"yaampun Embun, apa kamu tidak lelah? Terus saja keluar masuk ruang BK?" tanya Bu Widya.
"Oh tentu tidak Bu. Embun kira ibu bakal kangen sama Embun hha" ucapnya terkekeh.
"Kamu ini!" ucap Bu Widya terlihat kesal.
"Kamu juga Rembulan kenapa kamu berdebat, dan membuat keributan? Kamu anak baik Rembulan tidak pantas diruang BK. Kamu Embun tidak bisa seperti Rembulan? Dia sangat baik" ucap Bu Widya.
"Saudara kandung yang dilahirkan dalam rahim yang sama pun memiliki sikap dan karakter yang bertolak belakang. Apalagi saya dan dia yang sama sekali tidak memilki hubuangan sedarah, jadi bagaimana saya bisa sama baik seperti dia yang ibu katakan" ucap Embun membuka suara.
"Apa ibu tidak mengerti arti dari sebuah perbedaan? Apa ibu kurang paham soal itu? Mau saya jelaskan?" tanya Embun.
"Kamu ini! Tidak sopan sekali! Apa kamu tidak bisa menghargai saya sebagai guru disini?!" ucap bu Widya yang sudah mulai kesal dengan kelakuan Embun.
"Ow...ibu pernah mendengar kata seseorang akan dihargai jika dia bisa menghargai manusia yang lain?. Dan ibu tidak bisa menghargai saya, jadi untuk apa saya menghargai ibu? Perbuatan kita itu timbal balik sama apa yang kita buat Bu." ucap Embun.
"Ibu tidak bisa menyamakan seseorang. Atau ingin saya berperilaku seperti Rembulan, dia adalah dia, dan saya akan tetap menjadi saya" ujar Embun lagi.
"Tapi bertindak keterlaluan Embun!" ucap Bu Widya membentak Embun.
"Kata ibu Rembulan baik? Kita lihat nanti setelah dia keluar dari ruangan BK, apa masih ada yang mengatakan dia baik?" ucap Embun menoleh menatap Rembulan yang ketakutan.
"Saya akan hukum kamu Embun! Kamu sudah sangat keterlaluan!" ucap Bu Widya yang sudah tampak marah.
"Silahkan, saya sangat bersedia. Ibu mau skor sayapun saya terima dengan senang hati, kita lihat ketidak adilan sekolah ini sampai mana" ucap Embun dengan senyum smirknya.
"Jelas bahkan sangat jelas bahwa yang salah dia, tapi karna saya adalah pembuat onar ya sudah pasti saya yang dihukum" ucap Embun.
"Kamu keterlaluan!" ucap Bu Widya.
"Apa seorang guru sopan menghukum muridnya tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Embun, yang membuat Bu Widya terdiam.
"Saya tidak sengaja menabrak Rembulan, saya sudah minta maaf tapi dia malah mengatakan saya minta maaf tidak sopan? Seseorang mempunyai caranya masing-masing bukan?" tanya Embun.
"Kenapa lo diem? Bisu? Tadi aja bentak-bentak gue. Sekarang dihadapan Bu Widya diem aja, Lo tuh bukan baik! Tapi so baik!" ucap Embun yang membuat air mata Rembulan turun.
"Sudah sudah! Saya tidak akan menghukum kamu Embun. Dan kamu Rembulan minta maaf ke Embun, kamu memang salah disini" ucap Bu Widya, yang membuat Embun tersenyum menang.
"Mbun, gue minta maaf. Gue gak bakal ngulangin itu lagi, maafin gue hikss.." ucapnya terisak.
"Gue yakin si kalo Lo gak dimasukin ke ruang BK lo pasti gak bakal minta maaf sampe nangis kayak gini hhha. Caper!" ucap Embun, yang membuat Rembulan semakin terisak.
"Tapi gue hargai permintaan maaf lo. Dan untuk ibu terimakasih saya pamit permisi" ucap Embun dan segera berlalu.
TBC.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman
🧡Gimana sama cerita baru aku?
Moga suka hihi.Vote+komen
Luka_10
KAMU SEDANG MEMBACA
Embun (Telah Terbit)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA SANGAT MENERIMA KRITIKAN DENGAN SENANG HATI. Kata siapa pemeran utama selalu lemah, disakiti dan diremehkan? Teori itu ditepis jauh di cerita Embun. Banyak yang mengatakan Embun Claudia Pranciska adalah wanita jahat, pembully...