Make A Wish

577 59 15
                                    

"Gun, Mau bantu aku pecahin rekor muri make a wish tercepat dikabulin di dunia gak?"

.
.
.

Siapa yang gak bakal jatuh cinta pada seorang Gun Atthaphan? Lelaki pendek, dengan rambut poni, bibir ranum dan cekung manis di kedua pipi bakpaounya jelas bikin orang naksir. Visualnya gak main-main. Kalau ada predikat lelaki tercantik di dunia ini, pastilah Gun masuk dalam nominasinya. Ralat, bukan hanya masuk nominasi, dia harus jadi pemenangnya.

Mungkin benar kata orang, jatuh cinta itu hal yang sulit untuk di rasionalisasikan. Aku tidak tau jelas kenapa aku suka Gun, tidak punya alasan yang jelas dan pasti. Mataku terkunci saat pertama kali bertemu dia, dan sejak saat itu juga kupastikan aku mau dia. Hanya dia seorang. Mau bagaimanapun cara dia acuh dan  menolakku, selama apapun itu aku dibuat menunggu, aku tidak peduli. Aku tidak akan berhenti dengan mudah

Saat kalian baca cerita ini, kupastikan Gun adalah pacarku. Jangan ada yang berani usik, jangan main main denganku!

*

Pagi ini akhirnya aku tau siapa nama lelaki manis yang baru saja ku temui semalam di cafe samping kantor. Aku yakin dia orang yang sama, aku sudah mengamatinya sejak kami tidak sengaja parkir mobil sebelahan.

"Sorry"

"Ya?"

"Apa ini punyamu? Sepertinya kau menjatuhkannya di parkiran tadi" kataku sambil menyodorkan nametag bertuliskan nama Gun Atthaphan disana

"Ohh. Aku tidak sadar. Terimakasih" katanya sambil mengambil barang itu dari tanganku. Ia tersenyum padaku

"Off Jumpol"

"Haa?"

"Namaku, Off Jumpol" kataku sambil menawarkan jabat tangan

"Oh, terimakasih khun Off" jawabnya sambil menyambut tanganku, bersalaman

Sesaat sebelum ia melepaskan genggaman, aku duluan menahanya

"Aku penyiar disini" ucapku lagi sambil menggoyangkan tangan kami keatas dan kebawah

"Oh, aku Gun Atthaphan, penulis baru. Senang bertemu denganmu" katanya sambil buru buru melepaskan tangannya padaku. Ia tersenyum tipis, terlihat canggung dan seperti hanya basa basi

"Kalau senang, mari bertemu lagi lain waktu. Minum kopi misalnya?" Tawarku bercanda.

"Haa?" Jawabnya langsung kaget mendengar ucapanku

Sepertinya aku meninggalkan kesan pertemuan pertama yang terlalu jelas

"Ah, lain kali saja kalau gitu" kataku mengakhiri percakapan, lalu langsung masuk ke dalam lift tanpa menunggu lelaki mungil itu untuk ikut masuk.

*

Melihat dari ekspresinya kemarin, sepertinya Gun tidak nyaman dengan caraku berbicara. Aku terlalu menunjukan ketertarikanku padanya, sedikit terlalu berlebihan.

Jadi aku akan memberi sedikit jeda, tapi tidak mau terlalu lama. Gun, lelaki manis itu belum satu minggu kerja di kantor sudah jadi primadona. Semua mata tertuju padanya sekarang

Untuk yang berikutnya aku ingin semuanya tidak terlalu jelas. Aku hanya memberikan sekantong makanan berisi donat dan cappucino panas di meja kerjanya. Tidak lupa kuberi sedikit notes khusus bertuliskan

"Kalau kau suka, aku tidak keberatan bangun lebih pagi demi menu sarapan yang sama denganmu. Lain kali, kalau kau mau, ayo sarapan bersama"

Off Jumpol

Manis bukan?

Sayangnya hari itu aku tidak bisa lihat langsung ekspresinya. Aku harus menggantikan Gunsmile siaran pagi ini. Bocah tengil itu mabuk semalam dan tidak bisa bangun di pagi hari

Pieces Of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang