Part 01: Pertemuan

3.2K 422 148
                                    

SELAMAT DATANG SISWA-SISWI BARU
ANGKASA INTERNATIONAL HIGH SCHOOL
DALAM MASA ORIENTASI SISWA
TAHUN 2017


Poster berukuran lima meter itu terbentang lebar diatas gebang tinggi SMA Angkasa. Menyambut siswa-siswi yang mulai menapaki lingkungan SMA Angkasa sebagai siswa SMA, bukan lagi siswa SMP.

Meskipun belum secara sah sebagai bagian dari SMA Angkasa, mereka tak peduli. Fakta bahwa telah diterima di salah satu SMA bergengsi di negeri ini sudah sangat cukup. Seleksi ketat yang menyaring 3000 lebih pendaftar dengan hasil lolos 200 siswa membuat rasa bangga siswa-siswi baru melambung tinggi menembus Angkasa.

'Being part of Angkasans and being called as Angkasan is a pride!' itu yang selalu digaungkan oleh siswa sekolah lain bahkan masyarakat luas.

Pantas jika para siswa baru itu tersenyum lebar dan bangga, meskipun saat menghadapi MOS yang terkenal dengan perpeloncoannya. MOS tidak setara sama sekali dengan usaha masuk ke SMA ini. Nilai Ujian dan nilai tes masuk sangat menentukan. Jatuh bagun mempersiapkan Ujian dan mempelajari materi tes lebih sulit daripada tiga hari MOS.

Meskipun tetap, tak semua siswa diseleksi melalui otaknya, beberapa dipilih karena nama belakangnya.

Ah lupakan dulu persoalan racun yang menjamur di negara ini, mari melihat antuasiasme siswa-siswi yang memasuki gerbang tinggi SMA Angkasa.

Satu persatu siswa masuk ke dalam lapangan luas dan berbaris rapih sesuai kelompok masing-masing. Dipimpin Kakak Pembimbing di masing-masing kelompok, para siswa lalu digiring untuk masuk ke dalam aula utama SMA Angkasa yang luas dengan panggung serta podium diatasnya.

Saat sambutan demi sambutan diucapkan untuk memberi selamat pada siswa-siswi yang sekarang sudah resmi menjadi bagian dari SMA Angkasa, disaat itulah seorang siswa dengan tergopoh-gopoh keluar dari mobil van hitam dan berlari sekecang mungkin ke gerbang tinggi sekolah. Tentu saja gerbang itu telah tertutup rapat. Acara sudah dimulai dimulai sejak 30 menit yang lalu.

"Pak can you please open the gate? I'm late!" Pemuda itu setengah berteriak pada dua satpam yang sedang berjaga di posnya.

Salah satu satpam bangkit dari duduknya dan menghampiri siswa dengan tag nama Mark Lee di bajunya.

"Ngomong Bahasa Indonesia aja! Saya nggak ngerti bahasa inggris. Ngomong boso jowo yo ayo, Mas, lancar aku ngomonge" Satpam itu tersenyum lebar diakhir kalimatnya. Membuat Mark berdecak kesal dan mengacak rambutnya.

Satpam itu kenapa malah berbicara bahasa jawa? Bahasa Indonesia saja Mark masih butuh belajar banyak. Mark baru membuka mulut akan menjawab tapi didahului teriakan seseorang yang berlari cepat ke arah gerbang.

"PAK BUKAIN GERBANG, PAK! SAYA CUCUNYA PRESIDEN!"

Mark dan Pak satpam sontak menoleh melihat siswa yang berteriak itu sedang menumpukan tangan di lututnya, membungkuk mengatur nafas sebentar, lalu menegakkan badan hingga tag nama Choi Hyunsuk terlihat di seragamnya.

"Heh! Cucunya Presiden paling tua kan baru SD. Kamu ini nggak usah ngada-ngada" Kata Satpam.

"Ck" Hyunsuk berkacak pinggang. "Saya kan nggak bilang saya Cucunya Presiden Indonesia"

Dahi Pak Satpam mengernyit jelas. Mark yang tertarik dengan omongan siswa di sampingnya ini juga ikut menautkan alis, bingung.

"Terus?" Mark dan satpam kompak bertanya.

"Saya Cucunya Presiden keluarga besar saya. Cucu Mbah Kung sama Uti paling keren sedunia" Hyunsuk tersenyum bangga.

Pemuda penuh percaya diri itu terus tersenyum lebar sampai tidak sadar Mark di sampingnya sudah menganga tak percaya dan mengerjap-ngerjap, kok bisa ada manusia sepede ini hidup di dunia yang sama dengannya.

Geng Ubur-Ubur: Dream, Fear, And LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang