Di setiap perjalanan tidak ada obrolan apapun. Sungguh sikap Langit itu benar-benar dingin.
Gigi aku sampai kering karna ngobrol sama angin.
Gua males ngobrol.
Agnes terkejut saat Langit bisa menjawabnya lewat batin. Rupanya seru juga jika bicara lewat batin, daripada bicara dari mulut ke mulut tapi tidak nyambung!
Kenapa kak Langit dingin kaya es batu?
Kak?
Kak?
Bales dong.
Eh iya lupa inikan batin bukan whatsapp. Jawab dong kak?
Tak ada jawaban! Langit menahan tawanya mati-matian di kala melihat wajah kesal Agnes lewat spion motor besar-nya itu.
Agnes memang menggemaskan. Membuat siapapun akan mudah jatuh cinta. Langit sendiri sudah menyukai Agnes sejak keduanya sama-sama bersekolah di SMA yang sama. Ya meskipun Agnes umurnya lebih muda daripada Langit, tetapi itu tidak berpengaruh pada perasaan Langit untuk Gadis itu.
Tak apa. Jodoh tidak kemana! Jika Langit berjodoh dengan Agnes, kemungkinan Kevin berjodoh dengan Author.
"Kita makan dulu ya?"
Karna tak mendengar Agnes hanya diam saja. "KITA MAKAN DULU YA?" Ucap Langit berteriak.
"Woahhh boleh tuh. Aku suka banget liat binatang-binatang lucu kaya kuya, kelinci, dan kucing."
Sungguh tidak nyambung sama sekali !
Maklum, Agnes terbiasa seperti itu jika di motor telinga-nya mendadak tidak bisa mendengar jelas.
Kita makan dulu
Dengan sangat terpaksa Langit bicara lewat batin, agar Agnes mendengar apa yang ia maksud.
Boleh. Aku juga laper. Kita mau makan dimana Kak?
Maunya?
Aku pingin bakso. Kayanya enak, apalagi kalau cuka-nya agak banyak, sambelnya 4 sampai 10 sendok. Belum lagi kuahnya yang gak terlalu banyak, bakso-nya yang telor. Abis itu pake bihun sayur. Aduh kayanya enak banget.
Oke
Agnes sudah membayangkan bakso yang ada dalam khayalan-nya. Pasti sedap-sedap mantap rasanya.
Apalagi musim hujan begini, enaknya makan yang anget-anget seperti bakso, gorengan, mie ayam, seblak DKK. Lebih enak lagi makan bareng doi, selain romantis juga bisa minta nambah lagi sepuasnya.
Langit menghentikan motornya di pinggiran jalan ketika melihat kang bakso yang sedang mangkal di samping sekolahaan SD.
Keduanya turun dari motor lalu menghampiri abang-abang tukang bakso tersebut. Tentu saja Agnes yang tak sabar langsung memesan sesuai keinginannya. Sementara Langit terkekeh melihat tingkah ke-anak-anakan Agnes.
"Kak Langit pake apa baksonya?" Tanya Agnes.
"Kuah"
"Ya aku tahu maksudnya pake mie, bihun, atau sayur?"
"Bakso"
"Ish Kak Langit yaAllah kesel banget ya aku ngobrol sama Kak Langit!"
"Mas bakso-nya pake kuah, terus kecapin aja dikit. Selesai" Ucap Langit pada kang bakso.
"SIAP AA TETEH SILAHKAN TUNGGU DI MEJA MAKAN YA" kata Kang Bakso sedikit berteriak namun wajahnya berseri-seri begitu ramah.
Agnes dan Langit segera duduk di meja makan. Sebenarnya Agnes ingin bertanya, apakah Langit tidak suka pedas sampai memesan bakso hanya memakai kecap saja? Tetapi rasanya tidak penting sama sekali.
Bakso siap antar dan segera di simpan di atas meja.
Mata Agnes berbinar-binar tak sabar menyantap makanan favorite-nya.
Author : Sendpick biar pada tau bentuk bakso kaya gimana.
Keduanya makan bersama dengan ekspresi yang berbeda. Agnes yang seperti orang kesurupan sampai nambah 3x dan Langit yang santai saja satu mangkuk sudah 45 menit belum juga selesai di makan.
Entah karna Langit sedang mengagumi kecantikan Agnes sampai ia lelet makan, atau karna memang Langit tidak begitu menyukai bakso.
"Kak Langit makan dong yang bener. Aku aja udah 3 mangkuk gini, masa kak Langit belum habis juga?"
Langit menatap bakso-nya yang malang karna lama sekali tak di nikmati. Sampai kuah-nya dingin, lalu kemudian Pria itu memutuskan untuk berhenti memakannya.
Bakso bilek : Ternyata dia hanya sekedar singgah tapi tak sungguh. Sad Meatball.
"Yah kok gak makan? Kasian tau kak Baksonya? Nanti Kakak punya pacar bewokan loh?" Ancam Agnes tak masuk akal.
"Gua masih normal"
"Apa hubungannya bewokan sama normal?"
"Emang ada cewek bewokan?"
"Bisa jadi kan bulu idungnya berbewok? Atau bulu keteknya lebat? Ish!" Langit acuh saja dengan ekspresi wajahnya yang datar.
Agnes itu sangat lucu. Ingin rasanya Langit mengatakan itu meskipun dalam hatinya. Tetapi rupanya selain sikapnya yang dingin, Pria itu juga memiliki gengsi yang tinggi.
...
Di tempat lain, geng Sad Ghost sedang menerebos toilet kampus. Mereka sempat melihat salah satu pelaku kejahatan yang telah membuat mereka gentayangan sampai saat ini.
"Sial kita gak bisa deketin dia. Gimana ni guys?" Tanya Yokaki panik.
"Dia pake jimat gelang item di tangannya. Jadi kita gak bisa mendekat. Agnes harus tau orang ini" Ucap Gino.
"Gimana kalau kita ikutin dia sampe rumahnya?" Usul Sunade yang kemudian di angguki oleh yang lainnya.
Percuma saja niatan itu terlintas. Karna Pria itu rupanya memakai jimat yang tidak bisa membuat para mahluk halus tahan berlama-lama.
Sampai pada akhirnya Sad Ghost kehilangan jejak.
"SIALAN!! KITA KEHILANGAN JEJAK. ARGHHHH AKU KESAL KESAL KESAL" Ucap Mayang emosi.
"Jangan emosi. Yang penting sekarang kita tahu kalau dia ada di kampus ini. Artinya temen-temennya juga ada disini" Lirih Yokaki mencoba menenangkan Mayang.
Melihat itu membuat Sunade kesal jadinya. Lalu ia memilih pergi saja menghilang ke tempat lain untuk menangis karna merasakan api cemburu yang memanas.
Hari ini, mereka sudah mengetahui salah satu dari penjahat itu berada di kampus. Meskipun tidak bisa mengikutinya, tapi setidaknya mereka akan langsung memberitahukan Agnes agar bisa segera menuntaskan kejahatan dari orang-orang tidak bermoral itu.
Semuanya hanya tinggal menunggu waktu!
______________________
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GHOST 2 ✓
TerrorJudul : Sad Ghost 2 Genre : Horor Comedy ______________ "Hai kenalin kita adalah...." "SAD GHOST" Ucap mereka semua bersamaan. "Namaku Gino, soalnya Gigi aku nonghol" Ucap Gino dengan memperlihatkan gigi nonghol-nya. "Nama aku Abel. Aku yang palin...