New Journey

6.2K 996 146
                                    

Memikirkan besok hari minggu, Mark benar-benar dibuat terjaga semalaman. Hari sabtunya dia gunakan untuk berkunjung ke rumah sang kakak. Menengok keponakan lucunya yang selalu mengocehkan frozen dan kata rindu di telepon.

Mark baru kembali ke rumah hampir tengah malam setelah keponakannya tidur. Dia kaget karena kondisi rumahnya yang berantakan. Baru ingat jika seminggu ini kerjaannya menumpuk dan tak ada waktu untuk beres-beres.

"Sepertinya aku harus membereskan kekacauan ini semua sebelum tidur."

Mark membereskannya satu persatu. Mulai dari ruang tengah hingga ke dapur. Kamarnya jadi bagian terakhir karena Haechan tak mungkin dia bawa ke kamar besok. Kamar bukanlah prioritas sekarang.

Mark baru selesai dini hari. Dia lanjutkan dengan mandi sebelum merebahkan diri ke kasur empuknya. Dia tidak langsung tidur walau tubuhnya serasa remuk semua. Pikirannya melayang jauh tentang apa yang akan terjadi hari esok.

"Besok Haechan akan datang dari pagi hari. Membuat sarapan, makan siang dan makan malam. Apa dia akan seharian di rumahku atau datang saat jam makan saja?"

"Kalau seharian di rumah, aku harus menyiapkan sesuatu agar dia tidak mati kebosanan."

Mark mengambil ponselnya diatas nakas kemudian langsung berselancar di situs pencarian paling populer. Dia mengetikkan beberapa kata sebegai keywoard pencarian.

"Menonton film, bermain games, memasak, bercocok tanam, dan tidur."

Mark menuliskannya di buku catatan yang tersimpan di laci nakas. Dia memandangi list yang telah rapih tertulis. Otaknya sekarang sedang memproses keuntungan serta kerugian dari kegiatan tersebut.

"Menonton film? Diterima. Nanti aku akan carikan film yang bagus semua genre. Apa aku perlu beli home theater juga ya? Mana sempat."

"Bermain games? Diterima. Aku akan mengecek seperangkat PS ku karena sudah lama tidak digunakan."

"Memasak? Ya, dia yang akan melakukannya. Aku akan menjauh karena pasti merepotkan sekali nantinya."

"Bercocok tanam? Tidak. Aku mana bisa bercocok tanam. Ini jelas ditolak."

"Tidur? Menghabiskan sepanjang waktu untuk tidur? Sia-sia sekali."

Mark masih menyusun to do list untuk esok hari bersama Haechan. Semuanya dirancang dengan mantap bahkan diberi durasi agar berjalan sempurna. Tanpa sadar hari sudah hampir pagi dan Mark ketiduran.

Esoknya Mark bangun karena kaget. Bukan alarm yang mengagetkan. Dia bahkan tak sempat memasang alarm tadi malam. Dia kaget karena tiba-tiba teringat janjinya dan Haechan.

"Jam sebelas?! Ya tuhan bagaimana ini?!"

Mark panik dan langsung turun dari ranjangnya. Dia mengecek ponselnya dengan terburu-buru. Sial baterainya habis total karena lupa di charge. Mau tak mau dia harus memakainya dalam keadaan ponsel yang tercolok dengan kabel charger.

"Dia belum menelpon? Chat juga belum. Berati belum datang kan? Apa karena mati jadi tak masuk?"

Mark membiarkan ponselnya di charge lebih dulu. Dia berlari ke ruang kerjanya kemudian menyalakan laptop. Diceknya rekaman cctv halaman depan rumah. Tak ada tanda-tanda kedatangan Haechan juga.

"Jangan-jangan dia kesasar? Tapi dia kan bisa baca maps."

Mark memakai sandalnya dan berjalan keluar rumah. Dia menghampiri satpam komplek untuk menanyakan keberadaan Haechan yang kemungkinan kesasar. Sayangnya satpam komplek pun tidak tahu menahu.

"Apa dia sungguhan belum datang? Dia janji membuatkanku sarapan juga kemarin."

Mark masuk kembali ke dalam rumah dengan lesu. Dia memikirkan Haechan dan segala kemungkinan buruk yang terjadi. Mungkin Haechan lupa lalu pergi dengan yang lain karena Mark bukanlah prioritas.

Gotta Go ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang