Hilangnya Clara

1.1K 182 12
                                    

Embun, Argan, Fano, Udin dan Cantika sedang berada dikantik. Mereka memakan makanan mereka dengan tenang.

"Eh tau gak?" ucap Udin membuka suaranya.

"Ngga" ucap Embun dkk. Dengan serempak.

"Anjir! Aing belum ngomong!" ucap Udin kesal.

"Yaudah apa?" tanya Cantika.

"Si Clara udah, satu Minggu ini gak masuk sekolah. Guru-guru juga udah datengin rumahnya dan ternyata gak ada, orang tuanya udah nyari kemana-mana tapi belum ketemu sampe sekarang" ujar Udin, membuat Embun berhenti dengan mie ayamnya, dan menatap Udin.

"Apa ada urusannya kehilangan Clara, dengan pembullyan kemarin?" tanya Fano, membuat mereka menatap Embun.

"Kenapa? Emang gue yang buat dia bully abis-abisan disekolah, karena dia pantas untuk itu!" ujar Embun tegas.

"Sekalipun dia ditelan bully, gak ada urusannya sama kita. Sekolah bakal tetep jalan" ujar Embun, membuat Cantika, Udin Argan Dan Fano saling tatap.

"Iyasi, tapi mau sampai kapan lo buat semua orang bully dia. Dia tertekan Mbun" ucap Argan membuka suaranya.

"Sampe dia mati," ucap Embun dengan senyum miringnya, lalu berlalu meninggalkan kantin.

"Anjir, ngeri aing" ujar Udin.

"Gue sebenernya gak mempermasalahkan ini, dan gue juga udah maafin Clara. Tapi kalian tau kan? Embun orangnya gimana" ucap lesu Cantika.

"Iya aing paham Can," ujar Udin.

Embun sedang berada di taman belakang, sebenarnya ia memikirkan kemana hilangnya Clara?

"Ngapain disini" tanya seseorang membuat Embun sedikit terlonjak kaget.

"Ih! Kaget anjing!" umpat Embun, dan melayangkan pukulan ditangan kekar Elang.

"Gue tanya! Ngapain disini!" tanya tegas Elang, dengan muka datarnya.

"Ngadem, sepi, sunyi tenang" jawab Embun, dengan memejamkan matanya.

"Makan belum?" tanya Elang.

"Udah, tadi dikantin" jawab Embun.

"Makan apa?"

"Mie ayam, mang Tarno"

"Abis?" tanya Elang.

"Engga, soal-"

Belum sempat Embun melanjutkan ucapannya, Elang sudah memasukan roti kedalam mulut Embun.

"Makan! Nanti sakit!" ujar Elang, lalu meninggalkan Embun sendiri.

Embun menguyah roti coklat, yang diberikan Elang.

"Ngapasi tu anak? Kesambet apa ya?" tanya Embun pada dirinya.

Tidak lama senyum terukir dari mulutnya.

"Ah ngapain gue senyum-senyum! Gila masa gue suka sama kulkas berjalan si!" gumamnya, lalu segera pergi.

Embun sedang berada di loker tempatnya, dia masih berpikir kemana hilangnya Clara? Dia menaikan tangganya dan memenggang dahinya seolah sedang berpikir keras.

"DOR!" teriak Udin membuat Embun terlonjak.

"Goblok! Udin! Aing kaget! Kalo jantungan gimana hah?!" umpat Embun.

"Haha, lucu kagetnya kayak kucing lagi lahiran" ucapnya terbahak-bahak.

"Gak nyambung lo" ucap Embun ketus.

"Lo, lagi mikirin Clara ya?" tanya Udin, dan membukan lokernya untuk mengambil sesuatu.

"Dih! Ngapain gue mikirin cewek gatel" jawab Embun, sinis.

"Dih pura-pura lo! Padahal diotaknya lagi mikir keras, duh kemananya Clara" ucap Udin menye-menye. Dan membuat Embun hilang kesabaran, dan memukul lengan Udin dengan keras.

"Gak jelas jadi kuman!" ucap Embun dan segera berlalu meninggalkan Udin yang kesakitan.

"Kuman? WOI AING MANUSIA EMBUN!" teriak Udin, dan mengejar Embun karena tak terima. Cowok ganteng gini disebut kuman?

Embun sudah sampai dikelas, Udin terus saja mendesak dan memaksanya untuk mengaku bahwa Udin adalah manusia.

"Ayolah! Lo ngomong gue manusia!" desak Udin.

"Sekali lagi lo buka suara, gue pastiin nanti sore Lo mati!" ancam Embun, yang membuat Udin segera duduk di bangkunya.

Cantika hanya terkekeh, melihat kelakuan Udin.

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Maaf ya kalo part-nya  makin gaje hihi.

Komen dan vote ya.

Potret Embun, saat memikirkan keberadaan Clara, lucu ya hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Potret Embun, saat memikirkan keberadaan Clara, lucu ya hihi

Author diabetes liatnya😭

Luka_10

Embun (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang