_01_

1.4K 105 5
                                    

"Ck! lakukan saja tugasmu Mild."

"....."

"Iya, ehm. Sisanya biar aku yang mengatasi, ingat jangan sampai mati, oke di tempat biasa."

Mew mengernyit heran mendengar pembicaraan kekasihnya dengan seseorang di seberang telepon, ia masih diam mengamati pacar nakalnya itu melempar handphone sembarangan lalu perlahan bangkit, selimut tebal yang membungkus tubuh polosnya persis kepompong ia singkap dan...

"Loh Mew!." Gulf membulatkan matanya kala melihat Mew berdiri dengan kedua lengannya terlipat di depan dada.

"Apa aku terlihat menakutkan?" tanya Mew sembari mengangkat sebelah alisnya balik menatap Gulf.

"Err... ya nggak juga si, kan biasanya kamu selalu hilang saat aku bangun pagi sampai-sampai aku sempat berpikir kalau yang berhubungan sex denganku semalam itu hantu yang menyerupai kekasih dinginku." ucap Gulf panjang lebar dengan sedikit menyindir yang lebih tua.

"Lelucon yang bagus sayang." ucap Mew menampilkan senyum miring.

Sebelum Gulf membalas ucapannya, Mew langsung menyela. "Aku ada masak sarapan, kalau mau cepat pakai baju dan temui aku di dapur." katanya.

Si manis yang semula hendak kembali melempar sindiran itu langsung tersenyum ceria, ia meraih kemeja berwarna putih milik Mew yang teronggok di lantai lalu memakainya. Persetan dengan tubuhnya yang terlihat tenggelam dengan pakaian itu.

Gulf duduk di meja dan memperhatikan Mew yang sedang menata nasi goreng dua porsi di satu piring, setelah itu membawanya ke hadapan Gulf lantas mengambil tempat duduk di sampingnya. Perlahan ia menyendok nasi dan membawanya ke mulut Gulf yang sudah terbuka menanti. Mew berdecak pelan.

"Kenapa kamu nggak pakai celana?" tanya Mew.

"Memangnya harus?" Gulf balik bertanya dengan mulut yang masih penuh dengan nasi.

Mew mendengus tapi tetap menyuapi pacar kecilnya dengan telaten, meniup sesendok nasi ketika Gulf mengatakan panas atau mengusap sudut bibirnya saat bumbu nasi gorengnya belepotan di sudut bibir. Gulf sangat menyukai pola hangat Mew kala merawatnya, meskipun telah resmi menjalin kasih berbulan-bulan lamanya tapi Gulf benar-benar buta tentang Mew. Ia hanya tau kekasihnya bernama Mew Suppasit, mungkin hobby, sifat dan cara berpikir Mew yang kolot dapat Gulf lihat dari jarang dan seringnya mereka berkomunikasi.

Gulf si jenius dari bidang Ilmu Komputer itu beberapa kali mencari riwayat hidup Mew di internet tapi hanya hal-hal random saja yang di dapatkannya. Keamanan jaringannya begitu kuat sampai Gulf harus mengganti laptop atau komputer tiga kali karena serangan virus saat mencoba menggali siapa sebenarnya Mew sampai akhirnya Gulf menyerah tapi satu yang dapat Gulf ketahui, memang belum pasti tapi dia yakin tentang asumsinya itu.

"Kana, be a good boy buat beberapa hari ke depan oke?."

Gulf yang tidak paham menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Mew yang sedang merapikan piring dan sendok bekas sarapannya tadi.

"Jangan berulah lagi, cukup segerombolan pria mabuk, menjadi copet dadakan sampai di kejar warga dan stop usil sama dosen."

"Memangnya kenapa?" tanya Gulf.

"Kalau kamu rindu bilang saja tapi jangan menempatkan dirimu dalam bahaya seperti akhir-akhir ini. Kamu pikir aku nggak paham sama apa yang kamu rencanakan hm?" tanya Mew.

"Ya lagian kamu sibuk terus!" ketus Gulf sambil memalingkan wajahnya.

Mew mengulurkan tangannya meraih wajah Gulf agar menatap matanya lalu kecupan singkat ia hadiahkan di hidung Gulf, "Besok aku harus pergi ke luar provinsi jadi jangan macam-macam karena aku jauh dari kamu." katanya.

The Son Of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang