Kacau

2.9K 389 200
                                    

.

.

.

.

.

Metawin dulu selalu percaya pada kisah-kisah dongeng yang di bacakan oleh kakak-nya setiap dia merengek tak mau tidur. Matanya kian membola tatkala Gulf bercerita tentang petualangan Hansel Gretel yang menemukan rumah kue di dalam hutan, berbinar indah saat Gulf bercerita tentang Jack yang bisa mengunjungi langit karena menanam tanaman kacang polong, bersedih ketika Humpy Dumpy jatuh dari atas jembatan dan pecah jadi berkeping-keping. Lalu, pagi harinya Metawin akan berangan-angan melakukan satu eksperimen dari salah satu cerita dongeng tersebut.

.

Seperti hari ini...

.

Metawin, bocah TK yang bahkan belum bisa mengeja huruf dengan benar itu telah duduk di depan ayunan menunggu satu-satunya bocah manis yang selalu di elu-elukan ibu-ibu tiap kali mereka berkumpul di depan kelas untuk menjemput. Bright namanya, dia bocah kelewat pintar yang bisa menghafal alfabet dengan urut dan benar di kelas. Satu-satunya teman yang bisa Metawin pungut ketika pulang sekolah sebab teman-temannya yang lain pasti sudah di jemput duluan.

.

"Bright!"

.

Suaranya yang nyaring serta-merta membawa atensi Bright padanya, pada bocah bergigi ompong yang selalu saja mengganggunya. Win Metawin, tetangganya. Si tukang pembuat onar yang tidak bisa dia abaikan.

.

"Ayo pulang bersama!"

.

Sebab bocah itu akan selalu menggenggam tangannya tanpa perlu Bright meminta, menyeretnya dengan begitu riang tanpa perlu meminta persetujuan. Toh Bright juga tak peduli, Metawin selalu melakukan apapun sesuka hatinya. Pikir Bright mungkin karena anak itu begitu dimanja, Bright pernah melihat Metawin bermain kejar-kejaran bersama kakak-nya di halaman rumah sedang dia hanya bisa menatap keduanya dari balik jendela kamar karena demam. Bright iri sebenarnya, ia juga ingin punya saudara yang bisa dia ajak bermain seperti halnya Metawin. Namun, Tuhan mungkin tidak akan memberinya hingga mengganti permintaannya dengan seonggok Metawin yang menyebalkan.

.

"Bright, Bright, Ayah Bright itu ada di mana? Kok Metawin tidak pernah melihatnya pulang." Celoteh polos nan menyebalkan khas seorang Win Metawin yang membuat Bright hanya menghela napas sebelum menjawab.

.

"Ayah Bright ada di langit, kenapa?" Bright sendiri sudah kesal, dia sama sekali tidak suka siapapun menanyakan perihal dimana sang Ayah berada. Bright bisa jadi sensitif jika menyinggung hal itu dan Metawin bukanlah pengecualian.

.

Namun, hal selanjutnya yang menyambut Bright malah decakkan kesal dari Metawin dengan tangan menggenggam erat kedua lengannya. "Kenapa dulu-dulu Bright tidak pernah bilang ke Metawin kalau Ayah Bright tinggal di langit sih?!"

.

Nah, kenapa jadi Metawin yang kesal? Seharusnya yang kesal itu Bright tau?!

.

"Untuk apa aku mengatakan hal itu padamu?!" Bright berteriak tak kalah kesal. Metawin itu membingungkan, sangat membingungkan.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STALKER [ BrightWin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang