Tidak ada yang berubah walau mereka berdua sekarang terikat dalam satu hubungan. Mark tetap sibuk bekerja di kantor dan Haechan sibuk dengan part time serta hobi-hobinya.
Hubungan seperti mereka jelas tidak diinginkan oleh para remaja diluaran sana yang sedang mabuk asmara. Bertemu sesempatnya dan memberi kabar seadanya. Kalau boleh jujur, Haechan lebih memikirkan bagaimana caranya mendapatkan banyak uang daripada Mark.
Haechan menyerahkan sekotak salad pada Jaemin dan Renjun serta jus alpukat. Jaemin menolak dibuatkan makan siang karena dia ingin makan siang bersama pacarnya saja. Selain itu ada tiga kotak makan lagi dan sebotol jus alpukat.
"Kau buatkan apa pacarmu?"
"Apa saja juga dia tetap makan."
Tiga kotak tersebut untuk Mark. Satu kotak cemilan, satu kotak makan siang, satu kotak untuk buah-buahan sebagai pencuci mulut dan sebotol jus alpukat.
"Ketua tim jadi satu-satunya yang tetap tinggal di ruangan saat makan siang. Apa kalian berniat menghemat demi biaya pernikahan?"
"Jangan bercanda, Jaem. Aku dan Mark masih seumur jagung. Lebih baik kau duluan."
"Nah, lebih baik kalian menikah bersama agar biayanya lebih hemat lagi."
Renjun memberikan usulan yang tidak masuk akal. Selain menghemat biaya pernikahan, dia juga bisa menghemat amplop yang akan diberi.
Mark datang agak terlambat hari ini. Dia masuk dan ikut sarapan bersama yang lain. Rutinitas paginya masih belum berubah yaitu menjemput Jaemin, mengantar Renjun dan tambahan mengantar Haechan juga sekarang. Dia sudah macam supir pribadi.
"Bagaimana tidurmu? Nyenyak? Maaf, kemarin malam aku tidak sempat mengabari karena ketiduran. Tapi aku langsung mengirim pesan saat aku bangun. Sekitar jam dua sepertinya."
"Aku baru buka tadi pagi pesannya. Tidak masalah, aku paham kau sibuk."
Haechan telah selesai sarapan. Dia membawa alat makannya kemudian diletakkan di wastafel. Dia mencari tottebag di laci paling bawah.
"Bawa kembali tottebagku jangan lupa. Kau suka sekali menghilangkannya. Besok-besok ku bungkus dengan plastik dan kertas nasi saja kalau begitu."
Haechan mengomel sambil memasukkan satu persatu kotak makan untuk Mark ke dalam tottebag. Ini tottebag yang kelima setelah empat tottebagnya kemarin lupa dibawa pulang oleh Mark.
"Iya, sayang. Besok aku belikan selusin agar kau tak pusing memikirkan tottebag."
Renjun dan Jaemin langsung mendadak mual saat mendengar kata sayang terlontar begitu saja dari seorang Mark Lee.
"Jangan lupa makan. Harus habis. Kau ketuanya jadi buatlah aturan yang membolehkan untuk makan saat jam kerja."
"Nanti akan aku buat."
"Sekarang, hari ini."
"Iya, iya."
Terlihat seperti Mark hanya kaki tangan saja sedangkan ketua sesungguhnya adalah Haechan.
Jaemin dan Renjun sudah selesai sarapan. Begitupula dengan Mark. Piring kotor dibiarkan menumpuk di wastafel.
"Mau kupanggilkan tukang bersih-bersih?" tawar Mark pada sang pujaan hati.
"Beri aku uang karena aku yang akan bersih-bersih nanti."
Haechan berkata sambil menutup pintu rumah. Memang benar selain menjadi koki rumah, Haechan juga merangkap sebagai tukang bersih-bersih rumah. Renjun pulang sore, Jaemin pulang malam sedangkan dia bisa pulang saat makan siang nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta Go ; Markhyuck
Short StoryHaechan bukannya menolak akan keberadaan Mark. Hanya saja setiap pertemuan mereka terlalu memalukan bagi Haechan. Mark Lee x Lee Haechan © Stuturu