Pieces Of Story

The Call 🔞

Chapter kali ini full of mature content yah. Please bijak dalam membaca Happy reading 🥰
.
.
.

"Its okey papii. I can help u. Sekarang rileks aja dulu. Then follow me, oke?" Kata Gun padaku dengan santainya di sambungan telepon

..............

Karantina hari ke-3

"Baiklah apa yang bisa aku lakukan hari ini?" Kataku saat terbangun pagi ini dengan rasa bosan menggelayuti

Jam dinding menunjukan pukul 9 pagi. Bagi seorang Off Jumpol, bangun jam 9 adalah bangun kesiangan. Lebih tepatnya kali ini aku sengaja bangun siang. Aku sudah terbiasa bangun pagi buta sebelum matahari terbit untuk bersiap menyongsong jadwal perkerjaanku yang padat.

Tapi kali ini, aku bangun dalam keadaan tidak ada perkerjaan satupun yang menungguku. Aku tidak perlu bangun pagi buta, bersiap secepat mungkin, lalu menjemput Gun untuk berangkat bersama menuju lokasi shooting

Gun?

Ahhh dialah yang membuat masa karantinaku menjadi jauh lebih nelangsa.

Tak ada Gun disisiku saat ini. Jujur saja aku tak bisa hidup jauh darinya. Aku merindukannya setiap detik, menit, jam dan hari-hariku selanjutnya

"Mari kita tengok apakah bocah kecil itu sudah bangun atau belum" kataku sambil menggapai ponselku di meja nakas samping tempat tidur

"Halo papii?"

"Loh belum bangun, Gun?"

"Masih mengantuk pii. P'Tay sangat berisik semalam hingga aku sulit tidur"

"Tay? Kau tidur bersama Tay?"

"Iyaa, dia masuk begitu saja ke kamarku dan mengoceh banyak hal tentang siapa yang akan menang jika hiu bertarung dengan buaya. Aku sama sekali tak mengerti cara membuatnya berhenti berbicara papii"

"Sialan si Tay!" batinku kesal

"Ohoo. Lain kali kunci pintu kamarmu. Jangan biarkan siapapun masuk"

"Ya. Akan aku lakukan mulai malam ini. Hmm, Papii sudah bangun dari tadi?"

"Aku juga baru bangun. Aku langsung menelponmu saat aku bangun"

"Oyaa?"

"Gun. Kangeen"

"Miss u too papii"

"Video call ya?"

"Nanti aja ah papii. Aku mandi dulu. Nanti aku telpon lagi"

"Ck, okee. Love u, baby"

"Love u too papii. Muach"

Gun sudah menutup sambungan teleponnya. Seketika aku iri sekali dengan Tay. Kebetulan yang sangat menyebalkan menyadari dialah yang kali ini satu project series bersama Gun.