Aurel pagi ini berangkat lebih pagi dari biasanya. Hari ini adalah jadwal piket OSIS yang membuat Aurel mau tak mau pergi ke sekolah tanpa Jaehyun seperti biasa. Gadis itu yakin bahwa sahabatnya pasti akan marah ketika mengetahui ia berangkat lebih dulu tanpa memberi tau.
Gadis itu lebih memilih diantar oleh ayahnya dibandingkan harus meminta Jaehyun untuk bangun lebih pagi. Biarkanlah dia datang ke rumah lalu mendapati Aurel yang sudah pergi ke sekolah, dibandingkan dirinya melihat Jaehyun bermesraan dengan pacarnya di mobil nanti. Aurel tidak mempermasalahkan sahabatnya itu mau berkencan dengan siapapun, asalkan tidak dihadapannya. Itu membuatnya muak.
Sesampainya di sekolah, ia tidak melihat siapapun kecuali satpam. Tanpa bertegur sapa dengannya, Aurel langsung pergi menuju ruangan OSIS.
Pintu yang berderit menjadi suara pengiring dirinya disana, ruangan itu tidak terlalu besar dan tampak masih gelap. Gadis itu pun langsung menekan saklar lampu dan duduk di salah satu kursi. Tak lama, ia pun segera mengambil sapu untuk membersihkan ruangan itu. Biasanya ada dua orang anggota lain yang akan membersihkan ruangan, namun sepertinya kali ini ia datang terlalu pagi.
Setelah menyapu, Aurel lebih memilih duduk sambil memejamkan matanya. Rasa kantuk mulai menyergap, namun sebisa mungkin ia tahan. Pikirannya melayang kemana-mana, apalagi ulangan Geografi yang sejak malam membuatnya kurang istirahat.
Tiba-tiba, suara seseorang menyapa telinganya. Aurel dengan sigap langsung bangkit dari posisinya. Setelah ia melihat siapakah oknum yang membuatnya terkejut, kini dirinya menghela nafas lega.
Tanpa menghiraukan Aurel, lelaki itu langsung masuk dan duduk di salah satu kursi. Wajahnya terlihat sinis, tapi Aurel tidak perduli. Gadis itu malah melanjutkan aktifitasnya.
Brak!
Aurel seketika terperanjat saat mendengar suara kursi terjatuh. Dengan sigap ia pun menoleh ke arah teman satu organisasinya itu, dan mendapati bahwa sang oknum lah yang telah membuat suara ribut tadi.
"Bukan tempat tidur." Ucapnya sinis sambil menempatkan kembali kursi tersebut ke tempat asalnya.
Aurel berusaha untuk menahan emosinya. Jika saja lelaki di hadapannya itu bukan ketua OSIS, ia sudah pasti memakinya sejak awal.
Dadanya terasa sesak akibat menahan kesal, gadis itu pun menyambar tas miliknya dan memutuskan untuk keluar dari tempat itu dengan langkah lebar. Ketika kakinya sampai di ambang pintu, matanya tak sengaja menangkap sosok yang ia hindari untuk saat ini. Refleks kakinya pun memutar balik arah, dan mencari tempat untuk bersembunyi.
Aurel bingung harus bersembunyi dimana, tempat itu tak terlalu luas. Matanya mulai terlihat gelisah tatkala suara hentakan kaki mulai terdengar di telinganya. Jangan sampai Jaehyun menemukannya untuk saat ini. Orang itu pasti akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Friend(s) | JJH
FanfictionBertahan dengan pasangan yang posesif sudah biasa. Bagaimana jika harus bertahan dengan sahabat yang posesif? Apakah akan membuatmu terjebak dalam zona nyaman? Atau justru malah mendorongmu jatuh ke dalam jurang keterpurukan? "Jangan coba-coba berte...