Part 15: Frustasi

1.4K 274 64
                                    

"Nih dengerin gue"

Mark dengan alis bertaut serius menunggu Wooyoung selesai menyedot teh kotaknya demi mendengar kelanjutan kalimatnya.

Hyunsuk pun sama. Pemuda itu meskipun tidak terlalu banyak peduli pada kalimat ampas Wooyoung juga diam-diam mendengarkan dengan Mark di parkiran sekolah sekarang.

"Nanti pokoknya lo harus ngobrol banyak tentang diri dia. Terutama apa yang dia suka"

"Kenapa gitu?" tanya Mark.

Wooyoung berdecak pelan lalu berkata, "Soalnya dari sana lo bisa nyari alesan buat jalan bareng lagi. Misal dia cerita suka kucing atau anjing, kapan-kapan kan lu bia modus ngajakin ke dog cafe kek apa kek"

"Gue nggak tau kalo elo se-pro ini" Hyunsuk menggeleng-geleng tak percaya.

Wooyoung mengabaikan itu dan melanjutkan, "Nih pokoknya, jangan sampe ini jadi acara ngedate pertama dan terakhir lo sama dia. Harus ada kelanjutannya. Maksud gue, ngedate kedua, ketiga, sampe lo jadian. Ngerti?"

Mark tanpa sadar mengangguk-angguk mengerti. Tak salah sekali ia meminta petuah Wooyoung sebelum ia pergi bersama Mina.

"Jangan lupa, treat her like a princess. Tapi jangan berlebihan. Lihat matanya kalo dia lagi ngomong. Just keep your eyes on her. Only on her. Cewek suka diperlakuin spesial kaya gitu" tambah Wooyoung

"Brengsek! pantes aja cewek lu banyak, nyet" Hyunsuk mencibir kesal, pantas saja Wooyoung dekat dengan perempuan. Dari seangkatan hingga kakak kelas, bahkan sekolah sebelah pun ada. Ia pemain professional ternyata.

"Jesus Christ! How did you know all of this?" Tanya Mark.

"Jam terbang" Wooyoung mengedipkan sebelah matanya.

Mark tertawa dan menggelengkan kepalanya, pengalaman memang tak pernah berbohong. "Terus-terus? Ada lagi nggak?"

"Hm... apa ya..." Wooyoung berpikir sejenak, "Oh iya! Jangan flexing. Jangan sombongin apa yang lo punya, kaya misal elo punya pulau atau lo punya negara gitu nggak usah lo omongin, lebay. Nanti dia ilfeel. The key is, be yourself. Nggak usah dilebihin, jangan dikurangin"

Mark kembali mengangguk-angguk dan memproses semua kalimat ia dengar.

"Ngalir aja, Mark. Nggak usah terpaku sama teori, karena prakteknya biasanya beda" tambah Hyunsuk.

"Betul" Wooyoung mengangguki, "Improvisasi, okay?"

Hyunsuk lalu tiba-tiba menyenggol lengan Mark, menunjuk kehadiran Mina dengan dagunya. "Tuh anaknya udah dateng"

Wooyoung dan Hyunsuk sama-sama mengambil langkah pergi tanpa komando. Wooyoung kemudian berhenti di depan Mina.

"Hai Mina. Mark tadi bilang elo cantik banget hari ini. Selalu deh, tapi hari ini keliatan lebih cantik"

Dua pemuda itu tertawa terbahak saat melihat Mina tersenyum malu-malu dan Mark yang terdengar mengumpat di belakang mereka.

"Sorry, mereka emang suka jail gitu" Kata Mark, "Tapi yang dibilang Wooyoung bener kok"

Mina menaikkan dua alisnya bingung. "Hm?"

"You look good today"

Mina tertawa mendengarnya, walaupun dalam hatinya ambyar tak karuan. "Thanks"

"Yuk berangkat sekarang" Ajak Mark.

Dua remaja itu meninggalkan kawasan parkir SMA Angkasa dan membelah padatnya jalanan dengan mobil hitam yang sengaja Mark bawa hari ini.

Geng Ubur-Ubur: Dream, Fear, And LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang