Kerapuhan

1.3K 207 6
                                    

Lo cuma sayang sama gue sebagai teman, dan bodohnya gue menyayangi lo, lebih dari seorang teman

-Argan Darmawangsa

Jam menunjukan pukul 8.30 SMA ANGKASA baru selesai melaksanakan upara bendera. Kelas 12 IPA 2, sedang jam kosong sampai istirahat nanti.

"Sudut bibir lo kenapa Mbun?" tanya Cantika, yang terlihat khawatir. Embun sama sekali tidak menjawab ucapan Cantika, dia hanya menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Saat Cantika ingin menyentuh sudut bibir lukanya, Embun segera menepisnya dan segera keluar.

Saat Cantika ingin mengejar, dicegah oleh Argan.

"Biar gue aja" ujar Argan dan segera menyusul, Embun.

Cantika hanya mengangguk, dia sangat khawatir sekarang dengan keadaan Embun. Ada apa? Dia kenapa?

"Eh babang Elang kemana?" tanya Sandra, yang membuat Cantika sedikit kaget.

"Dia lagi sakit," ujar Baskara.

"Aduh babang, gantengku cakit" ujar Monica dramatis.

"Ahh, kacian"

"Jenguk yuk gaes?"

"Ayo ihh, kasian"

"Aduh badan aing panas ni" ucap Udin, tiba-tiba.

"Mati aja lo!" ujar semua wanita dikelasnya, membuat Udin tecegang.

"Bagus lah, kalo dingin biasanya mayat" ucap Fano, disertai nyengir kuda khasnya.

"Ih! Congormu!" ujar Udin, membuat seisi kelas tertawa.

"Din, udah gue bilang itu hanya berlaku untuk manusia tampan. Lo yang hanya butiran tai, bisa apa?" ujar Dito, membuat seisi kelas tertawa.

"Ternyata bener lo disini" ucap Argan, membuat Embun sedikit terlonjak.

"Ngapain?" tanya Embun ketus.

"Lo kenapa?" tanya Argan.

"Gppa" jawab Embun.

"Lo tau gak sih? Gapapa itu bukan jawaban?!" Kesal Argan.

"Sudut bibir lo kenapa?" tanya Argan lagi.

"Bukan urusan lo! Mau ngapain si?! Sana ah jauh-jauh" usir Embun.

"Gue gak tau apa yang lo rasain, tapi yang gue tau Embun gak selemah ini. Kalo lo emang bener-bener lelah sama semuanya, lo istirahat. Jangan terus paksa diri lo buat kuat, itu hati bukan baja" ujar Argan, membuat Embun terdiam.

"Gue gapapa, gue baik-baik aja" ucap Embun yang sudah terdengar gemetar.

"Luka disudut bibir lo, jawaban bahwa lo gak baik-baik aja" ucap Argan.

"Gue capek Gan, semesta terus mempermainkan kehidupan gue hiks.." hancur sudah pertahanan Embun untuk menahan air matanya.

Argan segera memeluk Embun, dan membiarkan Embun menangis dalam dekapannya.

"KENAPA?! KENAPA GUE LEMAH BANGET SOAL INI?! GUE CAPEK, TUHAN CAPEK!" teriak pilu Embun, membuat Argan sedikit sakit.

Siapa yang tidak sakit? Melihat orang yang kalian cintai sekacau ini?

"Lo gak sendiri, ada gue disini. Kalo lo butuh gue, gue bakal selalu ada buat lo kapanpun itu" ucap Argan, mengusap kepala Embun dengan lembut.

Setelah beberapa lama menangis dalam dekapan Argan, Embun melepaskan pelukannya saat sudah merasa tenang.

"Makasih, ini sangat berguna buat gue" ucap Embun, yang mengusap bekas air matanya.

"Gapapa, lo gak bisa terus nuntut hati lo buat kuat! Lo juga manusia bisa ngerasain lelah" ujar Argan dengan senyum tipisnya.

"Makasih Gan, gue sayang banget sama lo sebagai teman" ucap Embun yang kembali memeluk Argan.

"Lo cuma sayang sama gue sebagai teman, dan bodohnya gue menyayangi lo, lebih dari seorang teman" ucap Argan dalam hatinya.

Embun segera melepas pelukannya, dan tersenyum tipis pada Argan.

"Gue pengen rasain, gimana rasanya dipeluk ayah, disayang sama bunda" ucap Embun, membuat Argan menoleh dan menatapnya.

"Gimana Gan rasanya?" tanya Embun, yang menatap Argan.

"Nyaman, gak bakal pernah Lo dapatkan dari orang lain. Papah buat gue adalah dunia, dan mamah adalah kehidupan. Gue gak bisa bayangin kalo salah satu diantara mereka pergi" ucap Argan, yang menatap kedepan.

"Gue kapan ya Gan rasaan itu" tanya Embun, yang mulai menatap Argan lagi.

"Lo pasti rasain semuanya, semua hanya butuh waktu Mbun" jawab Argan, yang mencoba menenangkan, dan menatap Embu lagi.

"Gue nunggu waktu itu,"

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10

Vote and komen hihi.

Embun (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang