"Tiba-tiba aku kepikiran ingin membuka toko kue."
"Buang saja otakmu agar tidak berpikiran yang diluar nalar."
"Itu bukan diluar nalar, Huang Renjun! Awas saja kalau aku bisa punya toko kue!"
Suatu pagi yang indah di hari minggu. Tidak ada yang punya jadwal apapun di hari minggu. Renjun dan Jaemin libur. Kelas memasak Haechan juga libur namun dia harus berangkat ke cafe siang hari nanti.
"Begini ya Lee Haechan, kau pikir membuka toko kue itu murah?"
Renjun mati-matian untuk tidak menyemprot Haechan saat itu juga. Dia sedang asik memakan serealnya di ruang tamu sambil ditemani kartun pagi. Untung dia tidak sampai tersedak saat temannya itu berkata demikian.
"Aku akan berhutang pada bank. Atau aku bobol saja banknya?"
"Mau kusiram?"
Haechan menutupi dirinya dengan bantal sofa kala Renjun sudah bersiap ingin menyiramnya dengan semangkuk sereal.
"Kalau begitu aku ingin bekerja di toko kue saja. Nanti gajinya kutabung untuk menbangun toko sendiri."
"Kau bukannya kemarin bekerja di toko kue?"
"Iya tapi sudah resign. Lebih enak dirumah ternyata."
"Wah memang jiwamu itu pengangguran sejati sekali."
"Jaemin mana?"
"Masih tidur mungkin. Dia baru pulang larut malam sekali kemarin."
Haechan menanggapinya hanya dengan anggukan. Dia berjalan menuju kulkas. Melihat Renjun yang memakan sereal dengan susu, dia jadi ingin meminum susu.
"Kalau kau mencari susu, sudah habis sejak dua hari yang lalu. Sana pergi ke minimarket."
Haechan dengan langkah lesu keluar rumah untuk membeli susu. Sebelumnya dia masuk ke kamar dulu untuk mengambil beberapa lembar uang.
Jarak minimarket dari rumah hanya sekitar dua puluh menit jika jalan kaki. Mau lebih cepat ya naik sepeda. Tapi karena ini masih pagi, Haechan memilih jalan saja. Dengan kaus hijau kecokelatan yang lecek dipadu dengan training hijau stabilo yang digulung sebelah saja dan sandal rumahan yang berwarna hijau pula, Haechan dengan senyum merekah berjalan menuju minimarket.
Sampai minimarket, Haechan berpindah haluan dan malah membeli es krim. Masih pagi padahal tapi dia tiba-tiba ingin makan es krim. Tetap dong susunya juga dibeli atau nanti dia mati diamuk Huang Renjun.
Haechan berjalan pulang dengan tangan kiri memegang ponsel dan tangan kanan memegang es krim. Dia sedang bertukar pesan dengan Hina, menanyakan lowongan part time di toko kue. Dulu senior Hina ada yang terlalu addict dengan kue jadi temannya itu punya banyak kenalan dengan toko kue disekitar kantor dulu.
Fokus Haechan teralihkan saat ada suara mobil yang berjalan mendekat. Matanya membola saat mendapati mobil Mark yang baru saja berbelok ditikungan dan berhenti tepat di depan rumahnya.
"Ini masih terlalu pagi. Dia itu paham adab dalam bertamu tidak sih?"
Haechan mendumal sebal. Kebiasaan sekali Mark Lee itu suka datang tiba-tiba disaat dia sedang seperti gembel yang menyedihkan. Karena Mark pasti ada di pintu depan maka Haechan memilih masuk lewat pintu belakang yang langsung tembus ke arah dapur.
Haechan tetap tak berani masuk. Dia memperhatikan Mark yang mengobrol dengan Renjun di sofa. Tak lama, keluarlah Jaemin dengan wajah khas baru bangun tidurnya lalu mengomel tak jelas dengan suara yang serak.
"Berisik, Na Jaemin. Sudah sana kalian pergi."
"Aku belum mandi, Jun."
"Salah siapa punya janji di hari minggu malah asik tidur? Sudah tidak usah mandi. Kau mau membuat pacarmu menunggu?"
"Iya-iya, aku cuci muka dulu kalau begitu."
Haechan langsung menutup pintu belakang saat Jaemin berjalan kearah kamar mandi. Dapur dan kamar mandi itu bersebelahan. Dia baru berani menyembulkan kepalanya kala Jaemin telah menuju kamarnya kembali.
"Selamat bersenang-senang!"
Renjun berucap dengan riang sambil mengantarkan Mark dan Jaemin keluar dari rumah.
"Lee Haechan, aku tau kau sudah berada dirumah sejak tadi dan mengintip dari pintu belakang."
Renjun berucap dengan tenang sambil kembali duduk di sofa dan melanjutkan makan serealnya. Ini ronde kedua omong-omong.
"Yang dicari Mark-ssi itu Jaemin bukan kau. Kenapa malah sembunyi? Kau sendiri yang bilang kalau mereka pacaran."
"Aku baru sampai, ya! Jangan mengada-ngada!"
Haechan menaruh plastik berisi susu yang dibelinya diatas meja makan kemudian langsung masuk ke dalam kamar. Pintu dia banting sekeras mungkin hingga Renjun terkejut dan hampir mengamuk lagi. Namun sekarang Renjun malah tertawa melihat tingkah konyol temannya.
"Jangan cemburu, Chan. Kau tak boleh menyukai pacar temanmu sendiri."
"Berisik, Huang Renjun!"
Salahkan semuanya pada Huang Renjun. Jelas-jelas orang yang dicari pertama kali saat Mark tiba itu Haechan. Padahal tugas Mark datang ke rumahnya pagi-pagi sekali untuk menjemput Jaemin karena pacar Jaemin ingin membuat surprise yang entahlah apa untuk merayakan hari jadi mereka yang ke satu tahun.
Sedangkan Haechan di dalam kamar uringan-uringan tidak jelas. Memikirkan betapa baiknya Mark padanya. Semua kata-kata manis Mark serta tingkah lakunya yang mampu membuatnya tersenyum sendiri saat memikirkannya kembali sebelum tidur.
"Kalau dia benar-benar pacar Jaemin mengapa begitu baik padaku? Apa karena aku temannya Jaemin? Tapi kan..."
Serius Huang Renjun harus bertanggung jawab dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta Go ; Markhyuck
Kısa HikayeHaechan bukannya menolak akan keberadaan Mark. Hanya saja setiap pertemuan mereka terlalu memalukan bagi Haechan. Mark Lee x Lee Haechan © Stuturu