Chapter 42 • Gatra-Galitzer •

25.3K 2.7K 706
                                    

Galitzerr 👆

***

Jgn lupa di vote dulu sebelum baca yaaa, thankyouu ☺️💜.

***

"Kalau punya masalah sama cewek gue, ngomong sama gue, gue nggak suka cewek gue di bawa-bawa. Emosinya belum stabil, banyak kemungkinan bisa terjadi."

***

Berlyn bergerak duduk dengan posisi yang masih di atas kasur. Ia membuang nafasnya pelan-pelan dengan berusaha meredakan detakan jantungnya yang kini entah kenapa bisa ia rasakan sedang menggebu-gebu.

Ivana meringis pelan, ia membantu mengelus-elus punggung Berlyn, "Udah, tenang ya. Gue jadi ngeri nih, segitunya banget efek Kak Gatra buat lo, Lyn."

Berlyn menghentakkan kakinya kesal saat mendengar ucapan Ivana yang tak benar tersebut, "Bukan efek Kak Gatra! Tapi kayaknya aku memang punya penyakit jantung, jadinya aku agak takut!"

Alisha mengejap polos, ia menatap Ivana hingga mereka berdua kini saling tatap menatap dengan ekspresi cengo sekaligus tak percaya. Bagaimana bisa Berlyn sebodoh ini?

"Kok lo bisa mikir punya penyakit jantung?" Tanya Ivana.

"Karena sebelum ini aku nggak pernah kayak gini. Tapi sekarang sejak Gatra jadi pacar aku, aku jadi mikir kayaknya aku punya penyakit jantung. Niatnya aku mau periksa ke dokter kapan-kapan."

"Astaga," gumam Alisha pusing, ia memijat pangkal hidungnya lelah. Tangannya seperti sudah Gatal ingin memukul kepala Berlyn. "Pengin mukul tapi takut pawangnya tau," eluhnya.

Berlyn mengerjap bingung melihat ekspresi kedua temannya yang seperti tidak enak di pandang, ia berdeham pelan, "Kalian kenapa? Sakit? Kok tiba-tiba wajahnya lemes gitu?"

"Nggak tau deh gue, Lyn. Capek gue."

Berlyn tertawa canggung, "Kok capek, Van? Memang kamu habis lari bertapa kilo?"

"Orang kalau capek nggak musti lari dulu, AN—!!" Teriakan Ivana tertahan saat melihat wajah polos Berlyn yang seperti benar-benar tidak memahami situasi sekarang.

"Jing," sambung Alisha pelan.

Berlyn terkekeh, "Hehe, maaf. Aku agak nggak ngerti soalnya ini lagi ngomogin apa."

Pembicaraan mereka terhenti saat tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka secara tiba-tiba, "Mama sama papa lo udah pulang, Lyn," ucap Calissta pelan.

Berlyn langsung tersenyum sumringah, cepat-cepat ia berdiri dari kasur lalu melompat asal hingga tanpa sadar salah satu kakinya menginjak boneka di atas lantai membuat tubuhnya terjatuh.

BAKK!

"Aduhhh," pekik Berlyn sakit saat lututnya mengenai lantai kayu kamarnya. Terhitung sudah dua kali ia terjatuh hari ini, dan dari sana kita sudah dapat menyimpulkan jika cerobohnya tidak di buat-buat.

Calissta langsung dengan gesit mendekatinya lalu membantunya bangun, "Lyn, astaga. Nggak ngerti gue sama jalan pikiran lo," ringisnya kemudian bergerak merangkul Berlyn. Membantunya keluar kamar dengan melangkah pelan.

GAVIZTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang