Chapter kali ini full of mature content lagi ya. Jadi bijak dalam membaca. Yang kemarin sudah ada niatan tobat jangan baca ini. Jangan tergoda, author bukan setan. Enjoy✌
.
.
."Aku juga tidak suka sendirian. Malam ini, biar ku bayar semuanya. Sampai lunas"
.....
Hari ini, Gun benar benar tidak membiarkan aku lepas darinya. Sejak aku membukakan pintu condo untuknya tadi siang, dia terus menempel padaku tanpa celah. Katanya dia terlalu rindu padaku
Bukan hanya dia, aku juga Sangat merindukan lelaki mungil itu bahkan sejak hari pertama. Kami sudah terpisah satu bulan penuh setelah aku dinyatakan positif covid dan harus mendapatkan perawatan intensif.
Gun terus menempeliku sejak tadi, kemanapun aku bergerak, apapun yang aku lakukan, dia terus mengekor. Saat kami menonton film sore tadi, ia malah beralih duduk di pangkuanku. Tidak lagi menghadap ke layar kaca, tapi ia menghadapku. Ia hanya mau aku melihatnya. Yang benar saja, dia cemburu pada sebuah layar Tv. Padahal dia sendiri yang meminta untuk nonton film bersama tadi.
Saat ini clingy Gun Atthaphan sedang pada mode aktif. Kalau sudah begini aku hanya bisa mengimbangi. Menuruti apapun yang dia mau, karena aku juga akan menyambutnya dengan senang hati. Kadang, justru saat semacam inilah moment terbaik hubungan kami. Gun adalah pria yang sangat manis dan aku hanyalah pria lemah yang tidak berhenti jatuh cinta pada Gun setiap hari
"Pii, apa rasanya masih sakit?" Tanya Gun saat ia menyentuh bagian dadaku. Kurang lebih sudah dua jam kami tiduran di kasur tanpa melakukan apapun. Hanya bermalas malasan, mengobati rindu sambil sesekali mengobrol. Setelah terpisah satu bulan penuh, sentuhan fisik terasa sangat berarti sekarang. Tidak ada tandingan
"Aku bahkan tidak merasakan sesak napas kemarin, Gun" jawabku seadanya. Dia terlalu banyak mengkhawatirkanku.
Gun mendongakan wajahnya menatap kearahku lekat. Jika dilihat dari jarak sedekat ini, ia terlalu menggemaskan. Matanya yang bulat, pipinya yang chubby dan bibirnya yang merah basah benar benar pantas untuk dirindukan.
"Aku senang bisa melihatmu sedekat ini lagi" kataku sambil menyatukan kedua hidung kami untuk bertemu
Gun menggerakan hidungnya kekanan dan kekiri bergesekan, lalu mencium pipiku lembut sebelum ia kembali beringsut masuk dalam ceruk lekuk leherku lagi. Tangannya merengkuhku makin erat hingga tubuh kami saling menempel tanpa jarak. Aku hanya bisa merasakan hembusan napas Gun dibawah sana karena aku hanya bisa melihat pucuk kepalanya sajaa sekarang. Rambutnya wangi strawberry
"Aku belum mandi seharian lo, Gun" kataku saat bocah mungil itu asyik tenggelam dalam tubuhku yang mungkin bau
Gun hanya menggeleng, tanda ia tidak keberatan sama sekali.
"Papi baunya masih kayak bayi" kata Gun melonggarkan pelukannya dan bicara menatapku
"Masa?"
"Iya" Gun mengangguk keras, lucu
"Padahal yang kayak bayik kamuu" kataku usil sambil menciumi pipi Gun berkali kali hingga dia merasa geli
"Pii, ishh kumisnya bikin geli. Stop stopp" protes Gun sambil menahan bibirku dengan tangannyaa
Gun duduk bersila sambil mengatupkan kedua tangan di bawah ketiaknya pura pura merajuk. Aku memeluk tubuh mungil Gun dari belakang dan menaruh daguku bersantai di pundaknya manja
"Iyaa, habis ini cukur. Atau mau kamu yang cukurin? Yuk! sambil mandi?" tawarku berbisik
Gun menengok kearahku, lalu menyentuh wajahku dengan kedua telapak tangannya. Ia pandangi sejenak wajahku serius hingga aku merasa penampilanku sangat buruk saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces Of Story
FanficOneshoot OffGun Tema random, up tergantung mood dan moment halu 100% fiksi Happy reading Enjoy! 🥰