Chapter 18 • "Gusti Lucu" •

36.6K 3.7K 242
                                    

Free pic Gusti 😙👆

***

"Ribet nih hubungan dua orang kalau yang satu tolol terus yang satunya diem bae."

***

Calissta menengok sedikit dari jendela, pintu kelas dalam keadaan tertutup. Matanya memencar seolah mengabsen satu persatu murid-murid disana.

Keadaan kelas sangat tak terkendali, bangku-bangku tidak diam pada tempatnya. Semua lelaki disana sibuk pada aktifitasnya seperti mencoret-coret papan, menonton video di laptop, bermain game di ponsel, bermain gitar, bahkan ada yang parkour di atas meja.

"Ini kelas apa ajang pencarian bakat, anjir," gumam Calissta dengan wajah yang masih fokus pada isi di dalam kelas.

"Ha?"

Calissta berdecak, ia lalu menoleh pada Berlyn. "Lo ngapa sih?" Tanyanya sewot, sebab Berlyn saat di ajak bicara selalu saja tidak pernah langsung tepat sasaran.

"Aku? Nggak papa," jawab Berlyn, polos. Tentu saja dengan kernyitan alis tanpa rasa bersalah.

"Lo tau gue ngomong apa tadi?"

Berlyn menatap pintu kelas, dengan wajah berpikir lantas sesaat kemudian menggeleng, "Ya nggak lah, makanya tadi aku tanya kamu."

"Nanya apa lo?"

Berlyn mengangkat bahunya tak tau dengan wajah polos, gadis itu benar-benar tak peduli dengan ekspresi lawan bicaranya yang sudah menganga seperti ingin menerjang emosi.

"Kalau lo bukan temen gue, udah abis lo gue tendang, Lyn."

"Nggak peduli, wle," balas Berlyn sambil menjulurkan lidah mengejek.

Calissta mengabaiknnya, saat tangannya hendak membuka pintu kelas tiba-tiba pintu terbuka terlebih dahulu dari dalam. "Wess, ada adiknya baginda Arsen."

Gusti menjeda ucapannya sebentar kemudian menatap pada gadis di samping Calissta, Berlyn tersenyum kikuk di tatapi dengan tatapan cengo seperti itu oleh Gusti.

"Kenapa? Ada yang aneh?" Tanya Berlyn sambil menggaruk rambutnya bingung lalu menautkan kedua tangannya di depan paha, malu-malu.

"Bukan aneh, lo ngapain disini?" Tanya Gusti, yang malah membuat Calissta menatapnya dengan raut aneh. "Apaan sih, Jamal. Ya terserah dia lah mau dimana aja, kok jadi lo yang sewot!" Balas Calissta.

Gusti lalu menatap Calissta dengan tatapan intens lantas sepersekian detik kemudian Calissta berteriak keras, "KAK ARSEN, GUSTI JAMBAK RAMBUT GUEE!!!"

Saat Calissta berteriak sperti itu, Gusti langsung menarik tangannya cepat, "Eh, jangan cepu, anjing," bisik Gusti dengan wajah was-was.

Calissta membuang wajah tak peduli sambil tangannya mengusap-usap rambutnya sayang. Ya memang, Gusti tidak menjambak rambutnya keras, hanya menjambak kecil.

Tapi jika bisa membuat Gusti di marahi oleh Arsen, kenapa tidak? Selagi memang Calissta memiliki dendam yang sangat besar pada Gusti. Anggap saja itu bentuk pembalasan darinya.

"Gus, itu suara Calissta di luar?" Tiba-tiba Arsen berteriak dari dalam kelas.

"IYA, KAK!! GUE MAU MASUK YA MAU AMBIL SPIDOL MERAH PAK DANU!!" Teriak Calissta keras.

Gusti menatap Calissta, "Buset, itu mulut apa Pegunungan Himalaya? Besar amat," ejeknya lalu tertawa keras.

Berlyn menutup mulutnya, menahan tawa. Jujur, dari semua teman-teman Gatra yang Berlyn kenal. Hanya Gusti yang lawakannya selalu berhasil membuat orang tertawa.

GAVIZTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang