Jangan Pergi

1.8K 291 115
                                    

.

.

.

.

.

Seketika Metawin terbangun, suara sialan Mike yang ada dibelakang membuatnya terganggu. Belum teriakan teman-teman sekelasnya yang bertambah bising detik demi detik. Metawin mencoba melihat jam dinding yang terpekur di tempat. Dia bosan, sama seperti Metawin yang kini memilih hiburan lain dengan mendua pada ponselnya. Ah, Metawin ingat dia mematikan ponselnya sebelum pelajaran dimulai.

.

"Eh, Bright?"

.

Tak menyembunyikan rasa terkejutnya, Metawin membuka pesan singkat Bright yang tampaknya dikirim beberapa jam lalu. Ada apa? Pikirnya, tumben sekali Bright mengirimi Metawin pesan. Kenapa ya? Coba Metawin ingat-ingat dulu. Pagi ini dia jadi anak yang manis kok, tidak menggoda Bright ataupun menyusup pada lemari pakaian, dia juga tidak mencuri-curi pandang pada keranjang pakaian, pokoknya seingat Metawin dia sudah tak melakoni profesi stalker berbudi yang cinta damai selama sekian hari. Hm, jadi... Kenapa Bright mengirimi Metawin pesan? Siapa yang betani mencuri boxer Bright melangkahi Metawin hah?

.

Jangan kabur, kau harus ikut latihan sore ini.—Bright

.

Metawin mendengus satu detik setelah membaca pesan Bright. Heh, kenapa juga Bright repot-repot mengiriminya pesan semacam ini. Metawin juga hanya dapat bagian duduk dikursi tunggu jika ikut latihan. Percuma saja, percuma... Akan lebih berfaedah jika dirinya kembali melakoni tugas mulia sebagai stalker dan kembali bertegur sapa dengan boxer-boxer lucu milik Bright. Ya kan?

.

"Woy Win, ayo ke kantin!" Mike berteriak.

.

Metawin menoleh singkat, "Ya. Tunggu."

.

.

.

.

.

Mata tajam Bright menatap awas wajah-wajah familiar yang bertebaran dikantin sekolah. Sesekali menyedot Jus mangga dihadapan tanpa mengendurkan pengawasan pada pintu masuk kantin, Luke menatap Joss yang sibuk dengan acara membujuk Toptap makan. Berdeham pelan sembari menyenggol Joss guna bertanya ada apa gerangan kapten mereka itu. "Kenapa?" tanya Joss kesal.

.

Luke menggerakkan dagunya menunjuk arah Bright yang masih fokus pada pintu masuk kantin. Joss yang tau kemana arah pertanyaan Luke pun hanya menghela napas, mengusap pelan puncak kepala Toptap lantas berujar. "Ah, itu Mike dan Metawin!"

.

Tiba-tiba Bright berdiri, memicing tajam pada Joss sebelum berseru. "Di mana mereka?!"

.

Serius, bahkan satu tahun berteman dengan makhluk semacam Bright Vachirawit tak membuat Luke ini mengenal tabiat manusia kejam bin tsundere macam ini. Hhh, lelah batin Joss, lelah..

.

"Masih di jalan, nah... Itu mereka." Joss dengan tenang menunjuk dua manusia bermarga Chinnarat dan Opasiam-kajorn yang tengah berdebat entah apa, satu dengan wajah tertekuk maksimal sedang satu lain dengan wajah sumringah memuakkan. Mike, manusia yang tengah tersenyum nista itu menoleh, matanya bertaut pada seggerombolan tim inti basket dan berlari tiba-tiba seolah dirinya sedang syuting iklan. "Phi, kau belum memesan makan? Mau kupesankan?"

STALKER [ BrightWin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang