"Siapa wanita itu? dan berani sekali kau menciumnya tepat di depan mataku." kata Mew.
"Kenapa? kau cemburu?" Gulf balik bertanya.
Mew memalingkan wajahnya pada jalanan yang terlihat sepi karena malam telah berada pada puncaknya. Ia terlalu khawatir sampai akhirnya terbawa emosi, apa yang telah di lakukan pria nakalnya ini hingga bosnya memberi perintah untuk membawa Gulf hidup-hidup ke hadapannya dan tentu saja itu bukan hal yang baik.
Mew lebih suka mendapat perintah untuk membunuh target di tempat karena ia tahu kalau sampai bos-nya menginginkan sang terget menghadapnya itu berarti kematian tidak akan mudah di dapatkan. Bos-nya akan menyiksa target terus menerus sampai hembusan napas terakhir dan kali ini target yang di inginkan bos-nya itu kekasihnya sendiri.
"Aarh!" Mew mengerang frustasi.
"Ada apa sebenarnya denganmu Mew, dan ini bukan jalan ke condo aku loh." ucap Gulf.
Kekasihnya masih diam, hanya ain sekelam langit malam miliknya saja yang sesekali melirik ke arah Gulf melalui sudut matanya. Mew membanting setir ke kanan menelusuri jalan setapak yang hanya bisa di lalui satu mobil saja.
"Mew katakan, kemana kau ingin membawaku?!" Gulf mulai panik.
Gulf tahu jalan ini dan tempat di ujung sana, karena beberapa kali dirinya mendatangi tempat itu tapi tidak untuk saat ini.
"Mew please, kita putar balik ya?" Gulf berkata lirih menampilkan puppy eyes-nya.
Namun Mew tetap diam, dia tidak tahu apa yang bos-nya inginkan tapi jika memang Gulf target yang harus mati perlahan di bawah kuasanya, Mew tidak akan tinggal diam. Gulf adalah orang kedua yang akan selalu Mew lindungi.
Setelah mobil terparkir rapi, Mew keluar lebih dulu lalu membuka pintu untuk Gulf tapi pria itu menolak untuk beranjak dari duduknya sampai Mew mencengkeram pergelangan tangan Gulf sedikit kasar.
"Mew sakit, lepas! Aku nggak mau di sini."
Gulf terus memberontak tapi tenaga Mew tidak sebanding dengannya dan fakta bahwa Gulf masih sedikit di bawah pengaruh alkohol menambah kesulitan untuknya. Pintu terbuka; semua orang berkumpul di ruang tamu seolah ingin menyambut kedatangan seseorang.
"Ah, aku mendapatkannya."
Dug! dada Gulf tak sengaja menubruk punggung Mew yang berhenti mendadak. Setelah mendengar suara seseorang dan Mew terpaku di tempatnya, Gulf langsung menyentak genggaman Mew dan balik badan siap pergi. Tapi baru satu langkah...
"Gulf."
Yang di panggil hanya berhenti sejenak lalu kembali melangkah namun di paksa diam lagi saat kedua kali namanya di sebut, "Gulf Kanawut."
Gulf masih tak peduli, ia sedikit berlari kecil, ketika tangannya berhasil meraih knop pintu dan sedikit membukanya, suara orang itu kembali membuat Gulf terdiam.
"Jangan pikir game barumu aman di tempatnya."
Dengan wajah kesal Gulf membanting pintu yang sedikit terbuka tadi lalu berbalik, "Please, ini sudah 2021 tapi ancaman Daddy nggak pernah upgrade!" katanya sembari mendengus sebal.
Yang di panggil Daddy hanya tertawa kecil, sebagai seorang ayah tentu tahu kelemahan putranya sendiri. Berbeda dengan empat remaja yang hanya melongo mendengar panggilan 'Daddy' yang keluar dari mulut Gulf.
Pria yang masih mempertahankan poutan bibirnya itu berjalan sambil menghentak kesal menuju sofa lalu menghempaskan bokongnya tanpa peduli semua tatapan mata yang jelas tertuju padanya. Sedangkan pikiran Mew saat ini seperti terpotong terpaksa, apa-apaan ini? Gulf, kekasihnya itu putra dari bos-nya sendiri?.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Son Of Mafia
Fanfiction"Jangan menyentuh teritoriku jika masih ingin mempertahankan napasmu." GK "Dia seperti buku yang terbuka namun tetap sulit di baca oleh seseorang yang buta huruf, termasuk diriku." MS "Dia kebanggaanku; penerusku." Mr. T -Selamat datang di dunia Kan...