08

484 70 40
                                    

Maaf ya kemaren² aku gak update, harus revisi ulang karena memori hp aku gak terbaca sama hp. Semua foto dan teks yang berkaitan sama cerita ini gak bisa dibuka. Jadi aku nulis ulang:')

Besok double update deh ya sebagai permintaan maaf..







•••


Toxic. Itulah yang orang-orang lihat tentang Aurel dan Jaehyun. Mereka berpendapat bahwa Jaehyun terlalu se-enaknya pada gadis yang hanya berstatus 'sahabat'.

Dari peristiwa kemarin, bisa disimpulkan bahwa kedua belah pihak tak akan akur sampai saat ini. Namun faktanya, sekarang kedua anak Adam itu malah semakin dekat. Yuta pun dengan terpaksa mengaku kalah kali ini.

"Kok bisa sih Aurel gak ilfeel sama lo? Padahal kan kelakuan lo kayak tai," ucap Yuta sambil melemparkan sebuah amplop coklat ke atas meja.

Jaehyun hanya tersenyum sambil mengambil benda itu. Sedangkan Lucas sudah menunjukkan mata berbinar melihatnya.

"Kalian jajan sepuasnya, hari ini gue yang bayar."

Benar sekali, Lucas langsung tersenyum dan mengambil beberapa camilan. Mereka saat ini tengah berada ditempat angkringan. Tempat mereka selalu berkumpul di malam hari. Tak hanya mereka saja, tapi orang lain pun banyak disana. Apalagi sekarang adalah malam minggu.

"Kayaknya Aurel suka deh sama lo," timpal Ten dengan segelas minuman di tangannya.

Jaehyun mengerutkan dahinya, "kalau dia gak suka sama gue, gak bakal jadi sahabat."

"Cih, sahabat macam apa lo? Gue jadi Aurel bakal gaplok lo tiap hari. Apalagi kalau tau tentang taruhan lo sama Yuta."

"Ten bawel banget anjir! Bisa diam gak?"

Mendengar perkataan Yuta, lelaki itu langsung menciut seketika.

"Udah jangan ribut, berisik! Jaehyun belum kena karma aja dia," tambah Taeyong.

Jaehyun hanya tertawa pelan. Ia pikir, sampai kapanpun Aurel dan dirinya akan tetap sama. Buktinya mereka bisa sampai saat ini tetap akur, walaupun terkadang Aurel seperti menghindar tapi Jaehyun selalu punya cara untuk mengatasi itu.

Tak peduli tanggapan orang lain tentang hubungannya dengan Aurel, yang penting ia suka menjalaninya. Selagi Aurel tidak protes, semuanya aman-aman saja.

"Lo kayaknya harus ubah status deh."

Jaehyun melirik Taeyong, "maksud lo?"

"Jae, gue tau kalau lo tuh peka. Gak mungkin modelan cowok suka mainin cewek kayak lo gak peka sama tingkah laku cewek. Apalagi Aurel udah lama kan deket sama lo."

Lelaki itu terdiam sejenak. Ia menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya. Jaehyun memang sudah mulai merokok saat pertama menduduki kelas 11 SMA.

"Kalau lo gak mau, buat gue aja."

Ucapan Yuta berhasil membuatnya menoleh dengan tatapan bingung. Sebenarnya teman-temannya ini sedang apa? Mereka terus saja membicarakan Aurel.

"Terus aja ngomongin Aurel."

"Dih, bersyukur lo kita masih peduli," Ten mendelik sebal.

"Diam lo Thailand."

"Rasis anjir!"

Yuta meneguk kopi dihadapannya lalu menatap gelas kopi itu. "Lo tau layangan, Jae?"

Semuanya diam, termasuk Jaehyun. Mereka semua bingung dengan arah pembicaraan Yuta.

"Nah, layangan itu ibaratnya Aurel yang masih lo milikin dan terlihat biasa aja karena lo pikir harganya murah, makanya lo peduli gak peduli. Tapi pas benang layangan itu putus, di luar sana banyak yang bakal ngejar layangan itu. Lo bakal ngerasa kesel dan kalaupun lo ikut ngejar, belum tentu lo bakal dapat lagi. Karena layangan kalau udah putus, pasti bakal punya pemilik baru."

Bad Friend(s) | JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang