PART09 |PEREMPUAN LAIN|

1K 120 17
                                    

Sebelum  membaca jangan  lupa klik☆ terlebih dahulu. :)

Maaf typo bertebaran.

.
.
.

Flora tersenyum kecil melihat Prilly sudah tertidur dengan pulas diatas ranjang.

Ia berjalan perlaham menuju Prilly, kemudian duduk disamping ranjang. Lalu tangannya terulur mengelus rambut panjang milik Prilly dengan perlahan.

"Aku harap Ali akan mencintai kamu, dan tidak akan kembali ke masa lalu yang kelam itu"

Semua kakak menginginkan adiknya bahagia, tidak ada yang namanya kakak melihat adiknya bersedih. Ia harap juga Prilly bisa memikat hati Ali karena memang seharus nya begitu. Flora kecewa saat mengetahui kalau Dila menghilang saat pernikahan akan dimulai.

"Kalaupun Dila kembali, dan Ali memilih Dila. Kakak janji akan membawa kamu pergi jauh dari  Ali-- karena  entah kenapa kakak mulai menyayangimu. Kakak tidak ingin Ali adikku menyakitimu Prill"

Flora tersenyum tipis, kemudian ia bangkit dari duduknya lalu ia berjalan keluar dari kamar Prilly.

Drtt.. Drtt...

Langkah Flora terhenti, karena suara dering handpone Flora berbunyi memperlihatkan kontak nama Ali disana. Apa Ali sudah berhasil menyelamatkan dia.

"Halo-- bagaimana Ali. Apa kamu sudah berhasil menyelamatkan Dila?"

"..."

"Ya kalau kamu sudah selesai, sebaiknya kamu pulang saja"

"..."

Tak terduga sesorang tak sengaja mendengar pembicaraan Flora dan Ali, karena Flora masih berdiri didepan pintu kamar Prilly.

Siapa lagi kalau bukan Prilly yang mendengar hal tersebut, ia merasakan sesak didadanya betapa bodoh nya ia di bohongi Ali suaminya sendiri.

Kemaren Ali bilang akan ada pekerjaan di Bali, namun nyatanya dia menyelamatkan Kakam Dila. Apakah Kakak Dila akan kembali dan ia akan diceraikan oleh Ali.

Ia membayangkan hal tersebut tidak kuat. Prilly pun mulai memejamkan matanya kembali saat Flora menengok ke arahnya lalu pergi dari kamar tersebut.

"Kak Ali aku gak mau pisah sama kamu"

Suara isakkan begitu memelikukan Prilly, ia tidak bisa menahan tangisannya. Apa jadi nya nanti Ali meninggalkan dirinya dan bayi ini akan menderita tanpa seseorang ayah.

.
.
.
.

Sudah 2 hari nya Ali pergi untuk bekerja, kata Ali. Namun nyatanya Ali sekarang mungkin tengah berbahagia bersama Dila. Pikiran Prilly memenuhi hal-hal buruk tentang Ali, apalagi saat ini dirinya tengah hamil. Saran Dokter ia tidak perlu banyak pikiran itu bisa mempengaruhi kehamilamnya.

Flora menepuk pelan pundak Prilly, ia tahu adik iparnya ini tengah melamun. Tetapi ia sedang melamunkan apa.

"Kamu kenapa? Kakak lihat dua hari ini kamu sering melamun" ujar Flora sambil duduk disamping Prilly dan menatap wajah Prilly yang tengah menatap kedepan kosong.

Prilly hanya tersenyum singkat. "Aku gapapa kok kak, cuma kepikiran sama kak Ali. Entah kenapa rindu suaranya kak"

Flora tersenyum. "Tenang aja, Ali akan pulang besok- kamu jangan banyak melamun ya" saran Flora sambil memeluk Prilly dari samping.

"Oh iya kakak kenapa belum balik ke Amerika? Emang udah selesai kuliahnya?"

"Belum sih. Tapi kakak lagi pengen nemenin kamu" ucap Flora melepaskan pelukkan tersebut, kemudian ia bangkit dari duduknya menawarkan sesuatu pada Prilly.

"Kamu mau kak buatin susu hamil gak? Biar kuat ponakkan aku"

Prilly menangguk setuju. "Boleh deh, kak"

Flora segera berjalan menuju dapur, membuatkan susu hangat untuk Prilly. Agar wanita itu tidak melamun lagi.

Sedangkan Prilly tengah menggenggam handpone nya, ia melihat nama suaminya tertera disana. Ia sangat merindukan Ali, rasanya ia ingin mendengar suara Ali.

Kemudian ia segera menelfon Ali, rasa rindu nya sangat berat. Mungkin ini keinginan anaknya.

Drtt.. Drtt...

Suara sambungan mulai terdengar disana. Namun ia tak menyangka bukan suara Ali tapi melainkan suara wanita ia yakin dia kakak Dila tengah menangkat panggilannya.

"Haloo.. siapa ya?"

Kenapa wanita itu bertanya seperti itu, apa nama kontak dirinya tidak tertera disana. Raaa sesak memenuhi rongga hatinya, ia tak tahan segera ia mematikan panggilan tersebut

Klik.

Prilly menghempaskan handpone nya disofa, ia berlalu ke kamarnya.

.
.
.
.

Kini gadis cantik berambut pendek itu tengah membawa segelas susu hamil untuk adik iparnya, namun ia saat sampai diruang tv ternyata adik ipar nya tidak ada disana. Lalu kemana dia, ia hanya melihat handpone milik Prilly tergeletak disofa.

Flora kemudian mengambil handpone tersebut, namun dahinya menyerngit bingung. Disana tertera nama Ali dan ada banyak panggilan tak terjawab.

Lalu Flora segera menghubungi adiknya dengan handpone nya, karena handpone Prilly terkunci.

Ali ont_.
Online.
Kenapa Loe? Telfon adik gue.

Tak lama ada balasan dari Ali, tumben sekali cepat. Biasa nya lama sekali.

Prilly ada dimana kak? Kenapa dia gak angkat telfon dari gue?

Flora menangkat bahunya acuh, cuma membaca pesan dari Ali. Ia segera mencari Prilly mungkin saja ada dikamar nya, tak lupa handpone Prilly ia bawa. Mempertanyakan kenapa Prilly meninggalkan handpone  nya di ruang tv.

.
.
.
.

Prilly pov's.

Tadinya aku mood gara-gara mendengar suara perempuan dihandpone suamiku, kenapa harus Kak Ali bersama dengan perempuan. Apa mungkin dia berselingkuh, oh segera aku menghapus tentang buruk kak Ali. Aku tidak ingin berfikir macam-macam, hanya saja aku ingin ketenangan.

Aku menuju kamar dan meninggalkan handpone disofa ruang tamu. Rasa nya ingin rebahan hari ini dan menunggu Kak Flora selesai membuatkan susu hamil untukku.

Clek.

Disini dimana kisahku dan kak Ali terbangun, kamar ini yang sudah membuat aku dan Kak Ali menghasilkan buah cinta kita. Ehmm entah aku tak tahu apakah kakak Ali mencintaiku atau tidak.

Aku menuju ranjang dan merebahkan pelan tubuhku disana, sambil menatap atap rumah yang menurutku cukup indah.

Rasa nya hati ku damai seketika merasakan keheningan, namun aku sangat merindukan kakak Ali. Padahal besok kak Ali pulang, namun menurutku satu hari saja tanpa kak Ali itu terasa hampa dan cukup waktu lama sekali berputar.

Aku pun melirik meja samping ranjang, disana tergeletak pajang foto pernikahanku dengan kak Ali.

Dan aku mulai berfikir, kalau saja kak Dila saat itu tidak kabur apa mungkin sekarang Kak Dila dan Kak Ali tengah berbahagia dan dirinya terluka karena mencintai Ali sendiri.

Apakah ia akan bisa mengandung anak Ali, dan sekarang apa akan bisa berada disisi Ali kalau kak Dila dulu jadi menikah dengan kak Ali. Ya, itu adalah jawabannya.

Karena memang mereka saling mencintai.

"Aku harus bersyukur atau harus bersedih"

Aku mulai memejamkan mataku, rasa kantuk tiba-tiba menyerangku. Kurasa tidur sebentar tak apa, dan kenapa kak Flora lama sekali kesininya jadi aku bosan dan memutuskan untuk tidur sejenak.

.
.
.
.

TBC!.
Assalamualaikum wr.wb semua. Aku kembali dengan part ini. Semoga kalian suka ya, oh iya jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara VOTE dan KOMENTAR. Yukk klik ☆ sebanyak-banyaknya..😊🤗

Minggu, 07-02-2021.❤

Pengantin Pengganti✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang