Gulf mengetukkan ujung bolpoin yang berada digenggaman seirama dengan detak jantungnya selama penjelasan dosen berlangsung. Virus, penelitian jaringan asing, menguatkan sistem keamanan, meh Gulf sudah paham tentang itu semua. Bukannya Gulf ingin menyombongkan diri, tapi memang seperti itulah adanya.
"Gulf." Goy yang duduk tepat di depannya menyodorkan ponsel yang sedang menampilkan berita pagi tadi.
Di sana Gulf membaca dengan jelas bagaimana perusahaan milik Off Jumpol mengalami kebocoran data hingga membuat sahamnya turun drastis, bukan hanya itu saja bahkan beberapa investor tetapnya menarik penanaman sahamnya satu persatu dan beralih pada bisnis pengusaha lain. Yaitu Joss Way-Ar.
Sempat ada desas-desus yang mengatakan bahwa kerusakan data dari perusahaan Off Jumpol ada kaitannya dengan Joss Way-Ar namun karena tidak ada satu bukti atau jejak apapun yang membenarkan tuduhan tersebut membuat sebagian warga net mengabaikan berita itu.
Gulf tersenyum miring, tentu saja. Apapun yang dilakukan-nya pasti sempurna, bersih dan rapi. Sebenarnya keamanan data perusahaan itu lumayan kuat tapi bagi Gulf, tidak ada apa-apanya. Hanya dengan dua virus buatannya, perusahaan itu hampir hancur.
Fokus pria manis itu terpecah saat dirasa ada getaran dari dalam tas-nya, ternyata pesan dari Joss yang ber-isi ucapan terimakasih dan tentu di lengkapi pujian atas kerjanya. Gulf tidak suka menerima perintah tapi jika itu untuk merusak hal yang telah di susun, Gulf tidak keberatan.
Ia bangga pada dirinya sendiri karena apa yang pernah ia pelajari, sebanyak apapun itu, semuanya tersusun rapi di ingatan, tidak ada yang hilang bahkan terlupakan. Entahlah apa itu bisa di sebut kelebihan atau mungkin kekurangan. Gulf ingat semua nama dan wajah client-nya, siapa yang menjadi targetnya dan kerusakan apa yang telah ia perbuat.
Gulf ingat ketika pertama kali ia menyetuh komputer, saat itu dirinya baru duduk di kelas enam sekolah dasar. Perasaan menggebu dalam dada waktu melihat komputer menyala tanpa sang pemilik, membuat bocah itu dengan berani menggunakannya.
Tanpa tahu apa yang ia lakukan, dan data apa yang di bukanya, tangan mungil itu tidak berhenti menelusuri satu-persatu data yang di tampilkan silih berganti pada layar komputer. Deretan huruf serta angka asing seolah familiar dalam ingatannya. Sampai kemudian benda canggih itu padam dengan sendirinya.
Keesokan harinya, sekolah tiba-tiba di liburkan. Beberapa mobil polisi terparkir rapi di depan gerbang tapi Gulf serta ayahnya di minta untuk menghadap sang kepala sekolah.
Max sudah melihat saluran berita yang menampilkan sepuluh perusahaan mendadak hampir bangkrut secara bersamaan karena mengalami kebocoran data dan penarikkan saham tanpa tahu penyebabnya. Dua diantaranya tidak bisa diselamatkan sedangkan yang lainnya masih berusaha memperbaiki data dan mencari dalang dari kerugian besar tersebut.
Dari apa yang Max dengar dan sebuah bukti dari rekaman cctv yang memperlihatkan putra kecilnya mengutak-atik komputer di ruang perpustakaan, tuduhan itu mengarah pada Gulf. Tapi tentu Max membantah, karena biar bagaimanapun putranya masih terlalu kecil untuk mengerti isi dalam komputer.
Dan bukan hanya Max tapi juga pihak kepolisian meragukan tuduhan tersebut hingga akhirnya Gulf di bebaskan dari tuntutan. Sekolah itu di tutup dan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dialami kerugian bagi sepuluh perusahaan.
Setelahnya Max langsung menyerahkan sebuah komputer pada Gulf kecil dan memintanya untuk melakukan apapun lalu tanpa di duga bocah itu berhasil merusak tatanan keamanan data buatannya sendiri, tapi Gulf gagal. Ia belum bisa menembus keamanan jaringan yang telah di susun. Virus yang di terimanya terlalu ganas.
Max tidak menyerah, ia terus menerus menyerahkan berbagai macam komputer dan data baru untuk Gulf pelajari sampai akhirnya bocah manis itu berhasil melemahkan satu sistem milik ayahnya. Benar, hanya sebatas melemahkan dan dari situ Max yakin Gulf akan menjadi ahli dalam sistem data dan benda elektronik.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Son Of Mafia
Fanfiction"Jangan menyentuh teritoriku jika masih ingin mempertahankan napasmu." GK "Dia seperti buku yang terbuka namun tetap sulit di baca oleh seseorang yang buta huruf, termasuk diriku." MS "Dia kebanggaanku; penerusku." Mr. T -Selamat datang di dunia Kan...