"Mohon perhatian anda.. Pintu teater satu telah dibuka.. Bagi anda yang telah memiliki karcis dipersilahkan untuk memasuki ruangan teater satu.."
Giselle menghela nafas untuk kesekian kalinya. Akhirnya cewek itu memutuskan untuk menyimpan ponsel kedalam tas lalu masuk ke teater dimana film yang akan dia tonton diputar.
Setiap menonton Giselle pasti selalu memesan kursi deretan tengah, tempat ternyaman baginya.
Dan seharusnya hari ini dia nonton berdua dengan Harvin---pacarnya, tapi cowok itu tidak bisa dihubungi sama sekali.
Setelah meletakkan minuman miliknya ditempat khusus minuman, cewek itu juga meletakkan minuman yang dia beli untuk Harvin ditempat duduk pacarnya.
Giselle sengaja membeli dua cola dan popcorn dengan ukuran besar karena dia pikir akan memakannya berdua, namun Giselle kembali dibuat menghela nafas.
Sebenarnya ini sudah keempat kalinya dirinya berakhir dengan nonton sendiri.
Walaupun pada akhirnya Harvin akan datang kerumahnya lalu meminta maaf dan memaksa untuk menggantikan uang tiket yang sudah terbuang sia-sia.
Namun tetap saja rasa kecewa yang Giselle terima tidak bisa digantikan dengan uang.
Cewek itu selalu berpikir, dia sayang Harvin jadi tidak apa-apa mungkin pacarnya itu punya kepentingan lain.
Selalu berusaha untuk menyangkal pikiran negatif yang terus memenuhi isi kepalanya. Masalahnya Harvin juga tidak pernah mengatakan alasan mengapa dirinya tidak bisa ikut nonton bersama Giselle.
Giselle memangku popcorn berukuran besar dipahanya tanpa ada niatan memakannya sedikit pun.
Para penonton sudah mulai memasuki ruang teater, tidak sedikit yang datang bersama pasangan mereka.
Bahkan ada yang dengan terang-terangan saling bersandar, Giselle yang melihatnya hanya memutar mata dengan malas.
Apa mereka tidak tau kalau Giselle sedang dalam mood yang tidak bagus.
Hampir seluruh tempat duduk didalam teater satu sudah terisi dengan para penonton. Hanya tempat duduk Harvin saja yang kosong.
Film sudah dimulai dan Giselle menontonnya dengan datar. Sudah kehilangan selera menonton sebenarnya, namun dia juga bingung jika pulang apa yang harus dia lakukan.
"Mba, ini tempat duduk kosong?"
Giselle menoleh saat merasa ada seseorang yang berbicara padanya.
"Iya kosong."
"Terus minuman ini punya siapa?"
Lagi-lagi Giselle menoleh, "Gak ada yang punya."
"Popcorn nya nggak dimakan Mba?"
"Males."
"Males kenapa?"
Giselle menghela nafasnya pendek, "Soalnya cuma makan sendirian."
"Saya temenin makannya deh, gimana?"
Giselle menatap cowok yang duduk tepat disebelah tempat duduk Harvin yang kosong.
Cowok itu ternyata juga sedang menatapnya.
"Yaudah." Kata Giselle lalu kembali memandang layar bioskop didepannya.
Setidaknya popcorn yang dia beli hari ini tidak akan berakhir seperti popcorn yang sebelum-sebelumnya.
Hanya dibeli tapi berakhir ditempat sampah tanpa disentuh sedikit pun.
Cowok itu pindah tempat duduk, sekarang dia duduk ditempat yang seharusnya ditempati oleh Harvin.
"Saya duduk sini aja deh biar gampang ngambilnya."
Giselle melirik sekilas lalu membuka penutup popcorn yang ada dipangkuannya, memberi tanda bahwa cowok yang duduk disebelahnya boleh mengambil popcorn miliknya.
Tanpa sadar keduanya terlarut dalam film sambil memakan popcorn, bahkan cowok itu mulai meminum cola yang seharusnya menjadi milik Harvin.
***
They are :
Mahessa Hejantara Wiratmaja
(Heja)Erenina Grizellet Wilimata
(Giselle)Note :
Hii, welcome to my first story!! hehe. Akhirnya debut juga setelah mikirin ini sekian lama. *lebay
Kalau kalian minat sama cerita ini aku akan usahain untuk update rutin..
Terimakasih yang udah mau baca dan mampir kesini!!
Have a nice day<33
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember When
Teen Fiction(COMPLETED) Berawal dari bioskop, popcorn, dan cola. Yang akhirnya mempertemukan Hejantara dan Grizellet dalam satu teater yang sama.