***
"Sorry babe, aku kemarin ada balapan mendadak."
"Hmm."
"Babe, kamu marah?"
"Ya menurut kamu aja sih."
"Sorry," Harvin meletakkan sebuah kotak kue berisi tiramisu kesukaan pacarnya, yang sekarang sebenarnya bukan menjadi kesukaan Giselle lagi.
"Nih aku udah bawain favorit kamu."
Giselle menghela nafas panjang sambil menatap Harvin lelah.
"Harvin, kapan sih kamu peka?"
Harvin mengerutkan keningnya bingung, dia tidak mengerti arah pembicaraan Giselle.
"Maksudnya? Peka apa?"
"Kamu bawa kue ini udah berapa kali, Vin?"
Harvin terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Lumayan sering?"
"Tiap kamu minta maaf selalu bawa kue ini. Sedangkan maaf kamu aja udah sampe beribu-ribu kali."
Harvin diam, masih menunggu kelanjutan kalimat dari pacarnya.
"Aku udah bosen, tiramisu udah bukan jadi kue kesukaan aku lagi,"
"Tapi yang buat aku lebih bosen, itu ucapan maaf kamu."
Giselle meraih kotak kue itu dan memberikannya lagi pada Harvin membuat cowok itu semakin bingung.
"Bawa aja balik atau kalau mau kasih ke cewek lain juga nggak papa."
"Loh kok kamu gini sih, Sel?"
"Aku capek, Vin. Kamu kapan sadarnya sih?"
Cewek itu menghela nafas untuk kesekian kalinya sambil berdecak pelan, dia sungguh benci dengan keadaan saat ini.
"Kita sendiri-sendiri dulu aja untuk beberapa hari kedepan. I need time, please.."
Harvin meraih kotak kue yang di sodorkan oleh Giselle kemudian mengangguk pelan.
"Jangan lupa makan. Kabarin aku kalau kamu udah mau ketemu."
Kemudian cowok itu keluar dari rumah Giselle sedangkan Giselle langsung terduduk lemas di atas sofa.
Ini kali pertamanya dia menolak Harvin, bahkan dia sudah memutuskan dengan matang bahwa dia akan berusaha sendiri untuk kedepannya.
Tapi kalau dipikir-pikir memang biasanya Giselle lebih sering sendirian. Seperti tidak punya pacar.
Cewek itu berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak begitu cepat. Bukan karena bahagia melainkan kesal.
Giselle tau suatu saat ini pasti terjadi, disaat dirinya sendiri yang meminta untuk menjauh dari Harvin setelah hampir tiga tahun ini berusaha ia pertahankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember When
Teen Fiction(COMPLETED) Berawal dari bioskop, popcorn, dan cola. Yang akhirnya mempertemukan Hejantara dan Grizellet dalam satu teater yang sama.