengan suara si anak yang mengerang kesal karena lagi-lagi kesiangan. Ini sudah menjadi hal lumrah yang di lakoni Chanyeol selama hampir dua puluh tujuh hari menginap di tempat ini.

Pria tiga puluh tahun itu menoleh saat mendengar ketukan di pintunya yang tertutup.
Samar-samar bisa ia dengar panggilan lembut dari Sarah, si pemilik penginapan yang tadi meneriaki puteranya
Suaranya berbanding terbalik pada saat berhadapan dengan penghuni kamar, begitu keibuan dan merdu.

Sarah adalah seorang ibu tunggal yang menjalankan bisnis penginapan peninggalan mendiang sang suami, yang berpulang dua tahun silam. Sarah berusia hampir empat puluh lima tahun dan puteranya Chris berumur delapan tahun, bulan depan.

"Sarapan sudah siap, Loey."

"Baik, Nyonya Sarah.
Saya akan turun sebentar lagi."

"Kami menunggumu, Adam sudah berangkat sejak pagi entah kemana dia pergi..,..."
Suara gerutuan Sarah yang memiliki aksen British sangat kental semakin samar, seiring dengan suara langkah kakinya menuruni tangga.

Adam yang disebutkan tadi adalah seorang fotografer lepas, ia sama seperti Chanyeol, tinggal di sini sebagai tamu.

Ada tujuh kamar yang di sewakan, dua diantaranya diisi oleh Chanyeol dan Adam sementara lima lainnya kosong. Persaingan semakin sulit, saat ini banyak orang lain membuka penginapan, bahkan motel dengan harga sangat murah dan itu lebih disukai oleh para backpacker yang hanya singgah dalam waktu singkat dan budget terbatas, walaupun harus diakui fasilitas yang di dapat juga tentu sangat berbeda.

Chanyeol menuruni tangga cokelat tua yang masih sangat kokoh, suami Nyonya Sarah menyukai segala sesuatu tentang furniture, jadi ia tahu kayu terbaik untuk membuat tangga seperti ini.
Nampak di meja makan, Chris tengah terburu-buru menghabiskan sereal dan susunya, sementara sang ibu mengingatkannya untuk makan dengan pelan dan terhormat. Etika di benua Eropa adalah segalanya.

"Kau sudah turun, Loey..
Kemarilah, aku membuat pancake untuk sarapan"

Chanyeol tersenyum menanggapi keramahan  Nyonya Sarah yang begitu hangat.

"Terima kasih, Nyonya Sarah."

Sarah memanggil Chanyeol dengan Loey, begitupula orang lain di tempat ini.
Loey lebih mudah diucapkan oleh lidah orang Eropa daripada nama Chanyeol.

"Apa Adam memberitahumu akan mengambil gambar dimana hari ini?
Dia tak mengatakan apapun, hanya pergi keluar tanpa pamit," Sarah nampak khawatir.

Jika Chanyeol menginap selama hampir satu bulan, maka Adam sudah ada di tempat ini selama hampir setengah tahun. Tenang, ini adalah hal lumrah, kau bahkan bisa menerapkan hal ini di hotel manapun, tentu jika kau punya cukup uang untuk stay di hotel dengan waktu cukup lama.

"Dia hanya bercerita bahwa ia akan mencari hewan endemik di hutan", Chanyeol menjawab tenang sambil mengiris pancake di hadapannya.
Mengabaikan raut terkejut Nyonya Sarah.

"Why..? Kenapa dia selalu melakukan hal berbahaya macam itu?
Bagaimana jika yang ia temui adalah serigala?"

"Mom, setiap hari Loey sudah menjelaskan, itu pekerjaan Tuan Adam." itu Chris yang menjawab keresahan sang ibu.

"Ya..., Kau benar Chris.
Dan Nyonya Sarah, percayalah Adam akan baik-baik saja.
Ini adalah resiko pekerjaannya." ucap Chanyeol.

"Tapi setidaknya ia bisa pamit bukan?."

"Mungkin Adam sedang terburu-buru," Chanyeol masih menyantap pancake nya dengan tenang.

"Aku hanya khawatir", keluh si wanita paruh baya.

"Anda hanya sangat baik, Nyonya."

.
.
.
.

Musim dingin belum sampai pada puncaknya, hanya hembusan angin bersuhu rendah sesekali menyapa orang-orang yang beraktifitas di tempat ini.
Chanyeol termasuk tinggi, tapi karena ia bukan ada di Korea, melainkan di Eropa, dimana 'tinggi besar' adalah hal biasa, sosok Chanyeol saru, tersamar dengan banyaknya orang yang berlalu lalang di sekitar pasar buah.

Ia baru saja pulang dari mengantar Chris ke sekolah, mengambil alih tugas Sarah yang harus mengunjungi seorang kerabat yang tengah sakit, tak tahu juga apakah nanti malam wanita itu bisa pulang atau tidak.

Pria tinggi itu berniat langsung pulang ke penginapan, namun langkahnya terhenti saat kakinya menginjak sesuatu.
Chanyeol menunduk, dan meraih sebuah buku berwarna kuning kusam yang tak sengaja terinjak sepatunya tadi. Menoleh ke kiri dan ke kanan, namun tak mendapati siapapun yang kemungkinan menjadi pemilik buku ini, akhirnya Chanyeol membawa buku itu pulang, kembali ke kamar sewanya.
Memasukkannya ke dalam plastik bening berisi buah, warna buku itu nampak mirip dengan beberapa buah lemon yang ada di dalam kantung belanjaan.

.
.
.
Satu hal yang Chanyeol tak sadar adalah ; lonceng takdir itu, sekali lagi berdentang indah.

.
.
.
.

Bersambung,

Bersambung,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Escape, lanjutan dari the VVIP (Donghae's Love Stories)Mulai 3 Februari 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Escape, lanjutan dari the VVIP (Donghae's Love Stories)
Mulai 3 Februari 2021

ESCAPE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang