Bab 3

86 5 0
                                    

Jam istirahat sudah tiba, Zee mengambil makanan yang tadi Deev berikan padanya, ia belum sempat memakannya pagi tadi. Sejujurnya ada sedikit kecurigaan Zee terhadap Deev. Apa maksudnya ini? Dari mana Ibunya Deev tahu tentang dirinya? Apa Deev yang memberitahukannya? Tapi, buat apa, sedangkan Deev sendiri sudah memiliki tunangan.

"Lo bingung ya sama si aneh itu?" tanya Alana. Zee menganggukkan kepalanya.

"Apa ini ada hubungannya sama keluarga lo Zee, selama ini 'kan lo gak tahu apa-apa," tebak Alana yang membuat Zee sedikit berpikir, tak ada salahnya juga dengan apa yang dikatakan Alana, apa lagi ia sempat melihat Ayahnya berkeliaran di sekolah ini tepat saat Deev pertama kali masuk.

"Bisa jadi Al. Kita harus cari tahu. Apa lagi 'kan lo sempet lihat bokap gue."

"Mending lo tanya sama Deev sana."

Zee segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Deev yang sibuk dengan buku bacaannya.

"Deev, gue mau ngomong," ujar Zee. Deev mengalihkan perhatiannya pada Zee yang kini menatapnya dengan tatapan serius.

"Apa?" tanya Deev.

"Apa lo ada hubungan sama bokap gue?" tanya Zee to the point. Deev terkejut dengan pertanyaan Zee tersebut, ini di luar dugaannya.

"Gak jelas banget pertanyaan lo Zee."

"Deev, jujur sama gue." Zee duduk di kursi samping Deev dan menatap kedua bola matanya dengan lekat, ia benar-benar membutuhkan kejujuran atas jawaban Deev.

"Gue gak mau lo sakit hati Zee, gue udah salah ngasih sikap sama lo."

"Deev! Apapun jawaban lo, sekalipun itu nyakitin gue, kejujuran lo akan gue hargai."

"Tapi gak secepat ini Zee."

"Lebih cepat lebih baik."

"Kita ke rooftop."

Zee dan Deevpun meninggalkan kelas dan berjalan menuju rooftop, karena di situlah tempat paling aman untung membicarakan hal yang memang butuh keamanan, apa lagi ini menyangkut keluarga yang seharusnya tak dibicarakan di sekolah.

Sesampainya di rooftop, keduanya duduk di kursi yang tersedia di sana.

"Jadi gimana?" tanya Zee dengan tak sabar.

"Sebenarnya gue belum mau bicara ini Zee, ini terlalu cepat, tapi gue udah salah langkah dan buat lo semakin bertanya-tanya." Terlihat sekali dari kedua bola mata Deev yang memang ragu mengatakannya. Zee tahu ini bukan pernyataan yang mudah untuk diucapkan, ia juga harus siap dengan apa yang akan diucapkam oleh Deev.

"Bokap lo itu, Ayah tiri gue Zee."

Zee bungkam dengan ucapan Deev, jadi Deev itu saudara tirinya? Apa-apaan ini?

"Selama ini Bokap lo berusaha menghindar dari lo Zee."

"Alasannya?"

"Gue belum bisa cerita itu, bukan tugas gue buat ngejelasin ke lo."

"Terus tentang makan malam yang waktu itu lo ajak gue, apa untuk pembahasan ini?"

"Bukan, ada hal lain lagi. Gue bego Zee, gue salah langkah buat deketin lo."

"Iya, lo emang bego."

Bersambung

DeeZeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang